Halaman

Sabtu, 29 Mei 2010

Ujian

Malam2 kurang tidur, mengerahkan kemampuan sampai batas, mengalahkan stress, mengatur prioritas.... Ah, selesai satu semester lagi. Terimakasih tuhan, untuk semua pengajaran ini. Aku berterimakasih... Kehidupan sosial, petualangan, dan debar nadi indonesia yang sejenak ku tinggalkan selama dalam pertapaan ini rasanya tidak sia-sia. Satu tahun lagi... Sabarlah... Sabarlah... No gain without pain, never be steady, move forward to be better, it's not just fell better!!

we are in never ending study
@}}--

Kamis, 27 Mei 2010

Puisi dan bahasa

Tulisan ini diawali dengan sedikit ide, saat seorang gadis -mungkin tidak harus saya katakan- yang saya cintai salah memahami puisi yang saya tulis. Dan kemudian saat tadi diskusi singkat dengan seorang kawan tentang puisi yang ditulis oleh seseorang, tersebar luas di berbagai jaring maya, tentang seorang lelaki dengan kesedihan dan kesiapan nya saat kekasihnya "harus" pergi. Puisi ini dikatakan karangan B J habibie, bapak teknologi -saya lebih suka menyebutnya begitu ketimbang mantan presiden ke 3, di mata saya dia bahkan belum pernah menjadi presiden, sekalipun saya tidak menapik, orang ini menyelamat kan indonesia di tengah krisis power yang sangat berbahaya.- atas kehilangan beliau terhadap istrinya.

Dari diskusi benar atau tidak puisi itu dikarang oleh sang baharudin Jusuf atau bukan, menurut sang kawan puisi itu sangat tidak indah. Dari logika disampaikanlah pemahamannya bahwa; "mungkinkah kamu mengatakan bahwa kamu cenderung mendua, saat istrimu meninggal??" Logika yang sama adalah saat keluarga BJ habibie menyampaikan bantahannya térhadap keaslian karya tersebut berasal dari tinta sang begawan teknologi indonesia, tidaklah mungkin seorang habibie punya kecenderungan mendua :)

Ini hanya sedikit humble opinion dari saya, jika puisi yang sempat diperbincangkan hangat itu bukan karya habibi, dugaan saya puisi tersebut adalah karya si anonim yang ditangkap publik sebagai karya sang habibie atas suasana hatinya saat ini. Apapun kronologisnya, dimata saya itu puisi yang indah dan 80 persen saya yakin rasanya tidak mungkin ditulis oleh seorang perempuan, bukan, jangan dulu menuduh saya dikriminatif, atau meremehkan kaum perempuan, biarlah saya jelaskan kepada tuan-tuan dan nona-nona tentang apa yang saya rasa.

Kata-kata 'cenderung mendua', adalah frase yang jika ditilik dengan baik merupakan frase penggambaran tentang sifat dasar lelaki. Seorang lelaki yang begitu terlukalah yang akan berkata : "mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau
ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga
aku mampu mencintaimu seperti ini".
Ini... Adalah gambar betapa cinta yang demikian hebat mampu mengubah, hanya cinta... Iya hanya cinta. "Kecenderunganku adalah mendua" bagi saya, -sekali lagi- bagi saya, semua lelaki memiliki kecenderungan seperti ini, bila tidak, maka dia menderita kelainan atau jatuh cinta... Dan paragraf ini memberikan gambaran cinta yang demikian besarnya sehingga mampu mengekang sang lelaki dengan kerelaan dan kepasrahan serta keindahan kata "setia" mengarti kan dua kata dari paragraph yang utuh, mengartikan sebuah paragraph dari sebuah surah yang utuh, bisa saja menimbulkan bias yang luar biasa, -kata sang mentor di kantor kemaren: "nazi telah salah mengartikan yang hanya sepotong saja dari pemahaman sang filsuf"-

Puisi.... Bagaimanapun kita menganalisanya, arti sesungguhnya tetap sang pengarang dan tuhan lah yang tau. Jika kau tanya aku... Maka siapapun penciptanya, sang begawan atau bocah ingusan yang baru kehilangan pacarnya... Ini puisi yang indah, saya, bergetar membaca tiap katanya :) rasa yang mungkin berbeda dengan setiap individu lain yang membacanya bukan, karena jejak historis yang berbeda, karakter psikologis, pemahaman, dan liku tempuh perjalanan yang berbeda dari masing-masing kita selaku penikmat seni.

Dan puisi, seperti hasil lain dari olah rasa dan cipta adalah hal yang sama dengan relativitas atau cinta.

Aku... Hanya berbeda sudut pandang dari keluarga sang begawan dan kawan yang tadi. Dan begini cara pandangku, terserah mereka mau tahu atau tidak, tidak jadi soal bapa :)

Mari kita simak kembali :

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam
diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa
setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong
melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau
ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga
aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....

By : ???????

we are in never ending study
@}}--

Selasa, 18 Mei 2010

Untuk seorang gadis yang berjalan di bawah sakura-sakura meranggas

Tahukah kamu debar yang tidak pernah henti. Seperti debar laut yang menggenggam hatimu, getar bumi yang memaku jantungku.

Debar ini, -sentuh dadaku sayang- irama denyut cinta yang tak pernah henti. Hasrat menundukkan dunia, agar kau tak perlu lagi jauh dari aku, sekedar menikmati teh atau menghabiskan waktu dengan mengurai tawa. Hingga lautan air mata seluas apapun menjadi tidak berarti sama sekali.

-maaf, untuk semua air mata yang pernah jatuh. Dari aku lelaki dengan senja yang mungkin masih sulit kau pahami.-

we are in never ending study
@}}--

Inilah mereka

Inilah mereka
Iya ini
Penyair-penyair dari masa lalu

Larut sendiri di sepi
Mendekap pena bersembunyi dalam puisi

Jadi buta dan berkarat
Memuja senja hingga langit jadi pekat

Deru mereka tak lagi bergemuruh


Best Regard

Penari

Iya... Kau merasa bebas dengan gerak mu
Kau merdeka mencumbu ritme
Ekstasi dalam trance yang aku tahu sungguh kau nikmati

Kemarilah... Bisik mu merayu agar aku mau mengulurkan tangan merengkuh kebebasan itu

Tapi aku tertidur... Terlalu lelap untuk bercinta dengan hasrat mu
Ah, aku... Tulang-tulang kaku yang tak akan mampu mengikutimu


Best Regard

Sabtu, 15 Mei 2010

Kerontang

Aku... Yang bukan siapa-siapa bagimu,
Sungguh tidak ingin kau terkurung dikerangka semu itu.

Bebaskanlah.... Kau adalah rajawali, yang aku lihat terbang di langit malam.

we are in never ending study
@}}--

Kamis, 06 Mei 2010

Freedom

Di warung makan... Bob sadino sang begawan ekonomi jalanan dan dua muridnya (aku kenal salah satunya sony tulung) ditanya,

Om bob, apa rahasianya hingga bisa setua ini dan tetap seksi?

Laki-laki dengan celana pendek itu benar2 menjadi terhormat di mataku saat tersenyum dan berkata :

Freedom!!!

Ah yeah... You are right sir... Its freedom, something that I missed!


-Best Regard-

@}-- we are in never ending study....

Senin, 03 Mei 2010

Mati

Iya, ini aksara yang mati di bisu huruf-huruf jingga. Kita, kamu dan saya berhenti bicara, masing-masing merasa hebat sendiri. Terserah kamu saja, aku tidak peduli. Duniamu itu tidak cukup untuk menampungku. Lihatlah... Aku terus tumbuh dan kau tidak ada apa-apanya bukan? Jadi budak dari suatu sistem ketenaga kerjaan... Tidak-tidak, harusnya kau dan aku, kita... Jauh lebih hebat melampaui mereka dan sistem sampah ini, aku dan kamu, harusnya melintasi bintang, menyeberang ke cakrawala pencapaian yang sesungguhnya. Kau bilang aku ambisius, terserah aku akan menuduhmu pengecut! Nyaman setelah merasa cukup banyak berbuat ah... Kamu, aku menuduhmu membiarkan naluri mu membusuk di situ.


-insomnia, genteng ijo
-Best Regard-

@}-- we are in never ending study....