Halaman

Selasa, 09 September 2014

Hari-hari

Ini hari-hari yang sibuk untuk saya yang tidak suka sibuk. Saya mulai merasa terlalu banyak bicara, dan hal yang dulu saya suka ini mulai merasa mengganggu. Jika terlalu banyak bicara, kau akan sedikit sekali berkarya, begitu kira-kira yang sekarang saya merasa, begitu sekarang saya percaya.

Dan di titik yang ini saya menjadi lelah untuk berbicara, bukan bearti kesukaan saya untuk ngobrol dan berdialog hilang. Tidak begitu, saya masih merasa menyukainya, hanya saja saya merasa lelah. Hari-hari ini kami terlalu banyak bicara, hingga kehabisan peluang untuk mengotori tangan dengan bekerja. Ya, saya juga tahu bahwa ada orang yang pekerjaan-nya berbicara, tapi itu mereka, bukan saya.

Di antara thesis, apartemen yang belum selesai, proyek yang terbengkalai, saya menjadi sangat lelah untuk berbicara. Ah, mungkin karena muda itu sudah lewat untuk saya? Yah mungkin saja, meski saya berharap belum.

Dulu saya selalu merasa ada api yang menggelora di dalam dada, ada serigala yang melolong di dalam perut, ada badai yang menyeruak setiap membuka mata. Dini hari ini saya terbangun, dan saya tidak menemukan satupun dari mereka, saya hanya terbangun dan merasa lelah, terlalu lelah bahkan untuk berdialog dengan sunyi yang biasanya sangat saya nikmati.

Setelah agak lama berdiam, mozaik-mozaik kenangan melintas, bualan-bualan yang tidak bisa saya wujudkan lewat di depan mata. Saya semakin yakin bahwa saya terlalu banyak berbicara, saya terlalu suka membual, dan saya merasa semakin lelah, bayangan-bayangan itu menguras habis semua energi hingga saya hanya bisa pasrah terlentang ditindihi gelap.

Saya mencoba bangun, push up, pull up, rabbit jumping, tapi rasa ini tidak mau hilang, kelelahan batin ini malah bertambah dengan kelelahan fisik sekarang. Saya hanya ingin pulang, memeluk istri saya, menciumi anak kami, itu saja. Saya lalu ingat sudah berapa lama saya tidak mengantarkan mereka tidur, mungkin baru beberapa minggu, tapi saya menyesalinya! Setidaknya malam ini saya benar-benar menyesalinya.

Kalau almarhum papa masih ada saya mungkin akan menelponnya, dan kemungkinan besar dia akan meminta saya mendirikan shalat dua rakaat. Saya ingin melakukannya saat ini, tapi saya kehilangan daya untuk bangun. Lalu saya rindu pada musholla kecil kami di kampung sana, rindu yang entah datang dari mana.

Lalu saya membuka blog ini, dan mulai menuliskan perasaan yang entah apa ini. Saya mengerti perasaan lelah teramat sangat sambil memandangi langit-langit seraya bergumam; " oh, yeah I have done great stuff today". Tapi ini kali pertama saya merasa; "oh god, I have talked too much and now I'm dry".

----------------------

Sekarang sudah pagi, tadi saya berlama-lama memandangi gambar Bumi di layar handphone dan yeah, I think I just have to moving faster than ever. Saya sudah terlalu lama bertapa di ganesa. Dan kalian tidak usah tanya apa hubungan kesimpulan saya dengan rasa lelah karena terlalu banyak bicara, saya sudah malas membicarakannya :)

Selamat pagi matahari, senang berjumpa kamu, sudah lama kita tidak bertemu sepagi ini :D

Saya sudah memutuskan untuk makan sebutir apel dan pergi keluar saya, menikmati hari dan berbahagia lagi :D