Halaman

Sabtu, 29 Desember 2012

Night Circus by: Erin Morgenstern

"The circus arrives without warning."

Begitu mantra ajaib pertama ketika kita mulai menikmati karya Erin ini. Mantra yang juga menghubungkan benang-benang merah dalam seluruh kisah dan menutup buku yang luar biasa ini.

Beberapa kritikus bilang buku ini setara dengan Harry Potter nya Rowling, saya malah merasa buku ini jauh lebih dalam, indah, dan kaya dari segi kata dan makna. Namun memang tidak mengalir selancar kisah si penyihir cilik di sekolah ajaibnya.

Jika menilik latar belakang si penulis yang seorang seniman kiranya keajaiban yang diciptakan oleh rangkaian kata yang ditulisnya menjadi sedikit dapat dipahami. Tapi membedah pribadi seorang penulis untuk memahami karyanya tentu kesalahan yang bodoh karena kerap mengkerdilkan imajinasi pembaca sendiri. Jadi kita tidak akan membahasnya di sini. Biarlah metode seperti itu diajarkan di ruang-ruang kelas saja.

Kembali ke rangkaian kata-kata itu sendiri, narasinya sangat indah. Sirkus dan fashion merupakan hal yang dielaborasi dengan baik, kedati menurut saya urusan gaun menghabis-habiskan halaman dan kadang membuat jenuh, mungkin hanya karena saya tidak terlalu peduli pada bagian itu :)

Para tokoh terasa benar-benar hidup. erin menjalin benang mistis yang hebat pada setiap karakter dengan sirkus. Chadres sang inisiator, cinta segitiga antara mr. Barris dan kembar Tara-Laine, para pengajar yang semakin kabur eksiatensinya, sang pewaris, survivor, dan satu cinta segitiga lagi pada tokoh utama: celia-marco-isobel, sang pembuat jam, para reveur, semua saling terkoneksi dengan kadar dan kedekatan yang berbeda-beda dengan sirkus itu.

Sirkus itu sendiri dikisahkan dengan baik, kita seakan melihat sirkus itu semakin bertumbuh dalam tiap bagian cerita, menjadi jalingan yang samakin rumit setiap saatnya. Setiap membahas sirkus seolah-olah tenda-tenda hitam putih, kembang api, bau karamel adalah sesuatu yang dekat.

Ah, tulisan ini lebih panjang dari yang saya maksudkan. Singkatnya saya rasa para juri Alex Award tidak salah memilih buku ini sebagai jawara :)

Tokoh favorit saya? Semua :)

Kalau harus memilih?
Si kembar Murray. mereka yang mampu membaca masa lalu dan melihat pertanda pada langit adalah dia yang harus kau kagumi :) terlebih bakat widget untuk menyimpan kenangan dalam botol wewangian, imajinasi yang luar biasa bukan ;)

Jumat, 28 Desember 2012

Apa yang menarik?

Bagimu apa yang menarik dari matematika?

Bagiku karena dengannya kita bisa membayangkan ruang imajiner berdimensi berapapun hanya dengan sebaris persamaan.

Bagimu apa yang menarik dari sekolah?

Bagiku karena dia memuaskan dahaga

Bagimu apa yang menyenangkan dari senja?

Bagiku karena dia adalah "antara" di waktu sibuk dan tetirah. Saatnya memeluk kekasih dan kembali ke rumah serta pertanda bagi yang cemerlang, kelak ia pun akan terbenam.

Apakah kamu masih melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak lagi menarik hatimu?

Sebaiknya, jangan :)

Sabtu, 22 Desember 2012

The Ring of Solomon by jonathan Stroud

Sekali lagi, satu buku tentang al-jinny, Bartimaeus dari uruk si pemegang tombak gilgamesh.

Stroud menghadirkan kisah tetang solomon yang kisahnya termuat hampir disemua kitab suci. Imaginasi yang luar biasa berpadu dengan kisah-kisah klasik yang sering kita dengar. Ini hal baru yang tidak hadir di ke-tiga buku sebelumnya yang memang mengambil setting Kontemporer.

Solomon, Balqis, dan balatentara jin yang menerbangkan permadani solomon menjadi karakter pendukung yang luar biasa dalam petualangan sang Jin dan Asmira si pembunuh.

Karakter lain dari Solomon yang dimunculkan Stroud memberikan nya kesan lebih manusiawi ketimbang Solomon yang kita dengar kisah-kisah hebat nya.

Pekerjaan Stroud seperti sebelumnya, luar biasa. Penanya terasa sangat tajam di buku ini :)

Kamis, 20 Desember 2012

Ulang tahun

Suara ceramah dari mimbar sayup-sayup, tidak menyentuh hati sama sekali. Ini hari ulang tahun 28 sudah. Hidup indah, dengan segala keterbatasan dan keleluasaan. Intropeksi diri mengalir bersama waktu menyerahkan tugas dan membayar denda perpustakaan yang terlambat 16 hari mengembalikan buku. Kata-kata kian terasa bias, retorika tidak lagi menarik. Medan nyata belum ditemukan, hasrat masih menyala. Ego pada diri sendiri berganti ke jiwa baru yang segera memiliki nyawa. Lilin usai ditiup bersama doa pada yang kuasa dipanjatkan.

Pada siapa kita berpasrah?
Jalan-jalan bercabang di depan kita. Tidak ada putaran mundur pada waktu. Aku akan menggandeng tanganmu maju, bersama menentukan setiap persimpangan yang akan kita tempuh. Pernikahan tidak selesai di pelaminan, dia diikuti tanggung jawab yang memeluknya hampir setara pelukan maut bagi jiwa yang setia.

Pikiranku masih menjelajah, matematika dan capucinno terasa sama, pahitnya seperti nikotin. Dan inilah dia azan berkumandang. Rukuk ku yang patah kepadamu aku titipkan, salam untuk Dia yang duduk di singgasana langit yang mulia, puji syukur atas semua nafas dan hari hingga kini.

Senin, 19 November 2012

Hujan di kampus ganesa

Titik-titik seperti anugerah dari surga
Mampir di sore hari
Menghambat langkah pulang ke pelukan kekasih
Memberikan sedikit waktu untuk terasing sendiri
Mentafakuri hidup
Mensyukuri mimpi dan semua yang telah dijalani
Hati berkelana entah kemana
Merasa kecil dilingkung oleh gunung di sekeliling bekas danau purba
Ini juga perasaaan yang purba
Bahagia pada angan ecto, meso, dan endo
Lalu nikmat mana yang kamu dustai wahai palupi?
Lalu belum jugakah pencerahan itu merasuki jiwamu yang lelah mencari?
Di sinilah kamu, terasing dalam sepi yang sendiri, bahagia dalam damai yang sepi.
Ditemani hujan, double helix kampus ganesa menjadi romantis lagi. Kenangan tentang pertemuan-pertemuan dan janji menunggu dia selesai untuk kau hantarkan pulang.
Dia yang sekarang menunggu bersama kombinasi 23 pasang kromosom baru.
Lalu nikmat tuhan yang manakah yang kamu dustai wahai palupi?

Fa biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdziban??

Sabtu, 17 November 2012

Anugerah

Iya, saya juga hanya seorang laki-laki yang hanya punya satu hati, karenanya perjuangan harus diteruskan melintasi generasi.

Rasanya aneh ; senang, takut. Tapi bukankah begitu setiap kali kita berpindah fase.

Aku tidak bisa bilang bahwa kami benar-benar siap. Tapi apapun yang terjadi, terimakasih untuk setiap anugerah, Menerima-merawat-dan menjaga adalah hal terbaik yang kami bisa.

Mari sayang, kita menari bersama hujan, bergenggaman tangan, kehidupan baru akan datang :)

Minggu, 04 November 2012

Suara-suara

Tugas kuliah masih belum selesai, seperti biasa aku mengerjakannya di akhir batas pengumpulan. Aku keluar ke beranda, menyalakan rokok, memandang gelap yang ikut terhisap keparu-paru bersama nikotin. Biasanya, saat begini, dalam keheningan dini hari sembari berkejar-kejaran dengan waktu, suara itu akan datang. Suara yang memanggil dan berbicara di belakang sisi gelap kita.

Dulu suara itu kerap berkata; ayo mari selesaikan, aku tahu kamu mampu!

Dulu, dengan kondisi yang sama ketika pagi tiba, tugas mu selesai, kamu berpuas diri dan memandang hasilnya dengan bangga. Ah, saya mampu :) dan saatnya kamu sekarang seharusnya  mengumpulkan tugas kuliahmu, suara itu akan kembali datang. Dia menyeruak dari gelas kopi hitam yang kamu minum, "Buat apa?" bentaknya, "toh, ternyata kamu mampu, nilai itu pembuktian untuk siapa? kamu tidak perlu membuktikan apa-apa!" lalu seperti bujukan yang menghasut gilgamesh raja Uruk memerangi dan memenangkan kota-kota Sumeria, suara itu membawaku ke lelap dengan lengan lelah dan tidur yang belum sebagai bagian dari pesta perayaan kemenangannya. "tidurlah, Nilai itu hanya pajangan huruf dan rangkaian angka di atas ijazah."

------------------

Tapi malam ini dia tidak datang. Sebatang rokok tandas, aku kembali menghadapi layar komputer, dan akhirnya tugas itu selesai. Kembali ke balik selimut, memeluk kekasih yang sudah lelap sebelum bintang-bintang naik, berusaha tidak membangunkannya dan gagal. Dia terbangun, tersenyum, menyuruhku tidur dan membangunkanku ketika sudah waktunya berangkat mengumpulkan tugas yang semalaman suntuk aku kerjakan. Aku bangun, sedikit wajah kesal karena aku sulit dibangunkan menjadi sarapan tambahan yang nikmat bersama kentang dan telur di atas meja :)

Ah, aku tahu kemana suara-suara itu pergi... mereka sudah kabur, kembali kesarangnya di dunia gelap hades, TAKUT; baik pada senyum cerah maupun muka marah kekasihku ini :)

aku tersenyum, bangun sepenuhnya, berangkat ke kampus, mengumpulkan tugas, dan percayalah kendati sambil menulis ini, aku tengah serius mendengarkan kuliah volcanic pagi ini :p tidak untuk membuktikan pada siapa-siapa, hanya agar wajah kesalnya dan sarapan di meja tidak sia-sia :p

---------------------
Apa penyakit rajin mengerjakan dan malas mengumpulkan itu benar-benar sudah sembuh???

entahlah... semoga saja Cerberus menjaga rapat-rapat batas dunia hingga suara-suara itu tidak kembali :p

Minggu, 07 Oktober 2012

A Book of Five Rings (Go Rin No Sho) by: Miyamoto Musashi translated by : victor harris

Di tulis dalam pertapaan di ujung hidupnya tahun 1645. Karya klasik pendekar pedang ini bagi saya adalah ajaran yang melampaui zamannya. Buku pertama : Ground seolah merangkum kebijaksanaan zen dan confusiusme secara sederhana, nilai-nilai umum yang rasanya berlaku sepanjang masa.

Buku kedua : water, memberikan penjelasan tentang teknik bermain pedang yang diformulasikan oleh musashi sendiri.

Buku ke tiga : fire, mengingatkan untuk selalu memperhatikan kondisi dan posisi dalam setiap duel atau perang

Buku ke empat: wind, menegaskan pandangan musashi bahwa akan sulit mengenali diri sendiri tanpa mengenali yang lain. Bagian ini adalah penjelasan mengenai teknik berpedang aliran-aliran pedang lain pada masa itu

Dan buku ke-lima : void, adalah favorit saya. Musashi akhirnya memahami nothingness atau nihilisme, dan dia tidak merasa perlu mendeskripsikannya selain tersirat seperti kata-kata paling banyak tertulis pada keseluruhan kitab go rin no sho : you must research this well.

Sang kensei berhasil menyelesaikan go rin no sho untuk muridnya Teruo di pertapaannya; gua reigendo hanya beberapa minggu sebelum kematiannya. Beliau dimakamkan dengan terhormat dan orang-orang menuliskan kata penutup yang sangat bagus di nisannya : "the grave of the teacher Miyamoto Musashi" sederhana dan seperti itulah Go Rin No Sho mencerminkan dia.

Victor Harris menambahkan banyak catatan kaki dan pembukaan yang amat membantu untuk memahami buku singkat karya musashi ini. Great job victor! It is a really good job!

Minggu, 30 September 2012

Konyaku

Dessert manis, dalam gelas kaca belum datang.
Lidah sudah menunggu-nunggu, asam tembakau minta disapu.

Apakah kau percaya sudah melihat surga? Mungkin di mata istrimu yang menyeruput lemon tea manis di seberang meja.

Jumat, 28 September 2012

Confessions by: Kang Zhengguo

Seperti judul nya buku ini adalah pengakuan yang jujur kepada pembaca dan terutama kepada penulisnya sendiri. Confessions merupakan salah satu buku terbaik tentang china komunis yang pernah aku baca. Gaya penulisan kang yang luwes, sederhana, jujur serta berani membuat siapapun yang membaca buku ini merasa seolah-olah mereka menjalani ceruk-ceruk kisah kang Zhengguo sendiri. Kita dibuat seolah menyaksikan dua orang udik berciuman di tembok cina dan seolah merasakan debar jantung saat dikejar tentara merah atau kecemburuan pada kakak yang selalu lebih dibanggakan atau api hasrat kang mesti fisik nya dibelenggu kerja paksa.

Di sini kita dapat melihat hasil "pekerjaan" Mao dengan revolusi budayanya dari sisi pemilik cina :"rakyat" terlepas dari ideologi dan pandangan "cerdas" lainnya.

Tidak usah banyak bicara lagi, memoir ini luar biasa!

ZEUS

Tentu semua paham kalau nama itu adalah dewa tertinggi penguasa olympus dalam mitologi Yunani. Dewa agung bersenjatakan petir yang mengalahkan Titan dan mengambil alih kuasanya atas restu ibu Bumi. Nama dewa agung ini kami ambil untuk menamai sebuah kelompok kecil pertemanan di sekolah saya dulu 'Zeus' karena keren, itu saja, sederhana dan resmilah gank kecil kami dikenal dengan nama itu.

Anggotanya boleh siapa saja, tidak ada pesyaratan khusus atau ospek dan tetek bengek segala macam. Ketika kami membentuk band kami namakan juga Zeus, personil band yang tadinya tidak dikenal sebagai anak zeuz dengan segera dikenali masyarakat sekolah sebagai bagian dari zeuz, ketika beberapa orang kami di zeus merajai ekskul tertentu seperti mading dan drum band, segera banyak anggota lain dari ekskul tersebut dengan serta merta dikenali sebagai bagian dari kami. Kami tidak keberatan dan mereka senang-senang saja.

Zeus waktu itu tidak punya misi apalagi visi, tapi yang sekarang saya sadari zeus waktu itu menjadi identitas alternatif ketika kami dikotak-kotakan dalam kelas IPA-IPS, kelas unggulan-kelas biasa, ekskul ini-ekskul itu dan semua eklusivitas semu lainnya. Zeus menjadi identitas alternatif dari gank-gank berandalan sekolah yang hobinya tawuran. Zeus tidak pernah punya pemimpin, tidak pernah menolak atau merekrut siapa-siapa, dia hanya identitas imajiner yang kemudian menyatukan kami. Dia menjadi lembaga khayal yang membuat kami tidak segan untuk saling mengkoreksi dan menerima kritik. Zeus menjadi organisasi tanpa badan yang membuat kami menjadi saling dukung, saling bantu dan menghimpun semua resources yang kami miliki ketika itu..

Ah... Seandai seperti itu mudahnya menyatukan elemen bangsa :)

--seperti biasa aku tuliskan, sekedar untuk mengenang lebih lama

Minggu, 23 September 2012

Kampus Anti Rokok

Kampus saya telah menyatakan diri sebagai kampus anti asap rokok. Sebuah papan besar di gerbang 'belakang' menyatakan bahwa dilarang merokok di area kampus dengan tanda bintang di ujungnya. tanda bintang ini kemudian dijelaskan dengan tulisan kecil di bawah larangan tersebut yang berbunyi 'kecuali di tempat-tempat tertentu'.

Alkisah datanglah saya di gerbang belakang dan membaca tulisan itu serta mengurungkan niat menyalakan rokok kemudian berjalan menuju labtek untuk menunggu kuliah selanjutnya. setelah dekat labtek, saya kira sudah cukup jauh dari papan larangan, maka saya ambil rokok sebatang dan menyalakannya,  tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara kasar bapak-bapak satpam berbadan kekar berkumis melintang. 'dek, matikan rokok nya'. sudah tiga kali rasa saya ditegur di kampus ini. saya hanya tersenyum dan menunjuk ke arah kedai kopi tempat saya biasanya tidak diganggu bila merokok dengan maksud si bisa bapak paham bahwa saya menuju sana yang jaraknya tinggal sepelemparan batu. Beliau melotot dan membentak saya dengan lebih keras lagi. 'MATIKAN ROKOK-NYA!!!'. saya kaget dibentak sedemikian rupa dengan sedikit emosi saya datangi dia.

Saya : ada apa?
Satpam : Matikan rokoknya, dilarang merokok di sini!
Saya : mana tandanya?
Satpam : Kan sudah dipasang di gerbang
Saya : Gak lihat tuh, itukan di gerbang, dan boleh merokok di daerah tertentu, menurut saya ini daerah tertentu
Satpam : di sini tidak boleh di cafe kopi sana boleh
Saya : kalau saya ngerokok di sini bapak mau apa?
Satpam : (diam)
Saya : Apa sanksi nya kalau saya melanggar larangan itu? (berhenti dulu menghisap rokok)
satpam : (masih diam)
Saya : Ya sudah saya dikasih sanksi aja apa sanksinya? didenda? berapa? kalau saya merokok ya kasih aja sanksi ngerokok apa? kalau anda berani pukul saya, saya bisa tuntut anda ke polisi, jelas sanksi pidana minimal dua bulan kurungan.
Satpam : (masih diam, saya makin berani)
Saya : karena jaket saya jaket himpunan, anda pikir saya mahasiswa? (padahal memang mahasiswa). saya kasih tau ya, saya dosen di sini (bohong tentu saja) dan di ruangan saya saja saya merokok! kalau anda tidak suka, silahkan protes ke rektor!

saya pergi dan satpam itu tertunduk, takut karena dikiranya saya benar-benar seorang dosen. yang saya lakukan tentu salah, besok-besok saya tidak akan sembarangan lagi menyalakan rokok. tapi aturan itu juga salah. kalau ada aturan tanpa sanksi tentu tidak akan efektif, kalau ada sanksi namun tidak ditegakkan tentu tidak akan berjalan dengan baik, kalau ada sanksi namun diterapkan dengan tebang pilih, beda dosen dengan mahasiswa, beda penguasa dengan rakyat jelata, tentu ini juga salah. Sa to the Lah = SALAH!
:)

*curhat ringan menunggu kuliah

Sabtu, 25 Agustus 2012

Wisdom In The Air

Simplicity is the ultimate sophistication, begitu kata Jobs, dan begitu juga kata da Vinci pada abad ke-15, kupikir begitu pula pendapat para bijak jauh sebelumnya dari asiria hingga ceruk-ceruk terdalam Asia.

Senang mengingatnya lagi dalam penerbangan Bengkulu-Jakarta, saat tantangan masa depan terlihat seperti sulur-sulur hantu dengan pola yang rumit.

Sederhananya kita hanya perlu berjalan dan memilih di setiap persimpangan.

Ah... Iya, hidup tidak serumit itu :)

Ptolemy's Gate by: Jonathan Stroud

Karakter Kitty menjadi sangat luar biasa menarik dalam buku ini. Bersama kedua tokoh lainnya saling melengkapi secara seimbang seolah-olah berbagi memori menjalin kisah dari awal hingga akhir. Stroud secara luar biasa menghidupkan Ptolemy melalui memori bartimaeus dan pencarian Kitty sang commoner, saling menutupi dan melengkapi meski dari sudut pandang berbeda, idealisme Ptolemy adalah nyawa dari kisah ini bagi saya.

Meskipun tidak serumit dan semegah Kuartet Eragon karya Paolini, secara idealisme, stroud menuliskan konsep kesetaraan dan kebersamaan dengan lebih gamblang ketimbang Paolini yang lebih pesimis dan sarkas lewat pemisahan wilayah kekuasaan antar ras serta pengasingan para naga.

Akhir kisah ditutup dengan baik, tidak seperih Farewell to Arms dari Hemingway namun masih mampu meninggalkan rasa pahit di dinding langit-langit mulutmu setelah membacanya.

Jumat, 24 Agustus 2012

Inheritance by Christopher Paolini

Seri penutup kwartet Yang di awali dengan Eragon, Eldest, kemudian Brisingr.

Paolini mengakhiri pertempuran panjang varden dan kekaisaran di sini, menjawab sebagian besar misteri dan meninggalkan sebagian lainnya.

Sebagai penikmat fiksi sihir, bagi saya dunia sihir yang di ciptakan Paolini lebih dalam dan rumit dilengkapi jalinan perasaan dan interaksi sosial yang luar biasa komplek sehingga imajinasi Paolini demi tanduk kull tidak dapat diragukan. Kompleksitas yang tidak kau temui dalam seri bartimaeus stroud atau seri sang alkemis flamel bersama si kembar legendaris.

Namun entah kenapa, rasanya terlalu banyak keberuntungan yang didapatkan Eragon putra brom dalam buku ke empat ini. Pertempuran final terasa sangat ingin cepat di akhiri. Seolah benak penulisnya sudah tidak lagi kuat menahan tekanan yang datang dari benak fans-fans seperti saya :p

Roran masih idola saya dari awal kisah hingga buku terakhir ini dan sekarang bersama dengan Nasuada. Entah dengan tujuan apa, Paolini menghidupkan karakter perempuan misterius yang membantu Roran saat perang besar dan segera menenggelamkannya lagi tanpa penjelasan apapun.

Dan mengutip kata terakhir dari penutup Paolini: "aku sudah mengucapkan apa yang harus diucapkan. Sisanya hanya keheningan"

Seri fiksi yang luar biasa, kiranya bintang-bintang menjagamu

Sabtu, 18 Agustus 2012

A farewell to Arms by Ernest Hemingway

It was took so long to finish this book. Bahasa inggris saya yang tidak begitu baik jadi kendala besar menikmati buku ini. Tapi sebanding dengan apa yang saya dapatkan, Hemingway menyuguhkan drama yang sangat menyentuh melalui buku yang ditulisnya melalui "sedikit banyak" pengalamannya dalam pertempuran.

Kisah cinta Henry "Tenente" dan Catherine dengan latar belakang perang melawan Jerman dan Austria ditulis dengan detail tempat dan narasi deskriptif yang mengagumkan.

Pembaca dibawa berdebar-debar melintasi Udine yang dikuasai musuh atau menyeberangi danau hingga melewati monte Tamara dengan sembunyi-sembunyi menghindari mata guardia di finanza.

Pembaca dibawa merona bersemu lewat percakapan romantis mereka saat melalui malam-malam indah di Milan dan Menarik napas lega saat kedua sejoli mencapai Swiss serta monolog sunyi henry di lorong rumah sakit sebelum pembaca kembali dihantam dengan akhir yang tragis, mungkin seperih kenangan penulisnya tentang perang.

Buku ini bukan sebuah novel khusus dengan slogan anti perang yang kentara. Secara umum naskah ini adalah roman cantik, tidak picisan, dan memberi isyarat bagaimana perang membawa luka dan kesulitan namun tidak menapik juga sedikit keberuntungan dan kesenangan di dalamnya melalui berbagai sudut pandang.

Karya klasik, yang sangat bodoh untuk dilewatkan oleh generasi sekarang :p

Sabtu, 11 Agustus 2012

Kebahagian Sederhana

Akhirnya aku mengerti betapa mulia dan sederhananya kebahagian yang dituliskan puthut EA dalam 'Cinta Tak Pernah Tepat Waktu' entah dia sendiri akhirnya benar-benar mengalaminya atau tidak :)

Malam ini aku terbangun, perempuan itu lelap di sampingku. Aku turun, bersimpuh dan mengajukan permohonan ku yang ke lima pada tuhan manusia "Jadikan kami manusia yang lebih baik"

Dia terjaga, aku memeluknya mengecup lembut keningnya dan memintanya tidur kembali sambil membelai rambutnya yang tergerai. Ah... Frase dari buku itu muncul lagi : "Kalau ini bukan cinta sejati setidaknya jangan jadikan ini sesaat tuhan".

Terimakasih, Kau menciptakan dia dan saya.

Steve Jobs by : Walter Isaacson

Yeah, you are right. Buku ini tentang si jenius di balik Ipad dan Iphone, tokoh yang sama di belakang hadirnya machintos dan komputer mac serta perusahaan raksasa Apple.

Isaacson menuliskan biografi ini atas permintaan jobs yang sekarat karena penyakitnya. Buku ini boleh dianggap satu-satunya buku yang "cukup" mewakili jobs untuk menyampaikan bagaimana dia dan pemikirannya kepada dunia.

Jobs, tentu bukanlah orang yang masih perlu popularitas (saya rasa dia manusia terpopuler abad ini), terlebih dia sendiri menyadari kemungkinan besar dia tidak akan ada lagi pada saat buku ini diterbitkan, dan seperti itulah kenyataan yang terjadi. Bagi saya, buku ini lebih seperti sarana kontemplasi jobs dengan merunut dan mengingat kembali perjalanan hidupnya dan menceritakannya pada Isaacson yang kemudian melakukan konfirmasi terhadap sumber-sumber terkait dalam cerita Jobs. Kadangkala kau akan menemukan cerita Jobs diamini oleh pihak lain yang terlibat dan kadangkala disangkal keras oleh narasumber, dan Isaacson menuliskan kedua sisi ini dengan baik. Disorientasi personal Jobs yang terkenal sangat kentara dalam buku ini dan karena itu saya berani menyatakan buku ini cukup mewakili dia. Steve Paul Jobs mewariskan kisahnya pada kita melalui pena tajam Walter Isaacson.

Kamis, 09 Agustus 2012

Golem's eyes

Buku kedua trilogi bartimaeus. Tiga tokoh utama bergantian menjadi sudut pandang cerita. Namun menurut saya, sudut pada kitty tidak semenarik cara stroud membawakan nathaniel dan bartimaeus. Emosi kitty kurang menyentuh saya. Namun dari sisi komplikasi cerita dan alur memang sangat terasa jauh lebih rumit dari buku pertama. Pengetahuan stroud tentang cerita sihir menciptakan nuansa mistis yang sangat bagus. Atmosfer magis terasa dalam setiap kalimat yang ditulisnya. Perubahan karakter Nathaniel, emosi bartimaeus, dan misteri perjuangan kitty dibuka di sini. Konflik vertikal antara commoner dan penyihir serta persaingan dan perebutan kekuasaan antar penyihir terasa sangat natural dalam buku ini. Pembaca di bawa dalam justifikasi dan perang kebatinan masing-masing tokohnya.

Terlepas dari sudut pandang kitty, buku ini masih menyajikan cerita yang mendebarkan. Luar biasa.

Jumat, 03 Agustus 2012

Kamis, 26 Juli 2012

The bartimaeus trilogy : The Amulet of Samarkand

Jonathan stroud menulisnya dengan gaya yang sangat bagus. Karakter bartimaeus dan Nathaniel secara bergantian menjadi penutur kisah yang luar biasa. Stroud sendiri sangat pandai memainkan kedua karakter ini.

Tidak seperti gaya Hemingway dalam farewell to the arms nya, sifat kedua tokoh ini di ekspos dengan jelas. Intrik antara master dan budak disusun secara natural.

Buku pertama menyisakan banyak misteri pada konspirasi tingkat tinggi yang digagalkan oleh Nathaniel. Kejeniusan Nathaniel dan Bartimaeus terkesan agak muluk. Tapi tidak dapat disangkal buku ini adalah pembukaan yang luar biasa untuk sebuah trilogi dunia sihir.

Bravo! I will read another books and wait whatever come from Jonathan Stroud in future.

Selasa, 17 Juli 2012

Kebebasan

Bebas

Sebuah kata yang kian absurd.
-------------------------------------------

Apa bebas adalah hilang
Tenggelam dalam kelam
Tegak menantang
Atau Berteman sepi suram??

Melakukan sesuatu sesuka hati?
Atau melakukan sesuatu yang disuka?
Mengejawantah hati dengan tingkah?
Atau hidup di dunia orang-orang mati?

Bukankah cinta juga belenggu kebasanmu?
Bahagiakah kita memeluk diri sendiri, menutup mata pada hidup yang semu?

Tidak lagi ku biar kan takut menjadi hantu
Hidup harusnya cukup satu
Angin sudah bertiup, tak ada waktu menunda terbentangnya sauh

Mari kawan, kita tentang badai di depan
Jangan surut, mesti kita tidak bersisian
Kelak dari pelabuhanku akan kukirim kabar pada persinggahanmu.

Selasa, 03 Juli 2012

Abang

Aku tidak punya kakak, dan dia tidak punya adik laki-laki. umur kami berbeda dua tahun, tapi kami bersahabat. entah bagaimana kami bisa saling kenal satu sama lain, yang aku ingat semenjak SD kelas 4 aku sudah sangat dekat dengan dia yang saat itu duduk di kelas 6. dia kerap memboncengku kemana-mana dengan sepeda polygon biru kebanggaannya. kalau dia bersama anak-anak kelas 6 bermain sepada bersama, mereka akan datang menjemputku. aku tidak punya sepeda, sehingga dia akan memboncengku. tidak di boncengan sepeda sebagai mana layaknya, tapi di setang sepeda. aku suka duduk di sana, dan dia tidak keberatan.

Persahabatan kami berlanjut, saat SMP dia begitu dekat dengan kepala sekolah. Dia kerap diminta membantu kepala sekolah membersihkan halaman SMP kami, dan aku secara sukarela akan ikut serta. saat aku tertarik belajar karate, dia juga ikut hanya demi menemaniku walaupun kemudian menyerah dan keluar karena tidak kuat, malas katanya.

kemudian kami pisah sekolah, aku melanjutkan ke SMU dan dia ke STM, tapi kami masih kerap bertemu. Saban hari sepulang sekolah aku akan mampir ke rumahnya. kadang sendiri, kadang membawa beberapa teman, sehingga dia pun akrab dengan teman-temanku seperti aku dekat dengan teman-temannya.

Kami berbagi semua, makanan, pakaian, uang, rokok, cerita. sampai akhirnya dia jatuh cinta pada seorang wanita, aku tidak suka. Aku benci saat mereka mengurung diri di kamar dan aku dibiarkan menonton TV di ruang tengah. Aku bilang perempuan itu tidak baik, dia dimabuk asmara, dan aku yang muda, merah, lantas marah.

Kami bertengkar, lalu berbaikan. dia masih dengan perempuan itu dan aku dengan hidupku melanjutkan studi ke Bandung. kami berpisah. Setahun kemudian aku pulang. dia sudah menikah, tidak dengan perempuan itu, tapi dengan perempuan baru. Ayah ibunya tidak setuju, dia pergi dari rumah, tinggal di rumah mertua nya. menjadi tukang ojek untuk biaya hidup. aku masih mahasiswa, dengan uang saku dari mama kami masih bisa menikmati rokok dan minuman bersoda seadanya.

dua tahun kemudian aku kembali pulang. semakin susah menemukan dia di kota kecil kami. setelah bertemu, akhirnya aku tahu dia sudah bercerai, namun sisi baiknya perceraiannya mendamaikan permusuhannya dengan ibu - bapak. dia dituntut menelantarkan anak istri dan di penjara 3 bulan. di sanalah aku menemui dia, di Lapas pengap yang penuh pungli.

Setelah lulus aku pulang lagi, sekarang dia bahkan tidak berhasil kutemukan di kota kecil kami. lewat seorang teman aku berhasil menemukannya. di sebuah pondok, jauh dari kota. sekarang dia petani, sudah beristri lagi. anaknya satu. dan bertengkar lagi dengan orang tuanya.

Pertemuan kami terakhir adalah saat adik ku menikah. dia hadir, dengan tangkas membantu semua persiapan, selayaknya dia seperti yang kukenal.

Lalu aku kembali ke Bandung, hijrah ke Jakarta, singkat cerita bekerja, menerima gaji, lulus S2, menikah dan semua hal lain selayaknya dilakukan kelas pekerja. hampir dua tahun rasanya kami tidak berhubungan.

aku berganti handphone, kemudian mulai merapikan daftar kontak di telpon baru. ada no nya... ragu... ku kirimkan sms menanyakan keberadaannya. tak lama telpon ku berdering, istri nya menelpon, memberikan ku nomor baru yang bisa di hubungi. segera setelah menyimpan nomor baru tersebut aku melakukan panggilan, tidak ada jawaban dari seberang. malam hari telpon datang darinya.

"hai"

"apa kabar?"

kami melewatkan basa-basi itu dengan kikuk, ada jeda...

"hei hei... kita ini kenapa?" tanya nya sambil tertawa

hahahaha aku tertawa

"Jeda waktu kadang merubah orang bang" kataku

"Hahahaha.... iya merubah kau jadi sombong tanpa telepon dan kabar" katanya kembali tertawa

aku tersenyum..

"Hidup berjalan kadang tidak seperti kita pikir," dia diam sejenak

"Aku sudah menikah dua kali, sudah mencicpi dingin penjara, 4 tahun tidak bertemu orang tua. tapi sepertinya kita masih bisa berteman baik" dia berkata tidak seperti biasanya. Mungkin perjalanan hidup memberikan kebijaksanaan dalam tuturnya.

aku berdehem sekali

"Iya, benar, tentu saja bang" sahut ku

"Hahaha,... sudahlah... jangan lupa telpon kalau pulang!"

"Ok bang"

" Hiduplah yang baik, jangan main perempuan, sayangi Keluarga, jaga istri, dan pelihara teman-teman yang kau punya"

"hei hei... satu-satulah bos" kataku

"hahahaha.... pulanglah sesekali, cerita-cerita kita"

"Siaplah hehehe.."

"Oke"

"Oke"

"Assalamualaikum"

"Salam alaika"

"Gak pernah bisa jawab aja waalaikum salam"

"Kum itu kan untuk jamak bang"

"ah.. kau ini hehehehe"

telpon diputus

aku membiarkan nada tut tut tuttttttttttt sampai akhirnya berhenti.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Entahlah ini untuk apa, aku hanya merasa harus menuliskannya saja.

Minggu, 01 Juli 2012

Giovanni Falcone

Falcone (1939-1992), adalah nama yang tidak aku kenal sebelum tadi malam. kisah hidupnya di film-kan dengan baik dalam judul yang sama dengan namanya. Falcone adalah sosok yang mungkin sangat dirindukan masyarakat Indonesia. Berintegritas, berani, konsisten, cerdas, singkatnya sosok manusia kuat. dia adalah kriteria penegak hukum yang rasanya sangat sulit dijumpai dinegeri ini.

Falcone sangat beruntung didampingi sahabat seperti Paolo Borsellino, mereka berdua adalah pahlawan, mereka berdua, tunggu tidak benar-benar berdua, tapi layaknya Soekarno dan Hatta, mereka telah merubah wajah itali. mereka adalah simbol yang menjadi tolok ukur kebangkitan Itali melawan La Cosa Nostra.

Dedikasi Falcone, dengan keberuntungan yang hadir melalui Tommasso Buscetta, Mantan mafia yang bersedia bersaksi dalam Maxi Trial adalah perlawanan terbesar selama beberapa dekade pembiaran mafia oleh para politisi dan pejabat pemerintah. Mafia hadir di setiap sendi pelayanan publik, dari anggota dewan hingga pejabat tertinggi pemerintah,dan Falcone bersama orang-orang seperti Borsellino, Chinnici, dan Guarnotta, adalah mereka yang tidak takut. mereka yang tidak menyerah, meraka yang tahu, bahwa demi apa yang mereka perjuangkan peluru dan ledakan bom adalah taruhannya. tidak hanya nyawa mereka, berikut nyawa orang-orang yang mereka kasihi.

Setelah insiden bom 1992 yang membawa kematian Falcone dan Insiden pembunuhan Borsellini sahabat yang menggantikannya beberapa bulan kemudian. Rakyat bangkit, Salvartore "Toto" Riina, sang God Father pun akhirnya ditangkap.

Falcone dan Borsellini adalah pahlawan atas apa yang mereka yakini, pahlawan bagi rakyat yang hidup dalam ketakutan, pahlawan bagi sebuah bangsa dengan krisis sosial yang luar biasa. Pahlawan bagi mereka yang di masa depan kehilangan panutan.



He who is silent and bows his head dies every time he does so. He who speaks aloud and walks with his head held high dies only once. -Falcone

Dia telah gugur, dan hanya sekali gugur, untuk selama-lamanya.


You didn't kill Them, their ideas walk on our legs














Selasa, 19 Juni 2012

Permintaan kepada Tuhan

Tuhanku,

aku sudah berjanji untuk menghitung semua permintaanku padamu, ternyata ada begitu banyak permintaan terucap tanpa bisa kuhitung. dengan kurang ajarnya izinkan aku mengajukan permintaan ke-3(??) Tuhan ;

Jangan pernah biarkan aku mengecewakan istriku lagi.:)

Iqbal Masih

Lahir 1982, menjadi pekerja di bawah umur sejak umur 4 tahun, diperas tenaganya oleh industri karpet di bawah pengusaha-pengusaha brengsek yang membelinya seharga 12 dolar. Iqbal melarikan diri pada umur 10 tahun dan menjadi aktivis penentang perbudakan anak. Sayang bocah pemberani ini tidak berumur panjang, dia dibunuh peluru shotgun 12 gauge pada usia 12 tahun. Apakah ia dibunuh oleh mafia industri atau seorang petani bodoh yang marah adalah kontroversi, tapi keberanian iqbal luar biasa dan itu tidak bisa di bantah.

Bocah pemberani itu mati muda, membawa keyakinan-nya akan hari kebebasan bagi seluruh anak-anak dunia yang masih terjerat perbudakan.

Sabtu, 16 Juni 2012

Ninoomiya Sontoku

Terlahir dengan nama keluarga kinjiro. Dia yang menangkap kunang2 ke dalam botol untuk meneranginya belajar. Anak keluarga miskin yang akhirnya menjadi samurai. Semangatnya adalah inspirasi bagi bangsa jepang. Bukan hal aneh patung ninoomiya muda, menyandang kayu bakar sembari membaca buku kerap dijumpai di depan sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan di Jepang.

Aku mencari figur legenda seperti ini di Indonesia. Adakah?? Umum nya figur yang di kenang dalam legenda dan sejarah bangsa indonesia adalah kaum guru. Bagaimana dengan kaum murid? Adakah?

Selasa, 12 Juni 2012

What a day

I: did I make any mistake to you sir?
He : I dont know
I: I'm sorry if I did, you knew that I didnt mean it. If you wanna me stay out from the project, then I'll do that, you knew that I came up with every single idea, but I'll give it up if you wanna me do that way. I just dont want you mad at me. You are one of a few person that I dont want to mess with.
He: I knew that, you did that the way that I should do that. You remain me to my self. You showed me your true face and honestly I liked it. So how you wanna us do this?
I : I'll do the way that you wanna do
He : no, I am asking your opinion now?
I : just like usual, let me do my original idea.
He : OK then, I'll give it back to you, and I'm sorry I made a mistake, I'll fix it soon.
I : one more thing sir, I just can guess that about my another idea : to left company for a moment.
He : may I talk to you as a man
I: you always could sir
He : every monday when I come here, I must wake up at 3 am, so does my wife. I wanna retire from this busy life, I want my wife sleep longer on monday. Do you understand that?
I : yes I do sir
He : I gave my resign letter to the big man, and if I could leave this busy life and you are not here at that moment, can you imagine how this boat running out?
I : ....
He: you must stay here to help out, now, do you understand whats going on in my mind?
I: I do sir, I'm sorry it was never crossed my mind. This is first time you really talk to me.
He: I'm not good in this personal thing and neither you I guess
I: you are right (I see his face, old and tired)
He: oke, lets settle this business.

We talked to another collegue and set up the thing

Before left him behind, I demand him the answer

I: so what did I really do that make you unhappy?

He take a long breath, it was tired face and tired smile

He: Nothing

Suddenly I feel really guilty. And I thank you much bos. I must set up my plan on another way, I dont believe in the way that you set up for me but Still I must thank you a thousand, no, it is a million.

Sometime, We argue about many thing, you believe in morality, phylosophy and I believe in skill and knowledge more. But today you proved to me that you have a big heart, to forgive, to apologize, to be logic, to be the great man That I will remember all my rest life.

Minggu, 10 Juni 2012

Jaln Blora Part-2

Sekali lagi aku duduk sendiri di jalan ini menikmati lalu lalang kendaraan.Jalan Blora baru menyala. Beberapa bar mulai buka dan tempatku ini adalah convenient store baru. Sebotol cola dan camilan rumput laut menjadi kawan malam ini. Aku kesini mengantarkan dokumen untuk dikirimkan. Dokumen itu sudah diantarkan, di dalamnya nasibku digantung, terpenjara dalam kebuntuan atau menjadi lebih cerdas menyikapi semua.

Tapi semua ini bukan tentang nasibku, bukan tentang dokumen itu dan bukan segalanya tentang aku. Cerita kali ini sekali lagi tentang jalan ini, Jalan Blora, salah satu sudut di ibukota.

Ruas jalan menuju tempat sekarang aku duduk dipenuhi puluhan joki 3 in 1 yang berdiri mengharap sedikit rezeki hari ini. Ada perempuan muda dengan dandanan norak, para bocah, ibu-ibu, bahkan nenek-nenek menggendong bayi. Kaum ini adalah kasta terendah di jalan ini, pengemis terselubung, kaum tanpa modal, kaum-kaum tertindas, tertindas siapa? entahlah.

Sepanjang pengamatanku, tukang parkir adalah kasta kedua. Jumlah mereka sangat sedikit, mungkin paling sedikit di antara dari semua kaum penghuni luas ruas ini. Sebagian memakai T-shirt lusuh dan sebagian lagi berseragam biru laut dengan lambang pemerintah daerah di lengan kiri, tidak kalah lusuh. Mereka mengatur kendaraan-kendaraan yang parkir di depan bar-bar dangdut, yang keluar masuk pelataran sebuah pool travel atau yang singgah di convenient store tempat sekarang aku duduk. Penghasilan mereka rata-rata lebih besar dari joki 3 in 1 tapi tetap tidak banyak tentu saja.

Lagu pop terdengar kencang dari speaker toko tempat aku duduk, bersaing keras dengan bising knalpot kendaraan yang melintas menuju selatan. Ya, hanya ke Selatan. Jalan ini awalnya mengarah ke barat kemudian berbelok ke Selatan, kelak di sudut lain ia berbelok lagi ke Timur tapi satu arah, hanya satu arah, seolah mencerminkan waktu yang hanya mampu bergerak satu arah, merepresentasikan waktu yang hanya bergerak maju.

para pedagang kaki lima sibuk melayani pembeli, setelah magrib adalah waktu terbaik mereka mendulang rezeki, para pegawai pulang kantor dengan lelah, mengisi perut, membeli rokok, vitamin, minuman berenergi atau sekedar tissue basah untuk menyeka keringat dan berharap membersihkan sedikit stress di wajah mereka. Para pedagang kaki lima adalah kasta ke empat di ruas jalan ini setelah tukang Ojek.

Para pegawai yang berjalan kaki pulang, satpam karoake, para waria dan pramuniaga adalah kasta kelima setelah tukang ojek. Mereka kaum kebanyakan, kaum yang tidak pernah merasa cukup pun tidak pernah benar-benar kekurangan. tidak banyak cerita tentang kaum ini, aku ada di sana bersama mereka dan menceritakan mereka hanya akan membuat aku seolah berbicara tentang diri sendiri.

kasta ke-enam adalah polisi, ksatria sipil, pendekar yang seharusnya selalu mengayomi rakyat. tapi polisi yang kutemui di sini kebanyakan hanya prajurit kelas bawah dengan senapan laras panjang penjaga uang ATM tidak lebih prajurit bayaran para saudagar di masa lalu, centeng industri kapitalis. Sebagian malah tukang peras, kriminal berseragam. Satpol PP tidak pernah mengusik daerah ini, para polisi pemeras adalah penjaga daerah ini dengan setoran rutin tiap minggu. Begitu yang kudengar, dan aku tidak punya waktu untuk memeriksa kebenaran cerita ini. hati menyuruh percaya saja, buat apa bapak-bapak penjual mie ayam berbohong dan punya konspirasi tingkat tinggi untuk menyerang citra korp kepolisian yang memang sudah tidak wangi lagi?

waktu ku habis di sini. aku tidak bisa mengamati lebih jauh lagi, batere ponsel sudah habis, cola sudah kering dan cemilan rumput laut hanya tinggal remah, seperti cerita ini yang besok hanya jadi kerikil-kerikil kecil dalam perjalanan kita, baik kalian yang membaca ataupun aku yang menulis.

seperti biasa, aku tulis sekedar untuk mengingat lebih lama sebelum hilang bersenyawa dengan udara. Aku ingin menyimpan kerikil-kerikil kecil ini. Mengapa? Entahlah!

Selasa, 05 Juni 2012

Happy birthday

Padamu jujur saja bukan pertama kalinya aku jatuh cinta meski aku tidak akan mengatakannya sedemikian di depanmu. Padamu itu aku inginkan akhir, aku ingin mati di dekapanmu, setelah kita lelah menjelajahi ceruk hidup dan semua tikungannya... Dicurahi cinta pada semua penjuru, memberikan cinta sepenuhnya padamu, dipeluk erat hingga maut sungkan memisahkan.
-------------------------------------------
I really dont know whats I supposed to give to you for every joys that you brought to my live. Happy birthday sweetheart, happy birthday.

Senin, 04 Juni 2012

Pembimbing

Dia tidak muda lagi, dan seperti biasa aku menjumpainya di ruang kerjanya yang luar biasa berantakan. Rambutnya dipenuhi uban, ada bekas terbakar matahari di mukanya, kenang-kenangan sewaktu dulu banyak bekerja di lapangan. Waktu aku tiba, ada tiga orang mahasiswa muda, mungkin baru tingkat satu atau tingkat dua bersamanya membicarakan suatu acara yang didukungnya. Dia masih aktif diberbagai kegiatan, masih diminta menggalang kekuatan untuk beberapa golongan. tapi jelas dia sudah tidak seperkasa dulu, matanya letih... senyum nya tidak lebar, dan jika kau baru mengenalnya, tawanya akan terdengar jauh lebih hambar dari pada tawa kebanyakan.

Sejujurnya kami tidak sangat dekat, aku hanya mahasiswa bimbingannya waktu mengambil master di geofisika reservoar. Salah satu mata kuliah yang diajarkannya adalah instrumentasi, dan dia menjelaskan konsep resonansi dengan analogi cinta, frekuensi dari sumber getaran yang sama dengan frekuensi diri objek disekitarnya akan menghasilkan fenomena resonansi, pun begitu hadirnya cinta, demikian beliau menjelaskan kepada kami. Suatu ketika di kelas pernah kami secara bergiliran membaca buku yang ditulisnya, buku itu tentang soekarno muda dan perempuan-perempuan muda di sekitarnya, salah satu yang paling menarik adalah ketika soekarno muda jatuh cinta pada seorang perempuan Belanda, dia menulisnya dengan sangat indah. Tidak berakhir bahagia, namun membuat semuanya tersenyum pada akhir cerita.

Aku masih berdiri memperhatikan dia mengangkat telpon dari seseorang:

'saya sedang ada tamu'

.....suara dari seberang, tidak terdengar olehku


'Dari ITB, iya urusan kuliah'

....dia mendengarkan suara dari lawan bicaranya lagi


'Ini si Haikal, Haikal Sedayo yang datang'

akhirnya pembicaraan telpon itu disudahi, akupun dipersilahkan duduk. Tanpa basa-basi dia segera menyelesaikan urusan yang kuminta dan menyerahkan berkas itu kembali padaku. dia duduk, napasnya dihela panjang seolah ingin membuang semua beban.

'Semakin tinggi, urusan semakin banyak'

Dia bercerita seolah pada dirinya sendiri

'lama-lama kita mulai diminta mengurus segala hal yang bukan keahlian kita'

Aku diam, merenungi bahwa akupun diminta melakukan hal yang sama

'Hukum lah, manajemen lah, dan segala macam hal lainnya yang dulu tidak kita pelajari'

matanya menerawang jauh, mataku terpaku pada wajahnya.
Dia sudah menjadi legenda saat mengajar dari atas kursi roda, dia telah menjadi legenda sejak kelasnya di pindah ke ruangan bawah karena jatungnya sudah tidak kuat untuk naik tangga ke lantai dua, ruang di mana kami biasanya menerima kuliah.

Aku pamit, menjabat tangannya, mengucapkan terimakasih.
itu terimakasih telah mengajariku banyak hal, itu terimakasih untuk mengingatkan aku, masih banyak orang yang "benar-benar" cerdas, dan aku hanya satu lagi dari muridnya yang sangat menghormati beliau.


Selasa, 22 Mei 2012

Perjalanan


Malam masih terlalu muda untuk mengantar kami tidur. Suara binatang malam, debur ombak, angin semilir, kekasih dan sahabat-sahabat dekat adalah penjuru pemikiran yang hadir diawali lewat kenangan-kenangan, kemudian diloncati harapan-harapan hingga mencapai pertanyaan-pertanyaan.


Aku tentu mengingat ceritamu kawan, tentang patah hati, tentang kunang-kunang di Purwakarta, tentang seorang diri melintasi hutan dan jalan panjang, tentang semalam di Cianjur, dan sekarang, di atas pasir-pasir kau memasrahkan diri pada pertanyaan ; "Sebenarnya, apa yang mereka cari dalam setiap perjalanan?" Pertanyaan kepada semua pejalan, pertanyaan pada gelisahmu sendiri, pertanyaan karena kau tidak menemukan jawaban yang kau cari dalam hutan dan kesendirian.

Bukankah seharusnya setiap perjalan men-dewasa-kan?

Ah, pada malam dalam jubah gelap-nya aku jatuhkan seluruh kesah. Resah menggelayuti bayangan nihilisme di paru-paru kiri. Apa yang sebenarnya mereka cari dalam setiap perjalanan-nya? apa yang sebenarnya aku cari dalam perjalananku? uang? kaya? nama? pengetahuan? pintar? jadi makhluk sosial? orang suci?…. atau hampa?

Kaum bergegas? siapakah engkau? hai! hendak kemanakah dikau?

-Di antara bintang, malam dan kerang. Ujung Kulon, 2012

Kamis, 10 Mei 2012

Harapan Untuk negri

Masyarakat harus diberi harapan bahwa di negeri ini masih ada lembaga peradilan yang mau bekerja dengan patriotik, bermartabat, dan penuh kehormatan, seperti ditulis oleh Satjipto Rahardjo dalam Kompas tanggal 14 Juli 2009.

Rabu, 09 Mei 2012

Percakapan Menuju Malam

Setiap hari-hari sekarang hampir dilalui dengan rutinitas yang sama, terutama saat menutup hari. Setelah seluruh aktivitas dan lelah maka aku membaringkan diri, menyalakan televisi dan menelpon kekasih 150 Km lebih jauhnya. Percakapan dengan kekasih akan berakhir saat salah satu dari kami terlalu lelah berbicara, terlalu lemah untuk meneruskan cerita tentang hari, negeri, cinta, rasa dan segala hal lain yang melintas di pemikiran kita.

Ketika telpon kami putus, maka percakapan terakhir di penghujung hari hingga ke lelap adalah percakapan dengan diri sendiri. Pemikiran akan berkelana ke sudut-sudut menakjubkan yang selalu terasa luar biasa.

Televisi masih menyala, sayup-sayup terdengar peter pan dan james hook berbicara di toko barang antik saat mereka hendak mencuri portal menuju neverland. Ah, sungguhkah peter bahagia saat dia menjadi abadi di neverland sana, menyusuri gelap malam, terbang dengan debu peri, bertualang setiap hari. Jika benar dia bahagia, maka ingin rasanya menjejak kaki juga di sana, negeri di mana waktu terhenti, lalu kau akan tetap muda tak termakan oleh usia. Atau akan rindukah dia pada sudut-sudut london, keramaian kota, dan aksi copet jalanan mereka? mungkin dia akan merindukan figure hook yang dulu, james hook dengan tangan lengkap dan jam gantung milik ayahnya. Serupa kesatria yang di bawa nuala ke tanah suci kaum elf, kelak rindu pulang ke kampung halamannya meskipun tahu ia harus luruh menjadi debu saat turun dari kuda ajaib dan menginjak bumi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

teman 1 : kadang aku merasa jauh lebih pintar dari bos ku.
teman 2 : Ah, aku merasa salah tempat di tempat kerjaku sekarang
aku : hmm...
teman 1 : harusnya aku yang jadi bos
teman 2 : harusnya aku dulu jangan kuliah di jurusan ini, hingga bisa bekerja ini
aku : hmm...
teman 1: harusnya aku ini pemimpin
teman 2 : harusnya aku mengerjakan sesuatu yang lebih penting dalam hidupku
aku : teman-teman, kata ayahku.. jalan apapun yang kalian pilih, lakukanlah sepenuh hati, karena kalau setengah-setengah atau tanpa totalitas, kamu itu sebenarnya sedang tidak melakukan apa-apa
teman 1 : tapi harusnya aku ini pemimpin
teman 2 : harusnya aku ustadz
aku : harusnya aku peterpan...
teman 1 : hmm....
teman 2 : hmm....
teman 1 : mau mu apa sih?
teman 2 : iya, mau mu apa sih?
aku : ok ok, aku jadi kapten hook aja
teman 1 : OK
teman 2 : Sip
(teman 1 mengambil pisau dan menyerahkannya padaku)
teman 1 : Kalau begitu potong tanganmu
teman 2 : yup, Totalitas (dia tersenyum)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apakah peter pan bahagia di neverland sana?
Bagaimanapun, pada akhirnya ia memutuskan untuk menjadi dewasa!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(beberapa bulan kemudian)
teman 1 : aku memutuskan untuk bertahan, nanti peluangku besar untuk jadi bos di sini
teman 2 : aku memutuskan keluar, aku tidak tahan, aku mau bertualang, mengerjakan hal-hal yang aku suka
aku : hmm...... (sambil mengusap kait baru yang terpasang menggantikan pergelangan tangan)

hehehehehehe

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
aku tulis agar bisa dikenang sedikit lebih lama sebelum menguap bersama udara.

Jumat, 20 April 2012

Jalan Blora

Saat siang jalanan ini dipenuhi para joki 3 in 1 menunggu mangsa, saat malam di sisi lain pub dangdut beserta biduan seksi dengan mulut bau alkohol merajai atmosfer nya. Saat subuh -waktu tersering aku mengunjungi tempat ini- maka tinggal para waria yang tersisa: kaum minoritas yang tersingkir bersama problematika internal mereka, problematika kita-kita juga sebenarnya.

Yang tersisa adalah mereka yang telah lelah setelah mendaki bukit berahi atau mereka yang belum dapat pelanggan barang satu orang pun dan akhirnya menjual murah jasa Service "ganti oli" pada kelas tukang ojek atau sopir taksi yang penting dapat sedikit uang atau malah sebenarnya beberapa tidak begitu perlu selembar dua lembar rupiah yang tidak seberapa dari pelanggan tipe subuh. Kau bisa mengukurnya dari merk tas, sepatu, atau pakaian minim model terbaru yang mereka pakai.

Aku tidak tahu apa yang mendorong ku menuliskan ini. Mungkin seperti yang lainnya ; aku hanya ingin mengingat sedikit lebih lama bahwa : di setiap kota, selalu ada sudut yang akan mempesonamu dengan segala kompleksitas nya.

Ah... Blora

Rabu, 11 April 2012

-------------

Jika kau pikir banyak membaca sudah cukup, tentu kau salah. observasi adalah hal terbaik dalam hidup. mengetahui dari pikiran orang lain tentu bagus, tapi melacak dengan segenap kemampuan sendiri jauh lebih bagus.

Kebudayaan terbaik di dunia di awali dengan melihat dan observasi, kemudian mengerti dan memahami. dan ajaran besar lainnya (agama) dilandasi dengan konsep mendengar, setegas pernyataan alkitab meminta bani israel untuk mendengar, tuhan yang tiada tuhan selain Dia.

Scio-Cogito-Credo masih rule of thumb semua pemikiran besar saat ini. Landasan rasionalitas, konsep pencarian, dan keimanan bersandar pada tiga pilar besar ini.

Cogito dan Credo adalah bagian yang hilang dalam pencarianku. mungkin sekarang waktunya, ada babak lain yang harus dimulai. ranah pemikiran akan menjadi terlalu sempit tanpa observasi dan credo yang buta adalah keharaman dalam mengkristalisasi nilai.

Tidak, ini bukan soal beragama atau bermazhab, bukan pula soal berilmu atau bodoh. ini soal menunaikan fungsi seorang manusia. adalah pertanyaan yang kekal tentang "Siapa aku?" yang harus terus digali demi memanusiakan seorang manusia.

Siapa yang layak kau panggil "guru"? Apa kebijaksanaan harus lahir dari profesor dengan gelar yang panjang dan hidup dengan kebanggaan masa lalu atau dari seorang pengajar muda yang kau temui di sela-sela hari di antara lalu lalang kendaraan ibukota. Apa pekerja sosial yang merasa dirinya pahlawan dan paling idealis sehingga tidak punya waktu memperhatikan bagaimana sebenarnya sistem mempermainkan idealismenya? Atau seorang mahasiswa polos di tengah demo menentang pemerintah yang kebijakannya tidak memihak rakyat. Atau mantan mahasiswa yang tidak lagi ikut demo karena merasa sudah sangat pandai di atas mereka yang berdemo dengan ditunggangi kepentingan politik orang lain? atau mereka ilmuwan-ilmuwan muda yang berjuang demi idealisme mereka menciptakan obat demam berdarah yang murah. Atau teman satu angkatannya yang enggan ikut dimanfaatkan industri farmasi yang komersialis?

aku tidak tahu, cogito buntu dikungkung dinding-dinding keras imaji sendiri dan credo tidak pernah diketuk pintunya dari sini. Mungkin aku hanya segelintir, dari mereka yang muda, marah, merah, dan kehilangan... ke mana hati harus ditambatkan sementara nabi-nabi tidak bisa di lihat lagi batang hidungnya, para wali bersembunyi kecuali yang palsu dan sekolah kebijaksanaan tidak pernah ada lagi.

mereka berkata inilah sekolahmu : perguruan tinggi kehidupan,

dan aku berkata : ini juga penjaraku, rimba kehidupan yang menipu.

Selasa, 03 April 2012

Book and music

Tell me what you read and what music you hear, so I can understand you better, then we can talk about soul and mind.

Minggu, 01 April 2012

Tentang Mimpi

Ini yang kesekian kalinya tentang mimpi :)

Kita bertahan di suatu persinggahan dalam perjalanan hidup sekedar melepas dahaga, dan hanya membangun kota bila di sana kita jatuh cinta dan yakin bahwa tujuan selanjutnya memang harus dibangun dengan waktu yang sedikit lebih panjang.

Aku telah mencoba membangun kota dengan pondasi mimpi-mimpiku di sini. tiang-tiangnya ideologi tentang keilmuan di negri ini. paku-pakunya dari kebebasan dan perpustakaan yang memperkaya pemahamanku, sampai akhirnya mendung itu datang. disertai angin kencang yang menggoyang tiang-tiang ideologi tadi, disertai zat asam yang meng-korosi semua pondasi mimpi.

Bimbang itu datang, masihkah kau harus bertahan bila ternyata hanya uang dan ketenangan yang bisa kau raih di sini? Sejatinya, kami adalah petualang mimpi, keberanian adalah sayap untuk lepas landas melawan gravitasi, ketidakpastiaan adalah batu loncatan menuju destinasi ideologi yang lebih tinggi.

Aku menatap kota putih orange dan mengingat semua yang sudah kulakukan di sini dan apa yang masih belum mampu aku lakukan. Pikirku bergemuruh, sekali lagi tangan petualangan terulur lembut membujuk segenit perempuan malam di pelataran marienplatz. Semua pertanda hadir dalam rangkainya peristiwa, dalam impian-impian di 2/3 malam.

Masih ada janji yang harus ditunaikan, masih sedikit sisa waktu untuk berkemas sebelum badai turun.

mungkin ini sudah waktunya. :)

Senin, 19 Maret 2012

Kantor ku

Kantor ku dari tetes-tetes hujan di jendela kaca
Tiupan angin dingin dari AC dan aroma sate Padang sisa makan siang
Kantor ku dari syukur, menjadi tempat berbuat yang sedikit namun tetap nikmat
Belenggu yang lamat-lamat suara surga jika kau mau memahami atau pergi :)

Jumat, 09 Maret 2012

Syair untuk kekasih

Sekian lama setelah tidak menulis puisi
-------------------------------------------

Aku tuliskan syair untukmu kekasih
Bait bait rindu sajak perahu
Lagu mega yang tenggelam di sini
Tepian hari di kintamani

Kalau kita terpisah di belahan waktu
Ingatlah tentang setia yang selalu
Tentang sakura
Dan janji untuk segera kembali bertemu

Selasa, 06 Maret 2012

garuda wisnu kencana

Dia putraku, garuda perkasa, tangguh dan satria. Ditantangnya dewa-dewa swargaloka demi aku, demi tirta amerta prasyarat kadru dan 1000 naga muslihatnya.

Restu ibu untukmu putraku, ibu yang kau bebaskan dari perbudakan dengan menjadi kencana wisnu yang mulia.

Jumat, 02 Maret 2012

Antara kau dan perempuan-perempuanmu

Aku memintamu datang bersama komputer dan koneksi internetmu yang kencang. Aku butuh itu malam tadi untuk menyelesaikan masalah handphone istriku. Kau, masih dengan keramahan sahabat yang dulu bersedia hadir meski diminta tiba-tiba pada saat malam telah menebar jubah gelapnya di atas kita.

Sambil bekerja membantuku kau mulai menuturkan kisah ini :

Aku bertemu dia di parkiran motor kantor ketika turun untuk menghisap sebatang rokok saat istirahat siang. Perempuan yang cantik, dengan hotpant jeans ketat, menyesap rokok menthol dan raut muka yang kusut. Paduan antara keindahan serta kerapuhan. Celah yang selalu terbuka untuk orang sepertiku.

Tidak sulit untuk membuka percakapan yang dilanjutkan perkenalan dengan perempuan tipe ini, perempuan dengan rokok menthol dan raut muka kusut adalah yang paling gampang dalam teoriku. Kau cukup bertanya sedang menunggu apa? Sambil tersenyum dan memasang wajah simpati terbaik yang kamu punya. Setidaknya kali ini cara ku berhasil.

Selanjutnya seperti proses jailbreak ini ( kau mengangkat handphone yang sedang aku kerjakan) ketika kita sudah menginisiasi, proses selanjutnya terjadi pada diri perempuan itu sendiri (wajahmu penuh percaya diri saat mengatakan ini). Cerita demi cerita pun mengalir dari dirinya sendiri.

Aku kemudian tahu dibekerja di gedung B****D*, bahwa tadi malam dia mabuk berat, di bawah pengaruh obat dia telah bercinta dengan partner disco yang baru di kenalnya malam itu. Saat pagi hari terjaga dari tidur, ia berada di hotel kumuh, telanjang, tanpa uang dan handphone serta laki-laki yang tadi malam menemaninya.

Aku langsung to the point dan berkata hei, let's making love (sobat aku menahan napas saat melihat kau mengatakan ini seolah tanpa beban dan bangga) dia tersenyum dan mengangguk. Aku kembali kekantor, mengarang seribu alasan kepada bos agar diizinkan pulang lebih awal dan dengan segera perempuan itu aku bawa kekosanku. Jika kau bertanya apakah kami bercinta? Jawabnya tentu saja "iya" dasar goblok! ( kau mendorong kepalaku sambil mengatakan itu). Kau pikir aku tertarik pada hotpant-nya, tentu saja tidak, aku lebih tertarik pada isinya. (aku ingat lirik lagu dari kelompok jamrud saat kau mengatakan ini).

Setelah puas bercinta, perempuan itu minta diri, dia pulang dan meminta uang 8000 rupiah untuk ongkos, karena dompetnya benar2 dikuras hingga tak bersisa. Aku berikan, pas 8000 rupiah seperti yang dia minta.
-------------
proses unlock berhasil, ceritamu terpotong. Lalu kita kembali ke layar komputer dan ipad melihat langkah pada tutorial selanjutnya. Jika di sela-sela proses itu ada jeda yang cukup lama karena koneksi atau kerja software kau kembali akan menceritakan perempuan-perempuan lain dengan kisah yang berbeda, kadang sambil menunjukkan foto atau video eksekusi kalian.

Pagi hari saat kau pulang dan kita berjabat tangan seperti biasa tanda ucapan sampai jumpa kembali dan selamat berpisah aku menahan tanganmu digenggamanku dan mengajukan pertanyaan : "apa semua perempuan-perempuan itu nanti tidak akan menjadi istri dan menjelma seorang ibu seperti ibuku dan ibumu?"
Kau mengerutkan kening... "Hei, kau bicara apa sih?" Katamu. kau menepuk bahuku lalu berlalu bersama bis kota yang melintas.

-awal maret di Jakarta yang mampu mengubah kucing menjadi naga


Rabu, 29 Februari 2012

Pictures always say more than a thousand words

Ketika akhirnya saya menyadari betapa kabel dan sore serta applikasi pengolahan gambar digital adalah karya-karya luar biasa di sekitar saya.

Selasa, 21 Februari 2012

Menertawakan hidup

Dalam satu moment yang semakin jarang aku lakukan -online di Facebook-
kau hadir menyapa lewat akun barumu hehehehe....

Berbasa-basi sejenak, kau tanyakan kabar aku bersama istri, akupun
sebaliknya. Kita bertukar kabar lewat dunia ajaib itu.

Masih belum begitu lama rasanya, aku mengingat moment ketika kita
bertiga masih sama-sama mahasiswa perantauan di kota itu. Uang adalah
sesuatu yang sangat jarang kita miliki, namun dengan bijak kau membagi
20ribu uang terakhir yang kau miliki untuk kita berdua sebelum saudara
yang satu lagi datang memberi kita pinjaman. Rasanya sulit untuk
melupakan 10ribu rupiah yang akhirnya menjadi ongkos pulang dan
seporsi makan malam yang paling aku syukuri itu.

Aku tidak begitu pandai bergaul, temanku tidak banyak, boleh dibilang
aku dengan sengaja membatasi diri dalam bergaul. Dari sedikit teman
yang aku punya, mungkin kalian adalah orang yang ingin aku jaga agar
dekat di hati :).

Tapi jalan langit menggariskan banyak batas di antara kita. Sekali
waktu aku membuatmu kecewa dan kau pantas kecewa untuk itu, aku akui.
Lalu setelah badai berlalu di antara kita rentang jarak menjadi
pemisah selanjutnya disusul pekerjaan dan jalan hidup yang kita pilih
masing-masing.

Sekarang 10 ribu rupiah mungkin tidak bearti apa-apa untuk kita
bertiga, tapi kita pernah tahu bahwa pada suatu ketika dia pernah
menjadi simbol yang menyatukan banyak hal di antara kita.

Senang mendengar kau pun sudah berkeluarga, istri yang baik, hidup
yang nyaman persis mimpi2 mu ketika itu. Saudara kita yang satu lagi
juga sudah mapan,mengendarai mobilnya yang cukup mewah, kerja yang
bonafid dan sudah bisa pacaran sekarang :) seperti apa yang sering
kita doakan untuk dia ketika itu. Aku terperangkap dalam dialektika
pemahaman dan perjalanan akademik yang panjang, belum selesai tapi aku
menuju arah yang dulu harapannya sering ku bagi bersama kalian :)

Permainan masih belum berakhir, kita masih berjalan di atas roda
kehidupan, setting panggung masih sangat mungkin berubah, dinamika
masih terus berlanjut. Di sini kita sekarang, menertawakan perjalanan
kita saat itu, menikmati getir dan manis yang pernah kita jalani.

Terpujilah hidup yang sering kita tertawakan, bahagialah kita yang
sering tertawa bersamanya, bahagialah kalian bersama doa dan
harapankanku :-)

-----------———---------------------------------------------------------
If you think that you have many Friends in your life, just think again :)

---we are in never ending study----

Kamis, 09 Februari 2012

Melihat, Memperhatikan, Memahami

Shinmen Takezo putra Munisai atau lebih dikenal dengan nama Miyamoto Musashi seorang pedekar pedang ternama yang hidup pada awal abad 16 di Jepang adalah salah satu karakter yang boleh dibilang sangat ingin saya ikuti punggungnya. Bukan hanya karena pedang dan duel-duel mautnya yang terkenal, tapi kegigihan, determinasi, kecerdasan dan pada akhirnya kebijakannya yang lahir dari itu semua.

Buku tentang Musashi yang paling saya suka adalah karangan Eiji yoshikawa, walau sangat ingin tapi sampai sekarang saya belum sempat membaca The Lone Samurai karangan William Scoot Wilson. Yoshikawa menggambarkan bahwa Musashi adalah Dia yang selalu bertarung, suka menulis, pandai melukis, bisa membuat patung, membangun kota, berperang dan mengajar. Bagi saya dia terlihat seperti gabungan seorang prajurit yang sangat-sangat tangguh, peneliti yang sangat-sangat cerdas, seniman yang jenius dan filsuf yang sangat bijak. Beliau tidak pernah tercatat memiliki guru secara formal, dia hidup mengembara di masa mudanya, teknik pedangnya dikembangkan dalam duel antara hidup dan mati, alam mengajarkannya kecintaan dan seni lahir dari kecintaannya (dia terkenal dengan lukisan burungnya).

Kadang saya berpikir bagaimana orang sehebat itu bisa ada, bagaimana dia mempelajari, dan berkesempatan mengecap semua pengalaman luar biasa itu? bagaimana dia mampu membayar semua konsekuensi atas perjalanan hidup yang kemudian menjadi legenda karena kehebatannya?

Musashi berduel tidak hanya dengan insting dan kemampuan fisiknya, tetapi juga dengan hati dan segenap kecerdasannya. Kisahnya mengalahkan seratus anggota dojo yoshioka seorang diri dengan segenap keberanian, pedang yang cepat, dan taktik yang luar biasa : mengejutkan musuh-musuhnya dengan hadir lebih dulu. atau ketika dia mengalahkan dewa pedang sakaki kojiro dengan datang terlambat hingga kemarahan merenggut kecerdasan kojiro dan akhirnya menghilangkan nyawanya di tangan musashi. Begitu juga cara dia datang dan pergi melalui laut untuk menghidari kemarahan pendukung Kojiro yang ingin membalaskan dendam.

Dia Musashi, akan melihat lawannya, dia akan memperhatikan sifat, kebiasaan, dan gerak, dan ritme lawannya, akhirnya dia memahami mereka dan merenggut kemenangan demi kemenangan.

Dia musashi, yang melihat dirinya sendiri, dia memperhatikan geraknya, cara hidupnya, dan gejolak rasanya sendiri, dan kebijaksanaan datang pada mereka yang akhirnya memahami dirinya sendiri.

Musashi adalah seorang pendekar namun melihat dan memperhatikan serta menapaki jalan seni, zen, dan hal-hal lain yang dilakukannya disamping bertarung, dia mengembangkan teknik pedangnya, menajamkan rasa, menggapai pemahamannya.

dia yang mengenal zaman lah yang akan berkata :
"Respect Buddha and gods without counting on their help"

Pendekar sejatilah yang akan mengatakan :
"There are many ways: Confucianism, Buddhism, the ways of elegance, rice-planting, or dance; these things are not to be found in the way of the warrior"

Dia yang melihat seharusnya bisa memperhatikan dan dengan itu kita memahami.
Begitulah pemahaman saya tentang Musashi dan jalan hidupnya.

---------------------------------
Ada pintu otomatis baru sebelum pintu lift di gedung kantor saya yang harus dilewati dengan pass card elektonik. begitu terpakunya pada teknologi saya tidak sadar celahnya sebenarnya cukup lebar untuk dimasuki. dia yang melihat, namun tidak memperhatikan tidak akan pernah memperoleh pemahaman.

Saya bekerja keras memikirkan metode sampling variabel simulasi monte carlo untuk jarak,sudut, kedalam yang ternyata hanya mempengaruhi satu variabel saja dalam simulasi yaitu (JARAK!) ; Dia yang melihat, tanpa memperhatikan, akan melakukan banyak hal yang sia-sia dan dia yang "tidak mau" memahami akan terus melakukan kesia-siaan :)

--ceracau saat kacau

Selasa, 17 Januari 2012

Dunia kita....

Malam itu aku nyaris sendiri, menikmati lampu kota di tengah lelah dengan rutinitas yang biasa. Angin malam tidak menembus kaca kantor kami yang tebal, suaramu hanya sayup-sayup menjangkau aku bersama hatiku.

Katamu kau sedang sendiri kawan, pacarmu jauh dan pada akhirnya meninggalkanmu dengan luka lebar yang menganga. begitu juga jalan langit menjauhkan mu dari laboratorium yang kau cintai, dari ibu yang begitu kau sayangi. katamu kau perlu aku, seperti dulu, sekedar duduk, mengecap kopi, menghisap rokok dan bersenandung bersamamu.

tenanglah kawan, kuat-kuatkanlah hati. begitulah dunia kita, di dalam badai, di pusaran jiwa-jiwa.... dan bukankah dengan demikian hidup menjadi berwarna, aku teringat pepatah lama ; bahwa waktu akan menyembuhkan semua luka, percayalah :-)