Halaman

Selasa, 27 Oktober 2020

Menginjak Harga diri

Seorang teman viral tempo hari karena gambar dia dan seorang dosen UPI menginjak petilasan keramat. Ketidaktahuan rupa nya bisa menjadi berbahaya sekali. Kasus ini sampai ke polisi, beberapa elemen masyarakat sampai hearing dengan DPRD, surat resmi ke menteri juga dilayangkan.

Beruntung, kami melihat kasus ini lemah secara hukum positif. Hanya saja, bila dikipasi dan disiram bensin terus bisa terbakar besar juga 😁

Mereka orang2 polos. Yang dengan ketidaktahuan dan saran sesat melakukan hal yang dianggap tabu. Siapa saja rasa nya bisa saja sial seperti ini.

Sekali lagi saya melihat, betapa sosial media bisa menyulut luas keributan di khalayak, sedikit manipulasi informasi bila diarahkan dengan tepat bisa jadi gelombang yang luar biasa 😌

Tahun yang luar biasa!

Jumat, 26 Juni 2020

apprentices

Howdy blog,

Hari ini, dua dari sekian banyak orang, 1 dari sekian banyak tim yang saya bentuk memberikan hasil riset mereka. Saya harus akui, bahwa hasil nya mengesankan. Saya periksa sekali, kemudian sekali lagi mengerahkan bakat terbaik saya ; “Mencari kesalahan orang lain!” But I couldn’t find anything. Their work is perfect! Secara tidak sadar haru dan bangga itu masuk tanpa permisi ke pikiran saya. I’m really proud, ah tidak really really really proud!

Akhirnya saya menemukan telaga di tengah Sahara. Pencapaian mereka belum besar, boleh dibilang mereka belum bertempur sama sekali, tapi di dunia kami ini, persiapan sebelum memulai perang memegang peranan 80% dan dua orang ini melakukannya dengan sangat baik. Tidak terasa, hampir setahun penuh saya berpeluh bersama mereka, melatih skill hingga pemikiran, mengasah intuisi dan merubah pola pikir. Rapat-rapat hingga larut malam itu, ratusan baris kode, puluhan ide yang tidak bekerja sesuai ekspektasi. Serius... bukan pelerjaan yang gampang. Seberapa banyak marah dan kesal yang saya semburkan tidak usah kita ceritakan lagi, thousands! Tapi mereka batu! Bentakan dan teriakan saya tidak membuat mereka berdua gentar atau mundur teratur, makian dan hinaan saya justru mempercepat progress mereka. Makin dicambuk, makin kencang larinya. Saya seperti melihat sedimen menjadi metamorf di depan mata!

Akhir bulan ini mereka siap melangkah... saya berdoa untuk mereka. Apalagi kebahagian seorang guru/mentor/pelatih (of course they still call me “mas” dan “bro” , I’m not as crazy as that 😝😂) selain melihat murid-murid nya bertumbuh. In the end of this month... they will not my apprentices anymore, saya akan berdiri di gerbang Juli dan berkata : WELCOME PARTNERS!
Finally 😁

Minggu, 07 Juni 2020

Market Wizards- interviews with top traders


Saya sedang membaca lagi buku ini. Semacam buku klasik di dunia trading. Jack mendapat banyak sekali popularitas sejak seri market wizards pertama kali diluncurkan. Buku ini sangat menarik, menurut saya karena pertama Jack sendiri seorang trader veteran dan kedua, dia punya kemampuan narasi dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sangat bagus. Meski kita tahu kebanyakan trader tidak terlalu suka mengungkap detail operasi mereka bahkan banyak yang menghindari sorotan, tapi jack mampu membuat banyak figur penting di industri ini bersedia bicara, itu prestasi sendiri bukan? Hehehe

Hal penting yang dapat dipelajari bagi para professional dari wawancara-wawancara ini pertama tentu keberagam cara para trader mencapai profit mereka 😁 Ideologi semua trader tentu sama, profit, tapi jalannya bisa seperti langit dan bumi. Pendekatan Marty dengan Rogers misalnya, 180% berbeda jalan.

Tapi bagi saya yang romantik, perjalan awal setiap individu di buku ini adalah bagian yang paling menarik. Hampir tidak ada yang membosankan! Setiap individu punya catatan menarik di awal perjalanan menuju industri ini. Filosofi yang berbeda, karakteristik yang berbeda, melahirkan strategi yang berbeda-beda meski ajaibnya... mereka menghampiri titik yang sama.

PTJ adalah pribadi yang menarik, bagaimana dia menerima Jack saat jam sibuk,melakukan wawancara sembari menangani transaksi. Jack menuliskan bahwa Jones sebagai lawan bicara yang easy going dan tidak mendominasi, tapi saat meneriakan order nya ke corong telpon, dia adalah pribadi yang “.... go go go! Are we in? Speak to me!” Begitu ditulis Jack. Saya suka sekali bagian ini hahahaha Jones masih hidup dan dia tidak pernah protes pada apa yang ditulis Jack, jadi mari kita asumsikan semua itu benar 😁😁

Jack juga cukup deskriptif mengambarkan setiap wawancara, mulai dari bagaimana dia menghubungi nara sumber, membuat janji, reaksi atau keengganan dari trader yang akan dia wawancarai, kondisi saat wawancara dan sebagai nya, pena Jack tidak selepas kata-kata Marty dalam Pitbull atau Bella dalam one good trade, Jack tipikal yang sangat sopan sekali, tapi bukan bearti keseruan dan ketegangan lantai bursa atau trading room tidak terasa di dalam buku ini.

Jack bagi saya penulis yang baik, lebih dari itu dia juga pebisnis dan spekulan yang mengagumkan bagi saya, jadi kamu tahu kalau ada banyak bias di resensi ini 😁

RECOMMENDED!

Sudah...

Jumat, 05 Juni 2020

Bersamamu...

Bersamamu,
Eksistensi waktu terasa semu...
Hilang segala aku...


Selamat ulang tahun Miu

Big Bullshit ada di mana-mana

Omongan besar dengan bukti nihil ada di mana-mana, gak hanya di dunia trading 😛

Baru beberapa saat lalu saya tulis kagum dengan ide SANTARA, Mengenai Bottom of Puramid power. Desentralisasi kemakmuran. jadi saya cari tahu lebih jauh siapa di balik nya. Well, rupanya orang yang dijuluki bossman adalah otaknya. Dia ternyata sedang naik daun sekaligus sedang “dihajar” banyak orang.

Tapi moment ini sekali lagi membuktikan betapa topik “skeptis-logis-open mind” dalam kuliah penulisan karya tulis ilmiah dulu sangat berguna. Terbukalah pada semua ide/teori/peluang, sekaligus tetap skeptis dan telaah dengan logika. Kuliah ini menyelamatkan saya dari banyak hal ahahaha, thanks Prof Nanang dan pak Dadang Hahaha

Sedari dulu saya juga belajar memisahkan antara karya dengan senimannya, antara ide dengan pencetusnya, antara isi dengan pembicaranya. Meski sekaran, saya ternyata tidak begitu suka dengan figur yang mengenalkan saya istilah ini pertama kali, tapi teori nya tetap saya suka kok :D Prahalad dan Hart salah dua yang menyuarakan konsep yang sama. Di dunia trading, perusahaan seperti yang didirikan Song, Naajat atau juga sejenis yang dicetuskan schwager, mengakuisisi konsep yang sama. Tidak persis seperti skema Prahalad dan Hart yang lebih terkesan humanis, tapi ide desentralisasi kesempatan (yang secara tidak lsg juga bearti kemakmuran) dan empowering kaum bawah tetap sama, meski lebih condong kapitalis tetep hehehe.

Saat ini, kami menemukan satu perusahaan yang “sudah” jalan duluan, melakukan apa yang pengen kita kerjakan 5 tahun ke depan. Bearti jalan makin “berat” atau dengan kata lain ; semakin “MENANTANG” 😛😁 hahaha

Senin, 18 Mei 2020

New Vision, New Direction!

So far... quote si jenius Einstein bahwa seharusnya segala sesuatu dibuat sederhana tapi tidak “lebih” sederhana dari seharusnya, adalah wisdom yang ternyata paling banyak berperan dalam karir trading saya sejauh ini. Tentu saja itu berlaku dalam seni spekulasi yg kami kerjakan setiap hari, tapi lebih jauh... dia juga bekerja dalam lingkupnyang lebih luas. Dalam networking misal nya. Mengembangkan jjaringan dengan konsep sederhana itu bagus... tapi membuatnya sangat sederhana hingga gampang “putus” rantai-nya adalah hal yang ternyata berbahaya 😂 

Saya dua kali membentuk tim di Surabaya, dan kedua-nya gagal memenuhi ekspektasi, begitu juga di Bandung! Pandangan saya yang terlalu serderhana tentang “tim” mungkin menjadi katalis bagi pecah-nya mereka. Meski satu tim yang saya bentuk bersama “murid-murid” saya cukup perform sampai sekarang dengan cara dan metode pengelolaan yang hampir sama ; “less rules more trust!” Tapi rupanya konsep itu tidak bekerja untuk mereka yang pure memandang kami sebagai rekan bisnis.

Sementara ini saya berpandangan, dibutuhkan landasan motivasi yang lebih dari sekedar “uang” untuk menggerakkan gigi roda tim agar berjalan efisien.

Dan konsep baru yang tidak terlalu kapitalis, namun juga tidak liberalis, apalagi jatuh dalam sosialisme seperti power of BOP nya SANTARA akhir-akhir ini menarik bagi perenungan saya. Hei... bukankah ini lebih pas dengan yang ada di kepala mu selama ini? Begitu batin saya ketika pertama kali mendengar filosofi ini... Desentralisasi kemakmuran, dengan menggerakkan kelompok bottom of pyramid. Bukankah ini yang dicoba beberapa pihak dalam dunia finansial juga? Sudah mulai banyak pihak yang membuka peluang bagi retail trader untuk bersinar, “hedge fund” dengan model-mode baru bertebaran. Di mata saya, ini breakthrough dunia trading... dan semangat itu berkobar lagi. Semangat yang dulu dibakar prof. Zen di gazeboo rumahnya di dago utara, ajakan untuk mencetak sejarah! Dan terus terang... saya merindukan pencapaian-pencapaian semacam itu... tim pertama yang mengembangkan peta gempa untuk asuransi, mengembangkan produk asuransi pertama untuk perlindungan aset pemerintah terhadap bencana alam di Indonesia, mendesain produk parametrik gempa pertama di dunia yang dikhususkan untuk membantu mitigasi risiko likuiditas lembaga keuangan mikro. Oh... saya ingat rasanya saat pekerjaan semacam itu selesai, merasa kelelahan sembari memandangi langit-langit dan berucap, tidurlah... you did it great! Ahahaha
And now... well... kami tidak mungkin menjadi pembawa trend perubahan dunia trading ini di dunia... sudah banyak pelakunya dan jelas mereka lebih kompeten. Tapi trader Indonesia masih jauuuuuuh sekali tertinggal dalam permainan! Dan dalam hati, meski tidak yakin-yakin amat, sebentuk kepercayaan diri bahwa saya dan kawan-kawan bisa melakukan banyak hal dalam arus besar perubahan di negeri ini dengan apa yang sekarang kami punya, seperti menggelitik kerinduan itu.

Oke... Visi besar sudah tergambar... mungkin akan butuh waktu panjang, tapi... ah, apa lagi hal menarik yang bisa saya lakukan dengan kebebasan waktu seperti sekarang kalau tidak mengejar hal-hal besar sembari terus bertumbuh sebagai individu!? Bukankah “menjadi berguna bagi sebanyak-banyak-nya orang” adalah pesan almarhum papa yang melandasi jalan sejauh ini? 

Rasanya ini akan jadi petualangan yang seru! Saya bergetar takut, karena impian yang terlalu “Muluk”. Namun jika impian-mu tidak membuat kamu takut, maka bukankah dia tidak layak dikejar? 😝

So Here we are! FORWARD!

Sabtu, 29 Februari 2020

Sirkus Pohon by: Andrea Hirata

Saat #bumibiru dan miu sudah pulas, saya putuskan menyelesaikan buku ini. Perlu beberapa jam hingga tuntas ke halaman terakhir. Saya bangkit, mengambil gambar ini sambil mengutuk; KEPARAT kamu Andrea! 

Setelah laskar pelangi yang itu, padang bulan dan cinta dalam gelas bagi saya melewati edensor, tapi belum melampaui master piece nya tersebut, tapi Sirkus Pohon ini bagi saya binatang yang berbeda! Bahkan enggan rasanya membandingkannya dengan laskar pelangi. The Night Circus nya Erin Morgenstern adalah fantasi mistis tentang rombongan sirkus yang paling saya suka sejauh ini, tapi sirkus pohon terasa lebih hidup dengan cara yang berbeda.

Buku ini membuat saya melihat Andrea Hirata kembali sebagai seorang jenius. Tidak semua orang suka orang jenius...  Damar dan orang-orang yang sepakat dengannya sempat tidak suka dengan klaim Andrea, Nazi juga menawarkan hadiah untuk kepala Einsteins hehehe ah sudahlah, penulis dan karya bagi saya harus dipandang terpisah walaupun sulit 😂😂

Kembali ke Sirkus Pohon, setting kehidupan perkampungan Melayu masih menjadi amunisi penulisnya, tapi permainan kata sedikit berbeda di sini bila dibanding karya-karya dia yang pernah saya baca sebelumnya. Pantun duo kakak-adik Ipar saat menghibur Dinda sangat cantik sekali di kepala saya. Kesan sinis yang jenaka, kegigihan-kegigihan tak berlogika, atau kejadian-kejadian misterius di dalam rangkaian kisah, berpilin kocak, tapi sistemik hingga ke penyudahan.

Tentu saya suka permainan asmara antara sobri the “Hob” dan adinda yang serius serta Tara dan Tegar yang lebih muda dan manis, tapi tidak ada tokoh di dalam kisah ini yang lebih memukau saya selain Trapoli si gorong-gorong “licik” itu.

Apakah Andrea sdg menceritakan metafora politik? Atau berasyik-masyuk dengan kenangan-kenangan budaya? Atau mungkin sekedar menulis imajinasi-imajinasi di kepala? Hanya dia dan tuhan yang tahu, saya tdk tertarik mengetahui itu lebih jauh. Yg sy tahu, dia (sekali lagi) KEPARAT! Buku ini menyenangkan dengan cara yang keterlaluan, membuat mu sedih, lalu tetiba merasa kocak dan jenaka.

Sudah mau subuh, rasanya saya akan tidur dengan bahagia sambil menyumpahi Andrea Hirata lagi wkwkwk selamat minggu!

Rabu, 26 Februari 2020

Bumi Sakit

Jumat minggu lalu... Bumi terkena shock. Di sekolah dia jatuh tertidur, istri saya membawa tubuh kecil nya yang lemah dan dingin ke rumah sakit. Kami berterimakasih pada kawan-kawan paramedis RS Limijati yang sigap. Saya mengerti betul apa konsekuensi terlambat beberapa menit dalam kondisi seperti itu. Di instalasi gawat darurat, cairan dengan cepat dipompa langsung ke pembuluh darah nya. Nadi yang melemah kembali, sirkulasi tubuhnya berjalan lagi sebagai mana mestinya. Dia harus diopname, menginap beberapa malam dan di observasi. Hasil lab menunjukkan positif DB dan ada infeksi bakteri bersamaan.

Setelah perawatan perinatal, ini kali pertama bumi sakit hingga harus di opname di rumah sakit. Saya tiba usai zuhur. Ujung-ujung jari nya masih terasa dingin, tapi masa kritis telah lewat. Menyalami dokternya, mengucapkan terimakasih. Memeluk Bumi yang masih lemah, sembari memejamkan mata, mencoba meraup semesta agar berpihak pada kami.

Hari berikutnya dia sudah kembali ceria, bisa bercanda dengan ibu dan adik-adik saya, bisa marah-marah lagi saat ipad nya disita miu dan saya hehehe saat trombosit nya kembali dan demam tidak lagi hadir, kemarin dia diperbolehkan pulang. Kami semua lega. Bumi juga senang bisa berjumpa mainan-mainan nya di rumah hahaha

Kali ini sakit nya Bumi menjadi jeda, seperti mengingatkan saya untuk berhenti sejenak. Mengingatkan kembali bahwasanya proyek yang gagal itu biasa, kantor yang tertunda juga biasa, dan bahwasanya... bahkan hidup ini pun ladang permainan semata, dia bisa berakhir seketika atau menjadi terlalu lama dan membosankan. Terserah yang mana... bedanya bisa tipis saja.

N.B : semprot nyamuk di rumah-mu!

Rabu, 19 Februari 2020

Divergen - Konvergen - Transform

Dalam teori lempeng tektonik, ada tiga tipe utama pergerakan pada batas-batas lempeng tektonik. Yang pertama adalah divergen, yaitu saat kedua lempeng tektonik yang berbatasan bergerak saling menjauhi. Mid oceanic ridge, tempat magma naik dari perut ibu bumi dan mendorong lantai samudera di atas nya ke sisi berlawanan (sea floor spreading) adalah bentuk dominan dari tipe ini. Yang kedua adalah konvergen, dimana lempeng yang berbatasan saling mendorong atau bertumbukan. Palung-palung dalam di lautan, pegunungan tinggi yang terus tumbuh (sebelum diberangus lagi oleh erosi dsb) seperti himalaya dan jaya wijaya adalah bentuk manifestasi dari tipe ini. Tipe terakhir disebut transform, saat lempeng yang berbatasan bergerak menyamping, relatif ke kiri atau ke kanan terhadap lempeng yang lain. Sesar San Andreas yang menjadi batas lempeng pasifik dan lempeng amerika utara adalah contoh yang paling sering disebut untuk tipe ini.

Akhir-akhir ini saya memandang hubungan antara dua manusia yang saling terkait juga garis besarnya seperti itu. Ada yang bergerak saling menjauhi, tidak terikat sama sekali, semakin lama semakin jauh. Ada yang bergerak ke arah yang saling menyamping, meski bersisian dan sejajar tapi satu bergerak ke kiri yang lain bergerak ke kanan saling bergesekan. Ada juga yang semakin intens berhubungan, bertumbukan ideologi dan tujuan, seperti lempeng tektonik juga, saat satu lebih ringan, yang berat menunjam turun ke bawahnya. Saat mereka seimbang... lahir gunung-gunung tinggi hasil paduan gaya dari dua sisi, terangkat mereka menuju langit tinggi.

Hanya saja... umur fenomena ini dalam tektonik bisa amat sangat sangat sangat panjang. Skala waktunya skala ahli-ahli geologi, yang ratusan juta tahun baru dihitung satu periode oleh mereka. Sementara dalam konteks hubungan antar dua manusia dia lebih dinamis. Detik berikutnya bahkan bisa berubah. Teman dan musuh, cinta dan benci, semangat dan patah, prinsipil dan opportunis, teori dan applikasi, jarak nya bisa sangat tipis, arah dengan cepat bisa berubah 180 derajat.

Saya sedang sangat bersemangat, mengerjakan hal-hal baru, bertemu orang-orang baru, sekaligus juga membawa kamerad-kamerad lama saya. Tapi di lain sisi, bohong kalau saya bilang hari-hari ini saya juga tidak sedang merasa sedikit sedih. Ada banyak hal-hal indah yang diakhiri.

Setelah berbagi banyak ide dan tawa, kawan-kawan saya meninggalkan kota kami hari ini, ada yang ke Barat, ada juga yang ke Timur, kembali ke arah pulang masing-masing. Saat sendiri, suara-suara di kepala saling bersahutan hingga bergema. Semangat saya ditekan, kali ini dalam sunyi, ternyata sedih punya kuasa lebih. Saya ingat, bahwa pada dasarnya setiap kita sendiri, memilih dan menulis jalan masing-masing. Jika searah dan seirama mari melangkah bersama, jika harus mengambil jalan berbeda, mari berpisah, dan semoga sedikit tumbukan tidak menghancurkan segalanya.

Dari Bandung saya berdoa, yang terbaik bagi sahabat-sahabat semua. Kelak... jika umur kita panjang, dan kebijaksanaan makin mendekati, mungkin kita akan menertawakan semua. Godspeed Fellas. I love you all.

mengantar pulang

Adalah berat mengantarkan-mu pulang dek. Menemani detik akhir-mu, menurunkan kamu ke lubang itu, menutupi tubuh kaku-mu yang aku bujurkan menghadap Barat.

Kamu dan diam-mu itu masih membayangiku hingga detik ini. Adek Ulfa, jutaan peluk dan cium sayang dari kami yang rindu.