Halaman

Selasa, 22 Mei 2012

Perjalanan


Malam masih terlalu muda untuk mengantar kami tidur. Suara binatang malam, debur ombak, angin semilir, kekasih dan sahabat-sahabat dekat adalah penjuru pemikiran yang hadir diawali lewat kenangan-kenangan, kemudian diloncati harapan-harapan hingga mencapai pertanyaan-pertanyaan.


Aku tentu mengingat ceritamu kawan, tentang patah hati, tentang kunang-kunang di Purwakarta, tentang seorang diri melintasi hutan dan jalan panjang, tentang semalam di Cianjur, dan sekarang, di atas pasir-pasir kau memasrahkan diri pada pertanyaan ; "Sebenarnya, apa yang mereka cari dalam setiap perjalanan?" Pertanyaan kepada semua pejalan, pertanyaan pada gelisahmu sendiri, pertanyaan karena kau tidak menemukan jawaban yang kau cari dalam hutan dan kesendirian.

Bukankah seharusnya setiap perjalan men-dewasa-kan?

Ah, pada malam dalam jubah gelap-nya aku jatuhkan seluruh kesah. Resah menggelayuti bayangan nihilisme di paru-paru kiri. Apa yang sebenarnya mereka cari dalam setiap perjalanan-nya? apa yang sebenarnya aku cari dalam perjalananku? uang? kaya? nama? pengetahuan? pintar? jadi makhluk sosial? orang suci?…. atau hampa?

Kaum bergegas? siapakah engkau? hai! hendak kemanakah dikau?

-Di antara bintang, malam dan kerang. Ujung Kulon, 2012

Kamis, 10 Mei 2012

Harapan Untuk negri

Masyarakat harus diberi harapan bahwa di negeri ini masih ada lembaga peradilan yang mau bekerja dengan patriotik, bermartabat, dan penuh kehormatan, seperti ditulis oleh Satjipto Rahardjo dalam Kompas tanggal 14 Juli 2009.

Rabu, 09 Mei 2012

Percakapan Menuju Malam

Setiap hari-hari sekarang hampir dilalui dengan rutinitas yang sama, terutama saat menutup hari. Setelah seluruh aktivitas dan lelah maka aku membaringkan diri, menyalakan televisi dan menelpon kekasih 150 Km lebih jauhnya. Percakapan dengan kekasih akan berakhir saat salah satu dari kami terlalu lelah berbicara, terlalu lemah untuk meneruskan cerita tentang hari, negeri, cinta, rasa dan segala hal lain yang melintas di pemikiran kita.

Ketika telpon kami putus, maka percakapan terakhir di penghujung hari hingga ke lelap adalah percakapan dengan diri sendiri. Pemikiran akan berkelana ke sudut-sudut menakjubkan yang selalu terasa luar biasa.

Televisi masih menyala, sayup-sayup terdengar peter pan dan james hook berbicara di toko barang antik saat mereka hendak mencuri portal menuju neverland. Ah, sungguhkah peter bahagia saat dia menjadi abadi di neverland sana, menyusuri gelap malam, terbang dengan debu peri, bertualang setiap hari. Jika benar dia bahagia, maka ingin rasanya menjejak kaki juga di sana, negeri di mana waktu terhenti, lalu kau akan tetap muda tak termakan oleh usia. Atau akan rindukah dia pada sudut-sudut london, keramaian kota, dan aksi copet jalanan mereka? mungkin dia akan merindukan figure hook yang dulu, james hook dengan tangan lengkap dan jam gantung milik ayahnya. Serupa kesatria yang di bawa nuala ke tanah suci kaum elf, kelak rindu pulang ke kampung halamannya meskipun tahu ia harus luruh menjadi debu saat turun dari kuda ajaib dan menginjak bumi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

teman 1 : kadang aku merasa jauh lebih pintar dari bos ku.
teman 2 : Ah, aku merasa salah tempat di tempat kerjaku sekarang
aku : hmm...
teman 1 : harusnya aku yang jadi bos
teman 2 : harusnya aku dulu jangan kuliah di jurusan ini, hingga bisa bekerja ini
aku : hmm...
teman 1: harusnya aku ini pemimpin
teman 2 : harusnya aku mengerjakan sesuatu yang lebih penting dalam hidupku
aku : teman-teman, kata ayahku.. jalan apapun yang kalian pilih, lakukanlah sepenuh hati, karena kalau setengah-setengah atau tanpa totalitas, kamu itu sebenarnya sedang tidak melakukan apa-apa
teman 1 : tapi harusnya aku ini pemimpin
teman 2 : harusnya aku ustadz
aku : harusnya aku peterpan...
teman 1 : hmm....
teman 2 : hmm....
teman 1 : mau mu apa sih?
teman 2 : iya, mau mu apa sih?
aku : ok ok, aku jadi kapten hook aja
teman 1 : OK
teman 2 : Sip
(teman 1 mengambil pisau dan menyerahkannya padaku)
teman 1 : Kalau begitu potong tanganmu
teman 2 : yup, Totalitas (dia tersenyum)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apakah peter pan bahagia di neverland sana?
Bagaimanapun, pada akhirnya ia memutuskan untuk menjadi dewasa!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(beberapa bulan kemudian)
teman 1 : aku memutuskan untuk bertahan, nanti peluangku besar untuk jadi bos di sini
teman 2 : aku memutuskan keluar, aku tidak tahan, aku mau bertualang, mengerjakan hal-hal yang aku suka
aku : hmm...... (sambil mengusap kait baru yang terpasang menggantikan pergelangan tangan)

hehehehehehe

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
aku tulis agar bisa dikenang sedikit lebih lama sebelum menguap bersama udara.