Halaman

Rabu, 26 Februari 2020

Bumi Sakit

Jumat minggu lalu... Bumi terkena shock. Di sekolah dia jatuh tertidur, istri saya membawa tubuh kecil nya yang lemah dan dingin ke rumah sakit. Kami berterimakasih pada kawan-kawan paramedis RS Limijati yang sigap. Saya mengerti betul apa konsekuensi terlambat beberapa menit dalam kondisi seperti itu. Di instalasi gawat darurat, cairan dengan cepat dipompa langsung ke pembuluh darah nya. Nadi yang melemah kembali, sirkulasi tubuhnya berjalan lagi sebagai mana mestinya. Dia harus diopname, menginap beberapa malam dan di observasi. Hasil lab menunjukkan positif DB dan ada infeksi bakteri bersamaan.

Setelah perawatan perinatal, ini kali pertama bumi sakit hingga harus di opname di rumah sakit. Saya tiba usai zuhur. Ujung-ujung jari nya masih terasa dingin, tapi masa kritis telah lewat. Menyalami dokternya, mengucapkan terimakasih. Memeluk Bumi yang masih lemah, sembari memejamkan mata, mencoba meraup semesta agar berpihak pada kami.

Hari berikutnya dia sudah kembali ceria, bisa bercanda dengan ibu dan adik-adik saya, bisa marah-marah lagi saat ipad nya disita miu dan saya hehehe saat trombosit nya kembali dan demam tidak lagi hadir, kemarin dia diperbolehkan pulang. Kami semua lega. Bumi juga senang bisa berjumpa mainan-mainan nya di rumah hahaha

Kali ini sakit nya Bumi menjadi jeda, seperti mengingatkan saya untuk berhenti sejenak. Mengingatkan kembali bahwasanya proyek yang gagal itu biasa, kantor yang tertunda juga biasa, dan bahwasanya... bahkan hidup ini pun ladang permainan semata, dia bisa berakhir seketika atau menjadi terlalu lama dan membosankan. Terserah yang mana... bedanya bisa tipis saja.

N.B : semprot nyamuk di rumah-mu!

Tidak ada komentar: