Halaman

Selasa, 27 Agustus 2019

KAJIAN KEGEMPAAN DKI JAKARTA

Dengan sejarah gempa merusak yang tercatat baik serta sumber yang masih “misterius” jakarta yang punya populasi tertinggi di Republik perlu kajian kegempaan yang lebih serius. Tentu ide ini bukan ide orisinil kami, dalam sekian banyak pertemuan, wacana, retorika, hingga kajian-kajian ilmiah, hal ini sering dikemukakan senior-senior kami.

Fiza, laki-laki pendiam dan kalem itu yang memaksa saya habis-habisan untuk turun dan mengusahakan agar segala wacana itu menjadi kenyataan. Dia mensupport segala yang saya perlukan! Dari koneksi, preliminarily research, road shows, hingga waktu untuk berpikir (ini paling krusial) hahahaha meyakinkan para petinggi adalah urusan yang paling sulit saat itu. Lagi-lagi tugas kami membangun simpul. Menghubungkan universitas dengan stake holder industri asuransi, membawa figur yang tepat, ikut serta dalam pendanaan proyek awal. dimulai dengan menyajikan bukti awal dari tomografi dan pengukuran mikrotremor kawan-kawan kami. Ruben kebagian membangun jaringan dan mengumpulkan hasil-hasil riset awal, dari ITB, PUPR, hingga BMKG, keputusan kami juntuk ikut mengirim wakil dalam generasi awal program S2 nya terbukti berguna hehehe. Sementara itu saya berbicara di banyak tempat, mengisi peran guru kami yang sudah lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, tetirah dari dunia persilatan. 

Kami harus bicara dari dalam industri menekankan pentingnya untuk dilakukan (paling kocak saat hampir telat bicara di Indonesia Re hahahaha), berbicara pada akademisi untuk berkolaborasi, berbicara pada media, bahkan hingga mencari vendor untuk infrastruktur kalau terwujud. Bukan pekerjaan mudah, tapi jujur saja, menyenangkan hehehe

Godaan datang sepanjang jalan, tapi kedua rekan saya itu benar-benar menjaga integritas nya, ah... bangga sekali pernah bersama mereka mengerjakan hal ini. Oh adek kami Nina juga sangat membantu mengurus administrasi yang kami sangat tidak pandai itu hahaha, farhan juga banyak sekali resahnya, terutama waktu disuruh Ruben mengontak saya yang terlambat karena ban bocor 😂😂

Saya dikabari, realisasi pekerjaan awal dari pekerjaan kami yang ini sudah diresmikan. Saya senang sekali mendengarnya, sekaligus sedikit kecewa karena tidak terlibat lagi di pekerjaan itu. Saya mulai mengingat energi dan semangat saat mengerjakan pekerjaan ini hehehe. Some people only see the result, without deserved respect to the long long long plan and process hehehe Anyway... Ruben masih di sana, dan saya percaya dia bisa menyelesaikan dengan baik apa yang dulu kami mulai bersama-sama. Lagi pula kendaraan itulah sang pemilik, kami hanya menumpang di arah yang sejalan hehehe Doa terbaik saya untuk dia!

Saya tidak pernah menulis banyak tentang cita-cita ini. Maka saya putuskan segera menulisnya di sini, agar tidak terlalu cepat lupa, dan mungkin nanti bisa jadi cerita untuk Bumi kalau sudah waktunya dia belajar tentang hal semacam persistensi, pentingnya networking, atau bahkan tentnag keikhlasan dan merelakan misal nya ahahahaha.

Kendati gampang menulis begitu, tetap saja hingga pagi ini saya belum bisa tidur, walaupun badan lelah akibat maraton meeting sedari siang kemarin. Angka-angka proyeksi finansial, hitungan komisi, profit sharing dan segala hal yang saya bahas sepanjang hari serasa tidak lagi begitu bearti. Saya memandang langit-langit, berulang-ulang berbisik lirih pada diri sendiri... let it be, you have done your part they need to do their part!


A little piece memory of milestone :

Rabu, 21 Agustus 2019

Baby Steps


Pada akhirnya, kami tidak bisa menghindar lagi. Permainan harus ditingkatkan. Saya tidak bisa bicara bahwa kami siap sepenuhnya untuk melewati segala hal yang ada di depan, bahkan siapa yang tahu masa depan bukan? Setidaknya, saya kira persiapan sudah dilakukan.

3 peluang dari sekian banyak peluang yang kami kerjakan akhirnya mendekati realisasi. Saya tidak mau terburu-buru seperti yang ditakutkan si Guntur, tapi saya juga benci bila terlalu lama menunda sekedar berharap segalanya benar-benar siap, saya tidak sepengecut itu. Dia yang tidak bergerak ditelan oleh waktu bukan?

Hampir sebulan ini, saya mendidik dua orang kawan yang saya anggap baik dan mau terlibat mengunyah angka-angka, merobek persamaan demi persamaan, dan memeras otak serta mencurahkan tenaga mencari celah-celah sempit yang dapat kami manfaatkan untuk mengeruk sedikit keuntungan. Mereka sangat membantu, kami bergerak cepat. Saya tidak yakin saya punya keberanian ini sekarang tanpa bantuan mereka. Ketiga proyek kami butuh kompor-kompor baru yang harus segera dipacu pembakarannya. Tuhan mengirim mereka pada saat yang tepat!

Saya tidak tahu, seberapa jauh saya dan mereka akan bisa berjalan setidaknya saya bisa memastikan mereka akan saya libatkan di proyek pertama yang ingin segera kami eksekusi minggu depan. Founder proyek ini juga seorang kawan saya, GM sebuah hotel di jakarta yang saya kenal saat belajar di salah satu akademi bersama kedua orang yang membantu saya ini. Jadi mereka saling kenal, dan saya suka bila semua saling terhubung. Bukankah dari dulu pekerjaan saya adalah menciptakan simpul-simpul yang tepat, meski tidak semua orang tahu betapa penting simpul-simpul yang kami bangun hehehehe sudahlah... ;p

Proyek kedua bersama 3 kawan lain yang baru-baru ini saya akrab. Proyek yang lahir dari sebuah sharing pendek, bergelas kopi, dan permainan kartu uno hingga larut. Beberapa ratus ribu dollar bukanlah angka yang besar dalam industri ini, boleh dibilang nilai minimum malah. Tapi proyek ini dimulai dari sana, atapi secara ideologis, jujur saja proyek ini paling saya suka. Saya memimpin penuh proyek ini dan memiliki ambisi pribadi membesarkan bibit-bibit kecil yang disemai lewat omongan besar saya hahahaha

Pekerjaan ketiga adalah proyek yang secara nilai paling menjanjikan, jauh melebihi apa yang pernah bisa saya bayangkan. Saya sempat gemetar saat pertama memutuskan untuk terlibat atau tidak, meski kemudian memutuskan untuk mulai berani dan bernyali. Bagaimana tidak? Bahkan sebelum mulai, sang initiator sudah menunjukkan sebuah gedung 4 lantai yang megah dan kosong yang boleh kami pakai sebagai tempat operasional semaunya (kami bisa main futsal di salah satu kamar dalam gedung ini hahahaha) lebih mengerikan saat BVI, London, Singapura mulai muncul dalam percakapan, saat beberapa kontak bank-bank besar mulai ditelpon, saat kami diharuskan menghadiri beberapa pertemuan yang saya tahu tidak sembarang orang bisa duduk di dalamnya. Saya memutuskan untuk tidak ikut meeting maraton seminggu yang penuh lobi di singapur saat penggodokan lebih lanjut konsep pekerjaan ini dilakukan, saya percayakan penuh pada partner dan calon investor kami untuk melakukan nya. Saya menarik diri dari manajerial dan hanya ingin berfokus pada operasional proyek yang ini. Alasan sebenarnya mungkin saya takut terlalu kecewa bila tidak berjalan baik hahahaha. Saya masih merasa proyek ketiga ini too good to be true... but you know... I still believe in magical moment walau tidak menggantungkan diri kepada hal itu hahahaha




Long story short... I think we have done with all talks and negotiations so far... Saya ingin menyepakati semua term and condition yang sudah terbentuk apa adanya dan memulai operasi pekerjaan-pekerjaan baru ini minggu depan.


Ready or not, August comes to the end!

Jumat, 09 Agustus 2019

Exceeded the standard deviation

Sebagai (mantan) saintis... tentu orang-orang semacam saya bergerak dengan perhitungan kuantitatif sebagai landasan, bukan bearti kami mengesampingkan keajaiban, kami mengakuinya, meski tidak mau bergantung pada apa2 yg melampaui standard deviasi. Respect Buddha and God without counting on their help, kata takezo dalam go rin no sho. Tentu saya tidak sepakat pada musashi secara filosofis, tapi pada applikasi nya kami melakukan hal yang sama!

Beberapa kejadian aneh/ajaib terjadi minggu ini, hal yang saya artikan melampaui standard deviasi. Selasa saya menemui seorang teman di restoran sebuah hotel, dia berniat membangun bisnis seperti yg kami lakukan dan minta saya membantu, saya amini. Di temani matahari senja yang keemasan, dia bercerita banyak hal, salah satunya tentang seorang temannya yg jadi wealth management salah satu bank besar tanpa menyebut nama sang teman dan nama bank itu, hal yang wajar tentu saja sebagai bagian menghormati privasi sang teman. Lalu bercerita tentang hal-hal lain juga. Setelah kami menyepakati berbagai macam hal, saya pulang.

Besok nya seorang partner bisnis saya mengirimi laporan mengenai siapa-siapa yang mereka temui dalam rangkain safari mereka untuk memilih bank baru tempat kami akan mengeksekusi transaksi-transaksi di bawah naungan bendera baru juga. Saat menelusuri nama-nama yang dia sebutkan, saya berhenti pada salah satu nama di antara sekian kartu nama yang dia kirimkan. Tiba-tiba saya ingat teman saya yang baru kemaren nya saya temui. Saya ingat cerita itu. Hampir reflek saya screen shot nama tersebut dan mengirimkannya dengan sedikit pertanyaan, apa benar itu teman yang dia maksud tempo hari.

Teman saya meng- iya kan bahwa kontak itu adalah orang yang dia maksud dalam ceritanya di sore selasa. Dia kaget dan bingung bagaimana saya bisa tahu padahal dia tidak memberikan petunjuk, baik nama atau pun nama perusahaan. Saya tertawa, saya bilang saya juga tidak tahu, dan saya benar-benar tidak tahu 😂

Saya menandaskan kopi (saat itu saya sedang di kopi jhony), saya kirim sebuah pesan ke seorang kawan baik: “semesta sudah memberikan isyarat!”

Kamis, 08 Agustus 2019

Mulailah Bernyali

Di postingan sebelum ini saya berniat menyanyikan lagu Pidi untuk seorang teman. Saya tulis suatu saat saya akan melakukan nya, dan.... kemarin hanya berjarak sehari dari niat, saya berhasil menunaikannya. Dia datang saat saya selesai meeting dengan seorang partner saya, duduk di depan saya bersama seorang teman lain, dan lalu dipaksa mendengar saya bersenandung...

Mulailah Berani
Mulailah Berani
Sebelum terjadi
Waktumu, terhenti

Dia diam sejurus lalu tertawa, saya senang. Semangatnya terlihat bangkit, keberaniannya menyala lagi di mata saya, api di dada nya berkobar!

Malam tadi partner bisnis saya menelpon, menceritakan beberapa point penting hasil meeting maraton 3 hari di singapura, dia masih di sana dan menceritakan semua rencana kami untuk ke depan. Saya kaget, kehilangan kata-kata. Kami berniat membangun sebuah rumah mungil sebagai tumpuan, tiba-tiba kucuran kesempatan datang untuk membangun sebuah kastil megah yang jadi impian. Saya senang? Tentu saja, siapa kira nya yang tidak. Tapi tiba-tiba saya menjadi takut, beragam pertanyaan muncul. Siapkah saya? Mampukah saya? Ah... keresahan teman yang kemarin saya ceritakan berpindah ke rongga dada saya. Saya jatuh tertidur dalam resah.

Saya tidak pernah mencari alasan untuk mempertanyakan kemampuan saya... tapi setelah sepotong kepala kakap siang ini, dan obrolan terburu-buru dengan seorang kawan baik, saya mulai menyadari sesuatu. Segala hal yang menjadi sumber keresahan sebenarnya adalah tentang kapasitas saya sendiri. Saya sibuk mencari jika-jika ada kekurangan orang lain untuk bisa saya pakai sebagai alasan menutup kekurangan diri sendiri! What the fuck! Saya malu pada diri saya sendiri. Saya tahu saya belum dan tidak akan sempurna, but nobody was!

Saya yang sering berkata untuk menjadi berani... sekarang kira nya perlu menyanyikan lagu di atas untuk diri saya sendiri.

Mulailah Berani
Mulailah Bernyali
Semoga dirimu
Sehebat angan mu!

Let’s jump to the next level!

Senin, 05 Agustus 2019

Mulailah berani, Mulailah bernyanyi

Mungkin karena sedang puasa berposting ria di facebook dan instagram saya jadi senang menulis blog ini lagi hahahaha.

Short story from today....

Saya baru kembali berjumpa beberapa kawan di gedung itu. Menawarkan beberapa prospek di bisnis kami kemudian sengaja ingin berjalan kembali ke kosan. Seorang teman lain sedang ingin memesan ojek online untuk pulang ke orang-orang terkasihnya setelah lelah seharian bekerja. Melihat saya, dia menunda pemesanan dan kemudian berbagi cerita dengan saya di bawah plang sebuah bank swasta yang sering jadi titik penjemputan pengguna ohek online itu.

Saya lihat resah di wajah nya, saya juga menunda olahraga jalan kaki saya menuju kosan itu hehehe. Kemudian diam mencoba menjadi pendengar yang baik.

Saya tahu dia orang baik, yang resah pada masa depan sebagai mana hampir semua kita. Menceritakan tawaran dari “perusahaan” lain yang dia terima, menceritakan potensi konflik yg mungkin terjadi seperti dulu pernah dia alami saat hampir menerima tawaran serupa.

Saya mencoba diam sekeras mungkin, tapi sulit sekali tidak berkomentar. Akhirnya saya sampaikan pandangan saya, tentang perahu, tentang pelabuhan impian, tentang berani menentang badai.

Dia hampir seperti menganggap kelakuan grup kami sebagai pemicu, setidaknya inspirasi, saya keberatan tentu, tapi setiap orang bebas berpendapat bukan? Saya bisa apa? Hahahaha

Saya ambil handphone dan meminta beberapa kawan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus nya saya handle sendiri tadi. Sengaja saya temani sampai usai dia bercerita dan beranjak pulang. Dia pergi masih dengan resah itu... 

Sepanjang jalan, saya memikirkan dia, menyelipkan doa agar semua baik-baik saja dan berbahagia, terutama dia yang tadi resah.

Lalu lagu panas dalam bergema di kepala saya... suatu saat, saya harus nyanyikan untuk dia.

Mulailah bernyanyi
Mulailah bernyanyi
Semoga harimu
Bahagia hatimu

Mulailah bernyanyi
Mulailah bernyanyi
Lupakan yang pergi
Biarkan terjadi

Mulailah berani
Mulailah bernyali
Semoga dirimu
Sehebat inginmu

Mulailah bernyanyi
Mulailah bernyanyi
Sebelum terjadi
Waktumu berhenti

Mulailah bernyanyi
Mulailah bernyanyi
Sebelum terjadi
Waktumu Berhenti

Minggu, 04 Agustus 2019

Zig Zag

Lebih sebulan belakangan saya banyak di rumah sakit, menemani adik kesayangan kami yang sedang “ujian”. 

Waktu panjang selama menunggu membuat saya banyak berdiam diri dan merenung, meredakan sedikit riuh di pemikiran.

Malam itu lagi-lagi saya sendiri, adik sedang ditemani mama di kamar, saya mencoba tidur di kursi panjang di lorong ruang perawatan. Bau rumah sakit seperti sengaja menuntun saya untuk mengukur 5 bulan perjalanan sejak melompat turun mengambil langkah gila 😝

Kami pernah merasa terbang di angkasa, lalu dihempas keras-keras ke tanah, kemudian bangkit dan berdiri lagi seolah-olah paling gagah, bukan sekali... berkali-kali dan semuanya hanya dalam 5 bulan 😅😂

 Bukan saya tidak tahu, dinamika bergerak sebagai “pengusaha”  di industri ini ya seperti itu kecepatannya, saya banyak mendengar dan membaca hal itu. Tapi merasakan segala hal nya secara langsung memiliki sensasi yang berbeda 😂

Saya tidak tahu saya harus bersyukur atau bagaimana 😂 ini petualangan dan tantangan yang selalu saya minta... tapi berdiri di pintu awalnya saja  sudah menguras banyak energi, saya bahkan tidak sempat memaki-maki para bajingan yang suka duduk melintang menghalangi  bangunan jejaring yang sudah kami rintis 🤣 

Jujur saja, kadang saya merasa kami melenceng terlalu jauh dari garis tujuan, tapi kemudian berkali-kali kembali lewat jalan lain, kami lelah karena berputar-putar, lalu tertawa sambil berkeringat dan megap-megap kehabisan napas setelah tahu sebelumnya kami menempuh jalur yang terlalu rumit  😂 letih dan makan biaya tentu, tapi sekaligus juga seru dan sangat berharga.

Kami masih tidak tahu jalan langit mau menuntun kemana. Semua hal tidak berjalan seperti rencana, but I have learnt... terkadang... apa-apa yang tidak sesuai rencana itu belum tentu bearti hal yang jelek, kadang-kadang... dia memberikan sesuatu yang melebihi apa yang mampu kamu mimpikan saat membuat rencana-rencana 😎

Tanpa sadar tiba-tiba matahari sudah muncul, saya bangkit, mencium mama, pamit pulang sebentar ke adik saya, TIDUR!