Halaman

Sabtu, 29 November 2014

Personal Freedom

Hai Bumi Biru Kelana,

kali ini aku menyapamu di sudut perbincangan batin. berbicara tentang kemerdekaan yang masih menjadi mimpi.

Tentang harapan, maka di tahun-tahun ke depan aku berharap mampu bekerja setelah mengantarkan kau dan istriku itu menuju lelap, dan bersama kalian di sepanjang hari-hari melakukan segala yang kita suka! meski aku akan meminta agar di-izinkan bangun lebih siang ehehehe call me a dreamer, yep I am :p

Kau tahu Bumi, itu cita-citaku dari dulu... aku hanya ingin "mencoba" bekerja menjadi orang kantoran selama 5 tahun ketika itu. Oh iya, Piu-mu terbuai hingga sekarang sudah memasuki tahun ke-7, dan sepertinya butuh 5 tahun lagi untuk lepas dari sana tanpa menyusahkan kau dan Miu-mu itu. Dengan sekuat tenaga aku akan berusaha membuatnya menjadi 3 tahun saja. Ini semacam pernyataan tekad. kutulis di sini agar ingat!

kau tenang-tenanglah, makan yang banyak, tumbuh yang hebat, maafkan bila piu tidak ada di sampingmu untuk nanti beberapa waktu ke depan. Doakan piu-mu ya, agar berhasil merebut cukup kemerdekaan untuk kelak mengajari-mu kenapa langit bewarna biru dan awan bewarna putih, lalu kita pergi bertapa di gua ahahaha :D

#peluk cium dari suami dan ayah yang resah :)

Jumat, 31 Oktober 2014

Kandang

Di sini saya sekarang, di dalam kandang cacing kami yang kondisinya menyedihkan :D ratusan kotak masih kosong, tidak berkembang sebaik yang kami mau. Tumpukan media yang belum terpakai di sudut ruangan dan pegawai yang bekerja setengah hati, ah iya, saya juga tidak menyalahkan dia melihat atap kandang kami yang terbuka begitu.

Beberapa kalian berpikir saya mungkin sedang kalah dan cukup bodoh untuk bertahan di posisi merugi sekarang ini :D tapi percayalah, kami menikmati manisnya ehehehe mungkin kamu lihat bisnis kami yang ini tidak berkembang, oh iya saya tidak bisa tidak sepakat, cash flow negatif adalah fakta aktual tidak terbantahkan ehehehehe

Namun sebagai manusia... Saya jauh lebih berkembang sebelum saya tiba dan sering bermain di sini. Saya merasa bahwa kami mungkin akan meninggalkan kandang ini dan menjadi sedikit emosional, saya memiliki keterikatan yang besar pada kandang yang kami bangun ini, tidak hanya keterikatan finansial saja lebih dari itu saya terikat secara emosional pada kandang ini.

Tapi waktu terus berdetik, dan saya merasa perpisahan saya dengan kandang ini sudah semakin dekat, kami harus bergerak mengejar mimpi dan segala bualan kami ehehehe.

Mungkin begini yang dirasakan JK rowling saat memutuskan untuk mendewasakan potter dan menyudahi kisa itu :D oh iya, saya tidak sehebat rowling saya hanya sedang mencari-cari perbandingan untuk perasaan ini, di mana kau enggan... Tapi harus berpisah... Jangankan kandang atau sebuah cerita, pada akhirnya kelak kita akan berpisah dengan kehidupan itu sendiri :)

Rumah

Salah satu hal yang lebih membahagiakan saya selain Malala dianugerahi nobel dan Frans Sahusilawane mendaki dunia asuransi Indonesia tahun ini adalah selesainya apartemen kecil kami. Oh iya hal ini mungkin kelihatan lebih kecil dan tidak ada artinya dibanding dua hal yang saya juga sungguh-sungguh bahagia menyebutkannya sebelum itu, tapi bagi saya hal ini membuat saya sangat bahagia.

Jika kalian menyebut rumah sebagai bangunan dengan halaman yang kalian punya sertifikat atasnya, maka saya tidak begitu, bagi saya rumah adalah peluk erat istri saya dan Bumi kecil kami. Tetap saya perlu tempat mengejawantahkannya di dunia nyata dan saya pilih apartemen itu karena selain harganya yang pas untuk kantong saya juga saya orang yang mungkin terobsesi untuk menjadi berbeda. Oh, kau akan berkata itu penyakit, dan saya tidak akan mungkin untuk tidak setuju, tapi begitulah keadaannya, setidaknya ketika saya memutuskan membeli sebuah unit dihunian bertingkat karena alasan kedua yang lebih sederhana; pilihan itu tidak populer ehehehe.

Saat banyak orang berpikir jumlah anak ideal adalah sepasang manusia, lalu dijejali dengan tambahan beban jenis kelaminnya sebaiknya satu laki-laki dan satu perempuan, saya malah berpikir ingin memiliki satu anak saja. Masalah ini belum saya menangkan, istri saya akan sangat bahagia kalau kami bisa punya seorang putri juga menemani Bumi, dan saya akan menjadi sangat rentan dan kemungkinan besar akan kalah kalau sudah bertaruh dengan kebahagian dari istri saya. Tapi ketika dia setuju membeli apartemen sesungguhnya saya bersorak dalam hati ahahaha. Dengan jumlah uang yang sebenarnya cukup untuk membeli rumah dengan pekarangan kecil kalau dia mau menetap agak lebih ke pinggiran kota ahahaha.

Banyak yang bertanya, mengapa saya memutuskan apartemen sebagai properti pertama kami yang hanya punya sertifikat hak pakai, tidak punya pekarangan, tidak ada tanahnya kata ibu saya. Maka postingan ini mungkin upaya saya mencatat alasan itu ahahaha.

Latar belakang saya dari kota kecil, tapi sekarang saya sangat menikmati aroma perkotaan. Tinggal di apartemen dengan akses mudah kemana-mana lebih saya sukai dari pada tinggal jauh dari keramaian. Di negara2 maju tentu budaya rumah susun atau apartemen ini sudah sangat lazim, di Indonesia 60% penduduknya atau bahkan lebih masih tidak habis pikir kenapa orang mau tinggal di apartemen. Nah, saya senang saja berada di sisi yang lebih visioner ahahahaha.

Ketika dulu mempelajari UU agraria saya menyadari bahwa lahan adalah masalah yang serius. Dia adalah sumber daya yang tidak bertambah luas, sementara demand terus bertambah. Teknologi bangunan bertingkat yang kemudian dijadikan hunian adalah solusi sebagai bagian dari evolusi budaya, oh iya... Lagi-lagi omongan besar entah itu kosong atau benar sangat saya sukai, kau pasti tau itu kalau kau mengenal saya hahahaha.

Oke oke.... Kalian bosan dengan omong kosong saya ahahaha let me cut the crap.

Singkatnya beberapa bulan yang lalu kami melakukan serah terima kunci. Istri saya mendapat mandat penuh dari saya dan Bumi kecil untuk memimpin proyek ini. Dia yang mengkhayalkan bentuknya, saya menerima sambil sesekali pura-pura protes, dan Bumi menemani kami di setiap prosesnya. Kontraktor yang dipilih istri saya kebetulan milik teman smu-nya. Ketika semua siap, giliran saya menguras kantong sedalam-dalamnya, saat kurang dalam saya bahkan terpaksa merogoh kantong adik perempuan saya yang baik di cibinong sana ahahaha. Hampir sebulan yang lalu akhirnya semua selesai, dan saya harus mengakui istri saya dan tentu para kontraktor itu mengerjakannya dengan sangat baik. saya senang dengan hasilnya, istri saya demi kuda arab yang tulang punggungnya kurang satu juga semoga bahagia dan Bumi semoga cepat menerima bahwa ke sana dia akan saya bawa pindah ahahahaha

Lalu inilah beberapa gambar istana kecil kami :
Saat pengukuran sebelum proyek interior

Manglayang dan Bandung dari jendela kami

Kondisi sekarang setelah diberi lantai baru, kitchen set dan lighting

Kamar Bumi, atau kamar saya??? Yang jelas rak itu dipersiapkan untuk proyek perpustakaan saya dan meja di bawah jendela itu juga pusat pertapaan saya ehehehehe :p

Tadinya kami mau meminta bantuan mang anan untuk membersihkan apartemen ini pertama kali setelah semua furniture selesai dikerjakan, tapi akhirnya saya merasa ingin melakukan-nya sendiri. Papa dulu membangun rumah kami dengan tangannya sendiri, saya tidak bisa sehebat itu, setidaknya saya mau membersihkannya pertama kali agar bisa dimasuki anak dan istri saya.

Jadilah hari ini saya melakukan bersih-bersih. Dari menyapu, mengepel, membersihkan kaca, hingga menyikat kamar mandi. Dan ya, saya rasa pada akhirnya hari ini saya membangun ikatan emosional dengan unit ini. Saya menyadari betapa saya menyukai manglayang dan hamparan bandung selatan dari jendelanya. Betapa saya merasa bahagia melihat miu dan Bumi melakukan piknik di lantainya dengan menggelar kain dan makan jeruk ahahaha

Lalu saya ingat om saya pernah berkata bahwa beliau tidak habis pikir bagaimana seseorang membesarkan anak-nya dengan baik dalam sebuah apartemen yang sempit. Oh, seperti ketika dulu saya menikah di waktu yang kami mau... Kali ini saya juga ingin mengatakan "just watch me close sir!" Ehehehehe dan saya juga masih mempercayai, semakin kecil ukurannya maka semakin dekat hubungan setiap anggota keluarga, kau boleh tidak percaya tentu :p ahahahaha

Oh yes, Similar with trading world, where 95% people act as losser I'm always believe that I'm in 5% or even 1% side :p

Dan iya lagi, Saya juga tetap percaya bahwa ingin selalu berbeda kadang jadi penyakit. Tapi kali ini sepertinya tidak, saya menikmati hasil pilihan ini ehehehe :D

PS: jangan tanya apakah citylightnya bagus saat malam hari tiba, saya juga belum lihat :'( ahahahahaha



Selasa, 14 Oktober 2014

He still stands

He still stands,
Alone, with no friends
Sole spirits wanders around
Waiting a kiss from the beloved one

There He is, Tremble the air with his voice.

Selasa, 09 September 2014

Hari-hari

Ini hari-hari yang sibuk untuk saya yang tidak suka sibuk. Saya mulai merasa terlalu banyak bicara, dan hal yang dulu saya suka ini mulai merasa mengganggu. Jika terlalu banyak bicara, kau akan sedikit sekali berkarya, begitu kira-kira yang sekarang saya merasa, begitu sekarang saya percaya.

Dan di titik yang ini saya menjadi lelah untuk berbicara, bukan bearti kesukaan saya untuk ngobrol dan berdialog hilang. Tidak begitu, saya masih merasa menyukainya, hanya saja saya merasa lelah. Hari-hari ini kami terlalu banyak bicara, hingga kehabisan peluang untuk mengotori tangan dengan bekerja. Ya, saya juga tahu bahwa ada orang yang pekerjaan-nya berbicara, tapi itu mereka, bukan saya.

Di antara thesis, apartemen yang belum selesai, proyek yang terbengkalai, saya menjadi sangat lelah untuk berbicara. Ah, mungkin karena muda itu sudah lewat untuk saya? Yah mungkin saja, meski saya berharap belum.

Dulu saya selalu merasa ada api yang menggelora di dalam dada, ada serigala yang melolong di dalam perut, ada badai yang menyeruak setiap membuka mata. Dini hari ini saya terbangun, dan saya tidak menemukan satupun dari mereka, saya hanya terbangun dan merasa lelah, terlalu lelah bahkan untuk berdialog dengan sunyi yang biasanya sangat saya nikmati.

Setelah agak lama berdiam, mozaik-mozaik kenangan melintas, bualan-bualan yang tidak bisa saya wujudkan lewat di depan mata. Saya semakin yakin bahwa saya terlalu banyak berbicara, saya terlalu suka membual, dan saya merasa semakin lelah, bayangan-bayangan itu menguras habis semua energi hingga saya hanya bisa pasrah terlentang ditindihi gelap.

Saya mencoba bangun, push up, pull up, rabbit jumping, tapi rasa ini tidak mau hilang, kelelahan batin ini malah bertambah dengan kelelahan fisik sekarang. Saya hanya ingin pulang, memeluk istri saya, menciumi anak kami, itu saja. Saya lalu ingat sudah berapa lama saya tidak mengantarkan mereka tidur, mungkin baru beberapa minggu, tapi saya menyesalinya! Setidaknya malam ini saya benar-benar menyesalinya.

Kalau almarhum papa masih ada saya mungkin akan menelponnya, dan kemungkinan besar dia akan meminta saya mendirikan shalat dua rakaat. Saya ingin melakukannya saat ini, tapi saya kehilangan daya untuk bangun. Lalu saya rindu pada musholla kecil kami di kampung sana, rindu yang entah datang dari mana.

Lalu saya membuka blog ini, dan mulai menuliskan perasaan yang entah apa ini. Saya mengerti perasaan lelah teramat sangat sambil memandangi langit-langit seraya bergumam; " oh, yeah I have done great stuff today". Tapi ini kali pertama saya merasa; "oh god, I have talked too much and now I'm dry".

----------------------

Sekarang sudah pagi, tadi saya berlama-lama memandangi gambar Bumi di layar handphone dan yeah, I think I just have to moving faster than ever. Saya sudah terlalu lama bertapa di ganesa. Dan kalian tidak usah tanya apa hubungan kesimpulan saya dengan rasa lelah karena terlalu banyak bicara, saya sudah malas membicarakannya :)

Selamat pagi matahari, senang berjumpa kamu, sudah lama kita tidak bertemu sepagi ini :D

Saya sudah memutuskan untuk makan sebutir apel dan pergi keluar saya, menikmati hari dan berbahagia lagi :D

Jumat, 18 Juli 2014

Sajak terkasih

Kau adalah pelabuhan dalam setiap kelana-ku,
Di erat dekap-mu aku ingin kembali dan mati
dalam peluk yang mengantar lelap buah hati kita

Jangan bosan mengasihiku sayang
yang kerap sulit kau pahami
cukuplah kau tahu aku dan segenap ke-egoanku mencintaimu

Kau adalah muara segala keluh dan bahagia
lautan yang menampung kelam dan segala dikara
kepadamu akupun rela menghamba
menghabiskan sisa usia hingga nanti tiada

::untuk Putri Suciati, dia yang tanpa lelah mencintai kami :)

Rabu, 16 Juli 2014

Jualan

Sudah aku tulis beberapa waktu yang lalu, bahwa kami berniat untuk berdagang. Kali ini biarlah saya laporkan perkembangan dari rencana ini hehehehe. Jadi singkat kata setelah banyak terhambat di waktu dan kendala teknis kecil lainnya. Sekitar 2 minggu ini saya mendedikasikan diri untuk memulai toko online kami. Dua minggu yang sunyi, dan pembeli baru hadir di ujungnya (mereka pada kemana ya sebelumnya?) hehehehe

Jualan offline dibantu kakak ipar lumayan menghasilkan, tapi saya pribadi tidak begitu merasa senang. Yah, karena pada dasarnya bukan kami yang menghadapi pembeli secara langsung hehehe sementara niat saya berdagang lebih agar saya menghadapi pelanggan secara langsung. Entah kenapa saya percaya bahwa saya akan memerlukan hal seperti itu di fase selanjutnya dalam hidup saya yang singkat ini. tapi kali ini saya tidak akan bercerita tentang alasan dibalik itu :p mari kita bercerita kenyataan saja.

Di ujung minggu kedua kurang tidur saya untuk memasarkan dagangan kami, pembeli mulai datang. Pesanan pertama itu datang dari medan melalui sebuah marketplace tempat saya membuka lapak. Pesanan-nya tidak banyak, receh tentu bila dibandingkan dengan gaji saya setiap bulan, apalagi di bandingkan dengan bonus dan THR yang juga baru saya terima. Tapi, ah.... aku sulit menuliskannya di sini, rasanya saya agak kekurangan kosakata untuk menggambarkannya sekarang.

Oh iya, mungkin kau tahu saya bukannya baru kali ini mencoba peruntungan sebagai pengusaha. Saya pernah beberapa kali mengerjakan project yang bayarannya dari 6 sampai delapan digit angka rupiah. Pernah juga menjual beberapa hal yang bernilai hingga 9 digit. tapi menghadapi pelanggan dari Medan dengan pesanan beberapa puluh ribu rupiah ini terasa sangat menyenangkan. Uang puluhan ribu ini saya dapat dari proses mencari supplier, lalu menentukan harga jual, promosi, dan yang paling penting menjadi alasan rasa senang saya adalah membunuh ego yang merajalela. Akhirnya saya dengan berani mengiklan kan barang dagangan kami dengan akun pribadi saya di media sosial misalnya. Saya sudah menghadapi rasa malu saya berhadapan satu-satu dengan calon pelanggan menawarkan dagangan. Menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar produk yang bisa jadi obrolan panjang dan membosankan. Tidak lagi mengecilkan volume suara saat seorang teman bertanya kamu ngapain sekarang? hahaha saya akan jawab; "saya jualan baju anak pak." dengan senyum dan hati yang terbuka. Saya merasa, akhirnya saya kembali menyentuh bumi... turun dari angkasa kesombongan yang tinggi.

Hari ini dua pesanan datang dari ibukota, tempat di mana saya mengais rezeki dari kantong yang berbeda. Saya rasa sekarang saya sudah cukup yakin untuk kembali ke kantor itu tanpa ambisi yang neko-neko lagi. Brand toko kami adalah "BuuBaa", sebuah nama yang dipilih oleh istri saya tercinta. Buubaa ini telah mengajarkan saya untuk merunduk secara sepenuhnya, teori yang saya tahu dari dulu tapi baru saya pahami di rentang hidup yang ini. Dan iya... saya perlahan-lahan menjadi siap untuk menjalankan Bumi Biru Persada kembali.

Tentu ini permulaan, saya dan istri bahkan masih tidak bersepakat untuk mencantumkan atau tidak alamat kami pada tiap paket pengiriman. Ini adalah pelajaran selanjutnya untuk saya, lebih menghargai partner hidup saya :p maka saat dia sudah berangkat tidur malam ini, saya memutuskan akan mengalah tanpa dengan mengesampingkan semua rasionalitas yang acap jadi bagian dari ego raksasa yang ingin saya perkecil ini :p

Mungkin saya akhiri di sini saja dulu. dan seandainya kalian yang membaca blog ini ingin membelikan pakaian untuk buah hati, keponakan, atau siapa saja yang masih anak-anak... dengan segala kerendahan hati saya mohon izin sedikit promosi :p bolehlah berkunjung ke lapak kami di BuuBaa

Kamis, 10 Juli 2014

Selamat satu tahun Bumi



Setahun yang lalu kamu lahir dari ketiadaan. Menjadi bagian dari napas kami berdua. Lalu dengan kurang ajarnya menjadi segalanya bagi kami. Menjadi bagian dari niat setiap laku kami.

Ketika kau hadir, semua doa tercurah seperti hujan turun dari angkasa. Aku belum tahu harus memberimu harapan apa lagi, rasanya kau hadir dan tumbuh melewati semua ekspektasi kami. Kamu adalah mengejawantahnya cinta, kamu adalah krisna kecil yang merangkum jagad raya kami.

Aku tidak akan mengulangi harapan yang kami sematkan di nama-mu kali ini. Di waktu yang ini aku hanya ingin sedikit mencatat betapa aku behagia menggendong-mu keluar menikmati gelap sekedar membeli minuman di seberang lapangan. Lalu kau akan terlelap saat kita kembali melewati gang kecil di samping masjid itu. Aku berjalan sambil menatap wajahmu, dan rindu purba yang ajaib lantas menjelma diraja, rindu saat kelak kau jauh menyusuri jalanmu sendiri. Rindu yang hadir terlampau dini di bayang-bayang awan gelap dan purnama yang malu.

Selamat ulang tahun Bumi Biru Kelana. Aku memeluk raga dan jiwa-mu, dan masih belajar keras memahami bahwa kau bukan milik kami.

~dari piu yang rindu

Rabu, 09 Juli 2014

Dylan dan pemilu tadi pagi

Bob dylan saya kenal karena saya pernah membaca idola saya yang lain steve job sangat menyukai dia. Saya penasaran, dan jadilah sejak itu saya kenal dylan yang 3 generasi di atas saya. Saya mengagumi lagunya. Menurut saya dia jenius, tidak kalah jenius dibanding duo steve itu sekalipun.

Kau dengarlah blowing in the wind, atau it ain't me babe, atau mr. Tambourine man, atau percy's song, atau knocking on heaven door. Iya, itu lagu-lagu ajaib yg ditulisnya. Dan saya sering menyanyikannya untuk Bumi kecil kami mengantar dia lelap setelah bermain sehari penuh.

Sebijak apa dylan saya tidak tahu, bahkan hidupnya dikabarkan tidak begitu baik, yah lazimnya para bintang ketika itu. Tapi dalam setiap liriknya, tercermin kecerdasan yang luar biasa, menyanyikan lagunya seperti mendekati kebijaksanaan yang terasa kian jauh. Dylan sangat cerdas di telinga saya, saya tidak akan berani berkata sebaliknya pada orang yang paham bahwa kelak gunung-gunung yang tinggi bisa tenggelam ke lautan, atau bahwa lumba-lumba tak pernah tidur sepenuhnya hingga dia meregang nyawa. Saya tidak akan berani berkata sebaliknya pada mereka yang berkata tidak bisa tidur dan tidak punya tempat untuk dituju, berharap bisa melompat ke kapal ajaib untuk memulai perjalanan di suatu pagi.

Dia, Dylan yang itu... Jika ada seorang musisi yang ingin saya temui dan meminta tanda tangan-nya pada gitar dan harmonika saya, selain franky yang sudah mati maka dialah orangnya :)

Nah sekarang tentang pemilu, tadi Bumi dan saya tidak memilih. Tapi kami mengantar miu untuk menyampaikan suaranya ke TPS dekat rumah. Saya kira beginilah demokrasi yang ingin kami pelihara. Kami belajar saling menghormati dari keluarga kecil kami. Boleh memilih salah satu kalau mau, tidak usah malu, berkecil hati, atau sedih bila tidak mau. Calon-calon presiden itu belum tentu sehebat kami yang begini :p ehehehe kami meletakan sejenis kepercayaan pada demokrasi sambil mengingat Dylan pernah berpesan :

Democracy don't rule the world, You'd better get that in your head; This world is ruled by violence, But I guess that's better left unsaid.

Jumat, 04 Juli 2014

Malam

Mungkin saya sudah harus memikirkan masalah pola tidur yang kacau ini. Kadang saya heran sendiri, mengapa dialog-dialog batin selalu datang di larut seperti ini, sehingga saya susah tidur jadinya.

Malam ini dia mengajak berdiskusi tentang kata ganti pertama. Ah iya, saya tidak pernah bisa konsisten memakai kata ganti pertama. Kadang pakai gw, kadang pakai saya, kada pakai aku hehehehe

Menurut psikologi, itu tanda sesungguhnya seseorang belum menemukan jati dirinya. Saya kira mungkin itu ada benarnya. Dulu saya kira saya berdiri di atas pondasi yang kuat, sayangnya ternyata tidak. Saya ikut diombang-ambing hahaha.

Ah, postingan ini jadi ngelantur kemana-mana. Tapi biarlah, tak apa... Ini blog saya sendiri :)

Bumi sudah pintar menunjuk apa yang dia inginkan. Saya berpikir bahwa waktu saya untuk hidup semau-nya seperti sekarang semakin sempit. Saya mulai menghitung-hitung umur yang kian pendek. Seberapa banyak dan seberapa cukup kelak saya bisa memberikan pondasi untuk buah hati kami yang saya cintai melebihi dunia dan seisinya ini.

Beberapa hari lewat aku memarahi seorang ayah di depan anak-nya, dan iya saya merasa bersalah. Saat itu emosi menyentuh ubun-ubun dan saya tidak bisa berpikir. Saya tidak akan pernah mengizinkan siapapun memarahi saya di depan anak saya (mungkin kecuali untuk orang tua kami), dan saya bersungguh-sungguh meniatkan dalam hati bahwa saya tidak akan pernah melakukan hal itu pada ayah manapun lagi di dunia ini, tidak di depan putra atau putri mereka.

Oke sekarang kita kembali ke kata ganti pertama. Sekilas memang inkonsistensi itu tidak akan mengganggu, tapi jika kau sedang menulis sebuah kisah misalnya, dari sudut pandang orang pertama, maka percayalah, itu akan cukup mengganggu :)

Minggu, 29 Juni 2014

Mama

Perempuan ini seingatku hanya pernah memarahiku sekali. Saat aku masih kecil, di usia 10 tahunan. Marah yang begitu diam, marah yang sepi. Hingga kemudian beliau tidak pernah memarahiku lagi hingga detik ini. Aku, sekuat tenaga berusaha mematuhi dan membahagiakan dia. Sungguh bukan hal yang sulit, karena kebahagiannya adalah bila kami putra-putrinya berbahagia. Tapi tetap saja ada kalanya aku membuatnya sedih meski tidak kemudian menjadi marah. Dia akan menangis dalam diam saat aku berbuat salah, menatapku dengan sunyinya yang selalu, lalu mengelus kepalaku tanpa meninggalkan kata-kata. Dari sunyi-nya aku belajar, bahwa kata-kata tidak selalu diperlukan, sunyi kadangkala mengajarkan kita dengan lebih baik.

Kamis, 26 Juni 2014

Rescogitan

Tadi si hengs nagih tulisan buat news letter kantor. Tentu saja gw belum kelar ngerjainnya. Sibuk sama kandang dan jualan. Ini gw lagi ngerjain mang, santai situ heehehe

Jadi ingat dulu waktu di himpunan kami punya mading yang diberi nama rescogitan "sebuah gagasan" saya suka sekali nama itu. Sangking sukanya sempat domain rescogitan.com saya beli tanpa digunakan untuk apa-apa heehehe

Mading itu dulu dikerjakan beberapa orang. Kami bertiga mesti ikut. Gw, si wak geng tukang nagih tulisan ini tadi, sama si nida. Kalo sama si hengs ya masih lah gw ketemu. Nah kalau sama si nida ini udah lama enggak.

Terakhir di ujung-ujung masa kuliah, memang kami jadi sedang tidak dalam kondisi baik. Rasa-rasanya kami bertengkar atau entah bagaimana, gw bahkan gak ingat. Tapi ya gitu, mungkin gw sama si hengks punya salah sampe si nida marah.

Kami bertemu lagi beberapa kali. Si hengks sepertinya sudah baik-baik saja. Tapi waktu ketemu gw di kampus secara gak sengaja ah, sepertinya kondisi kami gak baik-baik saja :) dan gw harus akui, gw bukan sahabat yang baik. Sampai tadi sore gw bahkan gak terlalu peduli. Iya gw memang sering menganggap hati adalah tempat parkir di mana orang boleh datang dan pergi tanpa perlu pamit.

Tapi malam ini, saat tadi ditagih tulisan. Gw inget rescogitan, gw inget tahun-tahun awal di ganesa 10. Ah, itu masa-masa menyenangkan. Gw ngeliat Bumi lelap di samping, gw berharap dia nanti ngerasain seru-seruan seperti kami dulu sama temen-temennya nanti.

Gw inget, Nida ini yang dulu ngasih ongkos pesawat buat gw pulang kampung ketika papa meninggal, duitnya gak gw ganti, dan gw bahkan ga bisa hadir saat ayah-nya yang baik itu berpulang, dan iya, gw merasa berdosa.

Gw inget dia sama si hengks juga yang dulu menghibur saat gw kehilangan orang-orang deket gw. Bahkan mereka juga yang menyemangati dan membantu hubungan gw sama sang pacar yang sekarang jadi istri dan ibu dari anak gw.

Ah, iya... Gw hutang banyak budi ke kalian. Mungkin ada kesalahan gw yang ga bisa dia maafin. Gw juga sekali lagi mengakui kalo gw bukan kawan baik. Gw pengen minta maaf, tapi mungkin tidak banyak gunanya.

Bumi, kau tidurlah yang lelap. Nanti saat kau dewasa, treasure your friends, it a must buddy!

Jumat, 20 Juni 2014

Bimbingan

Rumor itu bermula dari sebuah kelas. Pelajaran menarik tentang geodinamika bumi. Dosen pengampu mata kuliah itu rupa-rupanya sangat puas dengan hasil projek-projek yang aku selesaikan untuk kelasnya. Suatu ketika di satu kesempatan beliau menceritakan kepuasan beliau pada project-project kami di kelas semester berikutnya. Hanya dari satu kelas itu, rumor itu menyebar dari sayap timur hingga barat laut ganesa 10 ahahaha

Ponsel ku berdering, telpon dari nomer tak dikenal. Bertanya kalau aku mau membantunya menyelesaikan masalah di thesis nya. Aku penasaran dari mana dia dapat kontak ku. Kami bertemu, ternyata dia mendengar rumor dari teman nya, yg teman dari teman nya itu pernah mengambil kelas di mana sang dosen baik hati itu pernah khilaf memuji tugas-tugas kuliah ku di kelasnya. Ekstremnya lagi, orang ini bersedia membayar jika aku mau membantu. Tentu aku menolak bayarannya dan membantu semampunya.

Dari sana kemudian menjadi seperti rantai, lalu ada teman dari temannya, kemudian teman yang lain lagi :D

Oh aku senang-senang saja jika memang dapat membantu. Sebagian besar mereka sudah lulus, sebagian belum. Sebagian berterimakasih setelahnya, sebagian menghilang begitu saja. Buat ku itu tak pernah jadi soal. Aku hanya senang bergelut dengan hal-hal ini.

Yang jadi soal adalah kadang aku merasa tidak cukup pantas untuk membantu mereka. Aku bahkan pontang-panting dengan thesis ku sendiri. Kadang-kadang aku begitu takut memberikan pandangan atau petunjuk, ya takut ada yang salah.

Nah, bagaimana kalau kita mulai pergerakan untuk memberantas rumor di kampus? Hehehehe

--- ah itu dulu, ceracau kacau

Senin, 09 Juni 2014

yang datang dari cahaya

Hai kamu yang datang dari cahaya
puaskan dahagaku pada birahi yang itu
mengecup anggur cinta dari cakrawala
memacu peluh kita di atas angin selaksa warna

kamu yang aku jaga
ah bukan,
kamu yang selalu menjaga
lewat sudut matamu
badai-badai reda

wintosac

konversi file rekaman seismik dengan format win ke format sac agak tricky. Berdasarkan hasil googling, saya tidak menemukan cara yang mudah untuk melakukan ini. Uehira menyediakan tool untuk melakukan ini yang tersedia dalam win32tool. namanya wintosac. setelah proses instalasi sederhana selesai. baris berikut adalah perintah yang coba saya jalankan.

 cat nama_file_win_format |shmdump -tq - channel_id|wintosac -t file_table_win channel_id 


error pertama yang saya temui adalah segmentation failed. ternyata masalah ini terjadi karena perintah shmdump memanggil shmget yang gagal dieksekusi dikomputer saya (macbook pro retina late 2011). Googling lagi, dan solusi menaikkan angka kern.sysv.shmseg pada file /etc/sysctl.conf.pg berhasil untuk saya. Pada kasus saya, saya menaikkan semua variabel pada file ini (kern.sysv.shmmax;kern.sysv.shmmin;kern.sysv.shmmni;kern.sysv.shmseg;kern.sysv.shmall) menjadi 4 kali dari nilai yang ada sebelumnya.

on the right side??

gw bingung...
on the right side?
bukannya di indonesia kalo mau maju harus jalur kiri ya?
ntar di tilang loh hehehehe

Rabu, 14 Mei 2014

Cerita kami

Ini kami, keluarga kecil biasa-biasa saja. punya mobil kecil, Punya apartemen yang juga kecil, cuma untuk sekarang masih menumpang dulu di rumah orang tua :D

Hari ini kami bertiga, itu ada saya, istri saya yang cantik, serta anak kami yang sekaligus juga kawan baik saya itu pergi ke pinggiran kota. Niatnya membeli barang untuk diniagakan. Ini ide saya untuk berdagang, dan saya senang ketika istri saya mau, sama senangnya dengan melibatkan bayi 10 bulan itu dalam semua proses ini.

Istri saya menyetir, memilih barang, dan berhitung-hitung, saya senang sekali melihat dia seperti itu. Dan saya memang sengaja tidak ingin banyak mendominasi proses ini seperti yang biasa saya lakukan pada banyak hal lain. Rasanya kembali melihat mahasiswi tingkat akhir yang otaknya dipenuhi beragam ide cemerlang yang bahkan melampaui energi yang dimilikinya. Saya jatuh cinta pertama kali pada saat dia seperti itu dulu, dan tentu kemudian saya berkali-kali jatuh cinta lagi pada dirinya di banyak kesempatan selanjutnya :D

Sementara saya lebih banyak bersama Bumi kecil kami. Menemaninya menarik-narik barang dagangan atau sekedar celingak-celinguk bingung seperti bertanya kenapa dia dibawa ke tempat seperti ini.

Asal kalian tahu, saya bukanlah dari keluarga saudagar, meski darah bisnis papa mengalir di nadi saya sejatinya dia adalah seorang pegawai negri biasa. Istri saya juga begitu. Dan Bumi, tentu bebas memilih kelak dia akan menjadi apa, tapi melibatkan mereka berdua dalam hal ini adalah bagian penting bagi saya dan sebagai kepala keluarga saya kira juga merupakan hal penting bagi keluarga saya yang terdiri dari mereka berdua :D

Berniaga sejatinya adalah pelajaran untuk mengambil risiko. Pelajaran untuk berhitung dengan cermat dan bergerak dengan cepat. Pelajaran untuk mengelola apa yang kau punya dan apa yang ingin kau dapatkan. Bukankah itu bagian penting yang harus dikuasai manusia bersisi-sisian dengan moralitas, sosial, dan hidup spiritualnya?

Saya merasa lewat berniaga pelajaran-pelajaran tadi lebih mudah untuk dicerna. Lebih konkret mengejawantah. Saya berniat mempelajari hal-hal tersebut lewat perniagaan. Dan jika itu bersama dengan orang-orang yang saya cintai kiranya akan menjadi jauh lebih menyenangkan.

Nah, istri-ku sayang... Kau tidak perlu takut gagal atau merugi, apapun hasilnya saya yakin kita akan belajar banyak dari sini. Untuk kamu Bumi kecil kami, ini bagian dari penggalan cerita yang kelak akan kami sampaikan saat kau mulai mampu mengerti dan memahami.

Dan untuk saya, bersyukurlah! Kau punya istri dan anak yang hebat :D

Itu saja, mungkin tidak penting buat kalian, tapi biarkanlah :)

Rabu, 23 April 2014

Tentang

Aku tantang kamu
Merangkak masuk ke dalam jiwamu
Lalu bertarung dengan itu ego-mu
Kemudian hadapi aku
Suara dari gua kekosongan jiwamu

Aku adalah tuhan yang kau sembah
Aku adalah tempat segala keraguan berpasrah
Jika kau mampu menghunus pedang-mu itu tepat dijantungku
Dengan matinya aku maka kau akan didekap penciptamu

Senin, 21 April 2014

Antara bisnis dan tantangannya

Sudah satu semester ini saya mencoba melakukan banyak hal. Menyadari
bahwa angka jaminan hari tua saya tidak akan pernah menjamin kehidupan
saya dan keluarga, menyadari bahwa waktu yang tersita untuk harus
ngantor setiap hari ini terlalu berharga untuk rentang penghasilan
saya yang sekarang, menyadari bahwa pendapatan saya yang sekarang
tidak akan cukup untuk memenuhi ambisi saya untuk kelak menyiapkan
Bumi kecil kami yang tampan, serta menyadari sepenuhnya bahwa bukan
gaya saya untuk bekerja sebagai karyawan swasta dengan segala
keterbatasan kreativitasnya, saya mencoba berbisnis.

Kebanyakan bersama kawan-kawan baik yang sudah saya kenal
bertahun-tahun. Kami mencoba banyak hal, beternak cacing, menjual
kavling tanah, membuka konsultan IT, dan apa saja peluang yang bisa
kami kerjakan. Beberapa prospek terlihat bagus, hingga saat ini belum
ada yang gagal, pun belum ada yang benar-benar menghasilkan hingga
bisa membuat saya cukup yakin mengajukan resign ke company. Tapi
mencoba melakukan semua hal itu membawa dampak yang cukup signifikan
bagi pribadi saya.

Saya mulai belajar, bahwa ranah ide dan pelaksanaan adalah dua hal
yang sangat jauh berbeda. Pada dasarnya saya dididik sebagai seorang
seismologist, bukan seismologist sesungguhnya, tapi kami diberikan ide
untuk menjadi seorang seismologist. Begitulah kemudian saya menyadari
bahwa kami bisa menghasilkan demikian banyak ide dari sekedar
duduk-duduk menyesap kopi dan tembakau bisa lahir beragam ide yang
brilian.

Namun menjadi seorang pengusaha sesungguhnya adalah menerjemahkan ide
ke dalam ranah komersil. Di sini, profit yang berbicara. Ketika
sebagai saintis, teori di atas kertas dengan perumusan matematika yang
baik sudah dapat dianggap karya nyata, di ranah bisnis, profit adalah
karya nyata seorang pengusaha. Omzet ataupun cashflow tidak dapat
dijadikan ukuran.

Untuk mewujudkan profit, maka kami harus mengesampingkan banyak hal.
Ego adalah yang pertama. Bukan tidak dengan malu kami menghadapi
orang-orang untuk melakukan negosiasi bisnis, sebagian berhasil,
sebagian gagal. Kadang saya yang terbiasa meyakinkan dengan segala
teori dan presentasi mantap yang sudah sudah dipersiapkan, sekarang
kerap tergagap saat ditanya konsumen, apalagi ini ladang baru kami, di
mana kami belum sepenuhnya paham apa yang kami kerjakan. Namun saya
juga belajar bahwa saat kamu berharap dapat mengkalkulasi semua hingga
kehilangan momentum untuk melakukannya, maka sesungguhnya kamu kalah.

Menghadapi konsumen adalah ujian terberat sejauh ini. Beragam
pertanyaan, beragam jebakan, tapi kami harus siap, tidak boleh tidak,
dan itu berat. Modal yang terbatas, kemampuan yang terbatas, tapi kami
tahu, kalau kami mempersiapkan dulu segalanya maka sudah jelas kami
kalah.

Mungkin semua pebisnis pemula akan menghadapi kesulitan-kesulitan
seperti ini, tapi mendengar kisah mereka dan mengalami sendiri adalah
dua hal yang berbeda. Saya merasa stamina dan energi saya kadang tidak
akan mampu menghadapi semua, walau saya beruntung partner saya adalah
karib saya yang baik dan tangguh, kadang semangat saya bisa dengan
cepat bangkit hanya dengan berbicara dengannya.

Satu lagi yang saya syukuri adalah istri saya yang sabar. Saya
menyadari bahwa saya dianugerahi berkah yang sangat luar biasa dengan
menikahi dia. Saya banyak mendengar kesulitan mereka-mereka yang
memulai usaha dengan disertai gerutuan panjang istrinya, dan umumnya
mereka gagal.

Bersama usaha-usaha ini juga saya belajar mengenali diri saya lebih
dalam. Saya yang dulunya malas bertemu orang-orang baru, sekarang mau
tidak mau harus melayani beragam konsumen, sebagian menyenangkan,
sebagian tidak. Kadang saya yang malas ini harus berjalan menembus
hujan deras hanya demi bertemu calon pembeli atau mengantarkan bibit
cacing ke kandang. Saya belajar untuk menghargai setiap rupiah yang
biasanya saya dapat dengan mudah dari perusahaan namun disini saya
tahu setiap rupiah itu adalah hasil dari rangkaian usaha dan kucuran
keringat kami.

Bisnis juga mengajari saya banyak tentang berinteraksi. Saya yang dulu
bisa memotong pembicaraan seseorang di meeting dengan sangat cepat
bahkan sebelum selesai, sekarang kamu boleh yakin saya tidak akan
mampu lagi melakukannya. Saya belajar, bahwa mendengarkan itu
sesungguhnya sama pentingnya dengan berbicara. Hal yang saya sudah
tahu dari dulu, tapi menerapkannya tentu juga cerita lain dari sekedar
tahu.

Singkatnya, bagaimanapun akhir fase ini saya lewati, sungguh saya
bersenang-senang. Saya belajar banyak kepada banyak orang. Saya harus
berterimakasih kepada pimpinan-pimpinan saya di company yang sekarang
yang memberikan saya kesempatan untuk belajar manajemen, saya harus
berterimakasih kepada partner-partner saya yang mau berjuang bersama
saya, saya harus berterimakasih kepada keluarga saya yang baik.

Tidak semua orang suka berbisnis, ada yang lebih suka berkarir, ada
yang suka menyepi, tapi untuk saya, saya rasa saya menyukai apa yang
sekarang kami lakukan. Saya seperti jatuh cinta dan bergairah, baik
pada saat berhasil ataupun ketika kami menertawakan kegagalan kami.

Berbisnis juga tidak luput dari godaan integritas. Ada banyak hal yang
saya Lakukan tapi kurang sreg, dan saya berdoa akan mampu meninggalkan
hal-hal yang seperti itu.

Lalu saya kembali ke ajaran lama Muhammad yang dulu disampaikan ayah
saya, iya... Bahwa sesungguhnya kita dalam pembelajaran yang tidak
pernah berakhir.bahwa sekarang tikungan hidup membawa saya untuk jadi
seorang penjual tanah, peternak cacing dan konsultan IT,adalah rahmat
semesta yang akan saya syukuri, bagaimanapun kelak hasilnya :)

---we are in never ending study----

Jumat, 04 April 2014

Pompeii by: robert harris



Harris benar-benar mengagumkan, itulah kesan saya ketika menyelesaikan karyanya yang terbit tahun 2003 ini. 

Sejatinya pompeii berjalan lambat di chapter-chapter awal dan menjadi perlahan menjadi cepat kemudian mendebarkan ketika menginjak saat meletusnya vesuvius. Seperti karya harris yang lain, buku ini syarat dengan hasil riset yang hati-hati. Harris benar-benar menghidupkan kembali pompeii, aqua augusta, berdasarkan hasil riset arkeologi sehingga secara deskriptif novel ini benar-benar berbicara!

Dari kutipan vulkanologi yang ada di setiap pembukaan chapter, secara pribadi saya merasa paham betapa kerasnya usaha harris menyajikan novel ini ke tangan pembaca.

Kararter tentu salah satu kelebihan setiap novel harris. Semangat, kepedihan, dan rindu Attilius dikabarkan kepada pembaca lewat bebagai tikungan pada cerita, di sela-sela deskripsi tempat dan kejadian sejarah. Dahaga sang laksamana Pliny akan pengetahuan dan ketegasan, wibawa, karisma, serta keras kepalanya dikisahkan dengan cara yang cantik, perlahan, seolah kita diajak menyelami samudera pemikiran oleh pliny itu sendiri.

Meskipun sulit membayangkan seorang perawan muda, kaya, yang berjiwa pemberontak dengan tekad seperti corelia pada masa itu, harris memberikan porsi yang tepat bagi corelia dalam kisahnya.

Tokoh favorit saya? Pliny sang laksamana, ilmuwan yang kelak namanya diabadikan sebagai salah satu tipe letusan gunung api yang berkarakter sama dengan letusan vesuvius yang diamatinya. :)

Kamis, 03 April 2014

A dash of magic : by kathryn littlewood


Dalam buku kedua dari trilogi bliss bakery ini, littlewood menyajikan kompetisi antara si ahli sihir dapur cilik rosemary blissdengan bibi tiablo yang licik. Kisahnua disajikan dengan saus uang sederhana. Tidak ada drama pedas dan percikan intrik yang kental.

Buku ini memiliki nuansa yang sangat feminim. Dipenuhi kelakuan dan perasaan konyol ala remaja yang menghibur, serta hubungan harmonis amtar individu keluarga bliss, saya menilai buku ini buku yang baik untuk anak-anak. Bagus? Biasa saja!

Bagi saya selaku penikmat fiksi sihir, yang menarik dalam buku ini adalah tentang bumbu-bumbu ajaib. Sendawa katak, hujan murni, rona merah pipi ratu? Ya, kita butuh banyak imajinasi untuk memikirkan bahan masakan seperti ini :D

Saya kira saya akan menunggu littlewood menuliskan novel yang lebih "serius", dugaan saya akan menarik :D

Sabtu, 29 Maret 2014

Tentang terlalu serius

Ini sedang tengah malam, saya masih bangun sendiri sambil merokok dan berpikir macam-macam. Hingga sampai pada pikiran saya harus menuliskan tulisan ini.

Jadi setelah kemaren dari pagi sampai siang kami main tanah sampai capek, jadilah saya dan teman yang itu pulang naik motor. Kami di atas motor maksudnya, soal nya susah kalau motornya yang di atas kami :p. Nah sambil di jalan pulang itu tentu kami sambil ngobrol biar gak sepi, maklum ini motor jadi gak bisa puter radio kayak di mobil, kamu tahu itulah pasti. Nah, sampai pada suatu ketika bahasan kami menyinggung tentang seorang kawan yang lain.

"Kok dia terlalu serius ya?". Kata saya. Teman saya sepakat. Dan sudahlah obrolan kami tentang dia ini tadi.

Dan sekarang, setelah tengah malam yang ini saya jadi merasa aneh mengingat penggalan obrolan yang tadi. 

Kok bisa-bisanya saya yang jarang ketemu berani bilang dia terlalu serius? Memangnya saya sudah kenal lama sama dia? Tidak. Atau saya adalah saudara sedarah nya? Saya juga bukan itu saudara dia. Lantas ya kok bisa saya melempar statement yang sebenarnya dengan penuh kesadaran saya akui saya tidak tahu apa-apa??

Lho, jangan-jangan ini saya yang sebenarnya sedang terlalu serius? :D

Sabtu, 15 Maret 2014

Tentang cinta

Semenjak menikah, rasanya saya jadi sangat jarang menulis tentang topik ini. Jadi saya kira malam ini ada baiknya saya akan menulis tentang cinta saja :)

Sebelumnya, ini adalah apa yang saya sari kan dari pengalaman saya. Tentu anda berhak untuk tidak bersepakat, karena pastinya isinya akan sangat subjektif :D

Cinta tentu mengandung unsur yang luas. Kalau kau belajar filosofi beladiri china atau setidaknya kau membaca komik kenji tentu kau akan sangat familiar dengan ungkapan bahwa alam semesta ini bergerak karena cinta. Sinar matahari, udara, aliran air, singkatnya seluruh hal di jagat raya pada hakikatnya adalah cinta. Tapi apa yang saya tulis di sini adalah cinta yang lebih spesifik. Cinta seorang lelaki kepada perempuannya, cinta si gila terhadap laila, cinta romeo pada juliet, cinta yang semacam itu saja. Bukan mau menyempitkan arti kata cinta, karena memang kapasitas saya rasanya baru cukup untuk yang ini saja hehehe

Ini adalah pendahuluan singkat dari makrifat cinta versi saya :p

Pada tahap awal, cintamu harus tumbuh beriringan dengan nafsu-mu pada kekasihmu. Jika tanpa birahi itu, aku tidak akan mengatakan tidak ada yang seperti itu, tapi itu juga akan aku keluarkan dulu dari pembahasan di sini. Kau harus bernafsu pada yang kau cintai, sudah sewajarnya begitu. Karena ini adalah persemaian tempat cinta itu kelak tumbuh.

Fase berikutnya, adalah nucleation of love. Dari sini kau tentu paham bahwa aku bukan penganut cinta pada pandangan pertama. Menurut ku hal seperti itu di film-film saja adanya. Cinta akan tumbuh Seiring waktu, diberagam kesempatan, melewati berbagai persimpangan dengan kecepatan yang tentu berbeda untuk setiap cerita :)

Tahap selanjutnya adalah saat ketergantunganmu pada kekasihmu melampaui dinding egomu yang sebegitu. Saat pasangan mampu meletakkan kebersamaan jiwa mereka di atas ego masing-masing yang maha diraja bertahta secara naluriah dalam diri manusia. aku mengukur cinta monyet dan cinta sejati dengan apakah perasaan kedua pasangan itu telah melewati masa ini atau masih tersuruk-suruk dalam kanalnya. Dan sebelum kalian salah paham, menikah maupun hubungan seksual bukanlah batasan fase ini. Fase ini adalah batasan rasionalitas dan irasionalitas, kalau rasa suka mu masih terbelenggu rasionalitas, yah mungkin kau belum sampai pada tahap pecinta yang ini. Pada tahap ini para pecinta kerap mabuk anggur dari cawan suci kasih.

Di atas tahap ini adalah tahap makrifat yang rasanya tidak baik dijabarkan di blog ini hahahahaha hanya akan saya bagi pada mereka yang bertanya dan sudah melampaui rasionalitas mereka.

Bukan bearti saya sudah mengecap puncak pemahaman cinta, sejujurnya saya cuma sok tahu, dan kamu tentu kalau bisa jangan percaya apa yang saya tuliskan di sini. Itu saja dulu, bahkan menulis tulisan sesingkat ini jika itu tentang cinta ternyata sangat melelahkan, entah selelah apa rabiah saat menuliskan syair mahabbah nya yang termashyur itu :)

Rabu, 05 Maret 2014

Tentang seorang kawan

Ini kawan satu angkatan. Kalau mengingat dia yang pertama saya ingat adalah jaket himpunan yang bermasalah hahaha.

Selepas drop out, saya tidak tahu apa-apa tentang hidup dia. Yang aneh adalah cerita kami di dunia maya. Beberapa kali kami berbincang, dan saya menangkap banyak ketidak beresan dalam obrolan kami. Tapi saya senang-senang saja hahaha berikut contoh percakapan kami lewat facebook pagi ini :

Dia : yuhu, geology academy anter yuk

Saya : hayuk

Dia : urang keur di leuwi gajah

Saya : gw lagi di yogya

Dia : kopi josh dong

Saya : gudeg mercon

Dia : yogya dept. store

Saya : :p

Dia : ayam betutu enak

Saya : mau diangkat pangeran sama sultan, mau jg gak?

Dia : ada keturan gitu gw

Saya : adalah dr nabi adam

Dia : odysey

Saya : archilles

Dia : kaos six point

Saya : distro three second

Dia : celana katun

Saya : jeans dong

Dia : haymantap

Saya : joooosss

Dia : yup

Mungkin kebanyakan orang tidak mengerti, kpk boleh tahu kode apel washington, tapi kalau mereka menyadap obrolan kami pasti mereka tidak paham apa yang kami bicarakan hahahaha

What a life :)

Selasa, 18 Februari 2014

Perjalanan singkat ke Serang

Seminggu lalu jalan langit mengharuskan saya ke Banten, mengunjungi salah satu pantai di Utara Serang. Kami memulai perjalanan di pagi yang masih buta, saat bahkan harimau di gunung belum bangun kalau kata sahabat baik saya. Hari itu saya bersama 2 orang mahasiswa lain dan seorang sopir monil sewaan yang ramah menjadi rekan seperjalanan. Kami bertiga berangkat menunaikan tugas dari guru-guru kami, sementara kang daniel si supir pergi dengan tujuan tidak kalah mulia, mencari rezeki halal untuk anak istri, jadilah tim ini 4 orang anak muda yang kesemuanya punya tujuan di satu arah, maka berangkatlah kami ke situ.

Tugas kami sederhana, isu surutnya laut secara tiba-tiba di pantai karangantu sejauh 1 km menarik minat masyarakat luas sehingga orang-orang besar juga menginginkan jawaban, dan kaum akademisi dituntut menyediakan jawaban tersebut, ditambahi dengan keinginan primodial pemenuhan keingingahuan dari para guru-guru kami sendiri, ditugaskanlah pemimpin perjalanan kami ini untuk membawa tim menyelidiki informasi ini di lapangan. Jadilah tim kecil beranggotakan saya, habsi, dan pak bos bisma untuk menjalankan misi cek dan ricek!

Mas Bisma itu sejatinya birokrat, karena itu dia sangat rapi mengorganisir kami. Habsi bertugas sebagai bendahara, mas daniel tentu. Ertugas menyetir mobil yang kami gunakan, sementara saya seperti biasa, memutuskan untuk mengambil tugas merenung dan mengamati hehehehe

Mobil kami membelah gelap, saat pagi sudah agak tinggi kami memasuki Serang, melintasi alun-alun nya yang sedang dipenuhi tenda dan berhenti sejenak untuk sarapan di sebuah warteg yang kata mas daniel yang punyanya lebih cocok jadi artis dari lada jaga warteg. Kami makan, menyesap rokok dan kembali melanjutkan perjalanan. Melewati vihara metta yang merah, setengah jam kemudian kami tiba di pantai karangantu.

Pantai ini cukup sempit, teluk yang di sisi-sisinya dibangun kanal serta terdapat pelabuhan penangkapan ikan yang bersebelahan dengan muara sungai Cibanten. Saya banyak berdiam semenjak tiba di sana, memandangi karangantu yang pada akhir abad ke-16 merupakan pelabuhan internasional utama di nusantara bagian barat, terutama karena malaka jatuh ke tangan portugis. Saya berdiri di bibir pantai membayanykan bagaimana ke adaannya dulu, sulit, saya menyerah dan segera kembali fokus ke tujuan kami. Mengambil sampel, melakukan beberapa pengamatan sederhana, dan wawancara.

Saat surut memang terlihat sekali endapan lumpur di pantai, apakah ini dibawa oleh aliran cibanten atau justru berasa dari laut? Saya tidak tahu :) tapi dari wawancara, ternyata tidak ada fenomena surut laut hingga 1 km secara tiba-tiba. Saksi mata mengatakan surut laut paling hanya mencapai 300 meter hingga patok bendera tempat para nelayan biasa memasang jaring, kami ukur, ah tidak lebih dari 100 meter saja. Menghubungi kantor dinas perhubungan, polisi, dan nelayan setempat hasilnya sama. Fenomena surut 1 km secara tiba-tiba itu tidak pernah terjadi. pantai karangantu seperti umumnya pesisir utara jawa justru mengalami abrasi dari tahun ke tahun.

Saya agak kecewa, wartawan yang menurun kan berita yang tidak benar seperti ini sungguh tidak bertanggung-jawab! Saya ingat seorang teman menanyakan fenomena ini kepada saya, teman-temannya jadi gelisah karena berita ini, terutama setelah dibumbui dengan kabar bahwa ini merupakan pertanda akan tsunami, yang ternyata hanya isapan jempol saja. Mungkin sang wartawan tidak pernah berpikir tentang dampak dari apa yang ditulisnya, dia hanya ingin tulisannya turun dan dibayar. Saya mencoba berpikir positif, mungkin sang wartawan memang cuma punya otak seperempat saja, jadi kita harus maklum.

Hari beranjak sore, kami segera bergerak menuju pulang yang tenang melupakan si pembuat onat yang otaknya seperempat :)

Rabu, 05 Februari 2014

Penentuan Waktu Tiba Gelombang Gempa

Sebenarnya saya berniat menulis sedikit mengenai garis besar pekerjaan seseorang yang mempelajari gempa bumi atau istilah keren-nya seismologist. Tapi biarlah niat itu akan saya lakukankan di lain waktu. Masih dalam topik yang sama tentang mempelajari gempa, kali ini biarlah saya awali dengan menuliskan tentang pekerjaan paling dasar di bidang ini, yaitu penentuan (picking) waktu tiba gelombang gempa.

Penetuan waktu tiba gelombang gempa (Picking) adalah pekerjaan pertama yang harus dilakukan sebelum lokasi gempa dapat ditentukan. posisi-nya serupa takbir dalam sholat, sebuah pernyataan keseriusan! setidaknya saya menganggapnya begitu :D

kenapa harus ditentukan waktu tiba gelombang sebelum bisa menentukan lokasi?

karena gempa itu terjadi di bawah permukaan, dan diketahui melalui getaran yang dirasakan atau di rekam oleh alat (seismograf) di atas permukaan, jadi lokasinya tidak bisa kita lihat langsung :p dengan menentukan waktu tiba gelombang di permukaan (pada alat perekam) di tambah dengan informasi kecepatan gelombang tersebut merambat serta berbagai informasi dan asumsi lain, maka jarak dari alat perekam/seismograf (selanjutnya akan kita sebut stasiun saja untuk mudahnya) ke sumber gempa dapat diperkirakan. Kemudian dengan memanfaatkan informasi jarak beberapa stasiun terhadap sumber gempa ini, maka posisi sumber gempa dapat diperkirakan.

Bagaimana waktu menentukan waktu tiba gelombang gempa?

Rekaman getaran tanah akibat gempa akan berbeda dengan saat tidak ada gempa, coba lihat gambar berikut :

Nah, itu adalah contoh gelombang gempa dari sebuah stasiun yang memiliki 3 komponen (atas-bawah, utara-selatan, barat-timur) orientasi arah pergerakan tanah. terlihat bahwa getaran akibat gempa memiliki besar simpangan (amplitudo) yang lebih besar dari sebelum dan setelahnya (saat tidak ada gempa).

Biasanya hanya waktu tiba gelombang P dan S saja yang ditentukan. Gelombang yang tiba lebih dulu disebut gelombang P atau gelombang primer. Lebih mudah dilihat pada komponen vertikal (atas-bawah). Seorang seismologis akan memeloti rekaman seismograf (seismogram) yang paling atas dan menentukan waktu (pada sumbu mendatar) kapan pertama kali ada lonjakan amplitudo. perhatikan bahwa lebih sulit untuk melihat gelombang P pada dua komponen lainnya (utara-selatan, barat-timur).

Gelombang S atau gelombang shear datang lebih lambat. Lebih mudah terlihat pada komponen horizontal (utara-selatan, barat-timur). Coba perhatikan lojakan amplitudo pada kedua komponen tersebut. Gelombang ini yang biasanya merusak bangunan di atas permukaan.

berikut adalah contoh gelombang P dan S yang telah ditentukan. Garis merah menunjukkan waktu tiba gelombang P sementara garis hijau menunjukkan waktu tiba gelombang S.

Gambar bewarna yang indah di bawah seismogram tiap komponen adalah gambaran energi terhadap waktu (sumbu horizontal) dan frekuensi (sumbu vertikal) yang sering digunakan sebagai alat bantu dalam penentuan waktu tiba gelombang gempa. warna biru menunjukkan energi yang rendah dan warna merah menunjukkan energi yang tinggi. Gelombang P ditunjukan dengan peningkatan energi yang signifikan dari sesaat sebelum terjadi gempa, energi tinggi selanjutnya berkorelasi dengan gelombang S.

Kabarnya, di badan obsevasi besar, pekerjaan dasar ini dilakukan dengan sangat serius. Mereka memiliki karyawan yang khusus melakukan picking ini. Karena ketepatan menentukan waktu tiba gelombang gempa akan sangat mempengaruhi pekerjaan seismologi selanjutnya seperti misal menentukan lokasi gempa.


GMT and my blog

Beberapa hari ini saya bekerja dengan sebuah aplikasi open source untuk pemetaan, namanya Generic Mapping Tools (GMT) besutan Paul Wessel dan Walter Smith. bagi yang pake mac cara install nya pernah saya tulis di sini GMT on your MAC.  Tentu saja sumber terbaik untuk belajar otodidak adalah internet :) saya belajar banyak dari sebuah blog orang indonesia yang khusus menuliskan contoh-contoh aplikasi GMT ini pada pekerjaannya. Lantas saya kepikiran, keren juga kalau blog ini saya khususkan untuk satu tujuan yang bisa berguna bagi banyak orang. Misalnya tutorial MATLAB atau khusus resensi buku, sehingga pengunjung bisa mendapat manfaat dari berkunjung ke sini. Sebenarnya saya sempat menulis juga dibeberapa blog pribadi yang dibuat khusus seperti itu. Setidaknya saya ingat saya pernah mencoba menulis sebuah blog yang khusus membahas bencana alam, tapi tidak pernah bisa konsisten :p energi dan stamina saya tidak pernah sehebat itu :)

tapi lantas saya membuang jauh-jauh ide itu. saya ingat untuk apa blog ini pertama kali saya buat. Sesungguhnya saya hanya berniat mengekalkan apa-apa yang ingin saya ingat sedikit lebih lama sebelum lenyap bersenyawa dengan udara. Menulis di buku catatan atau sebuah jurnal konvensional tentu tidak cocok dengan saya yang urakan ini. Saya pernah rajin menulis buku harian, tapi itu dulu sekali. Sekarang saya ingin menulis kapan saya mau dan tentang apa saja yang saya mau, dan blog adalah sarana yang tepat menurut saya. saya bisa menulis kapan saja saya ingin, selama cakupan sinyal atau koneksi internet tersedia.

Tujuan itu tentu sebuah keinginan pribadi saya, saya tidak pernah berpikir untuk dibaca oleh orang lain. Dikemudian hari, mengetahui ada orang-orang yang suka berkunjung ke blog ini adalah kejutan bagi saya yang hina ini. Mereka mau membuang waktu untuk membaca sampah-sampah yang saya tuliskan di sini, jadi rasanya saya harus berterimakasih :) tapi saya memutuskan untuk tetap pada niat saya semula ketika menulis blog ini, saya akan menuliskan apa saja semau saya dan kapan saja saya suka. Bukan tidak menghargai kalian-kalian yang menyempatkan diri main ke sini, Ah, saya yakin orang-orang yang mampir ke sini pasti paham, karena toh sebagian besar kalian adalah orang-orang yang mengenal saya secara personal :)

nah karena ada judul GMT nya jadi mari pindah ke topik ini :p GMT adalah aplikasi pemetaan yang cukup menyenangkan untuk saya, kita bisa menghasilkan peta yang baik dengan mudah menggunakan aplikasi ini. misalnya script sederhana ini :

#!/bin/sh
#slice.sh
#4/2/12
gmtset ANNOT_FONT_SIZE 10 LABEL_FONT_SIZE 10
grdimage indo.nc -R102/108/-8/-4 -JM15 -Celev.cpt  -K -B2g1 > map2.ps
psbasemap -R -JM15 -B2g1  -K -O -Lf107/-4.25/0/100k+u  >> map2.ps
psxy tes.d -R102/108/-8/-4 -JM15 -B -W4 -K -P -m -O>>map2.ps
psxy trench.gmt -R102/108/-8/-4 -JM15 -W8 -Sf2.8i/0.08ilt -Gblack -K -O -m>>map2.ps
psmeca focalsunda.gmt -R -JM15 -B -Sm0.5/-1 -Ztabel.cpt -T0 -K -O>>map2.ps
psxy line2.dat -JM -R -W10 -O -K >>map2.ps
pstext line2.dat -JM -R -O -K >>map2.ps
psscale -Ctabel.cpt -D0.8/0.4/3/0.5 -B:"km":/:"Depth":  -K -X0.2 -Y1.85 -O >> map2.ps

akan memberikan peta selat sunda yang cantik seperti ini :
mari kita bahas perintahnya satu-satu :

gmtset ANNOT_FONT_SIZE 10 LABEL_FONT_SIZE 10 
yang ini gampang ditebak. perintah untuk memberikan nilai besar huruf notasi seperti tulisan km dan depth pada skala warna, dan berlaku pada seluruh script ini kecuali dinyatakan lain pada baris di bawah nya

grdimage indo.nc -R102/108/-8/-4 -JM15 -Celev.cpt  -K -B2g1 > map2.ps
baris kedua ini adalah perintah plotting topografi, datanya ada dalam file indo.nc, ini data topografi dari GEBCO sepertinya yang disimpan dengan format netcdf -R menyatakan batas peta 102/108 adalah longitude minimum dan maksimum -8/-4 adalah latitude minimum dan maksimum -C merupakah perintah untuk mengeset warna sesuai dengan data warna dan topografi yang ada dalam file elev.c -K bearti ada perintah gmt berikutnya -B2g1 bearti label grid setiap 2 derajad dan garis grid nya setiap 1 derajad. kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam file postscript map2.ps -J adalah perintah untuk memilih proyeksi peta yang ingin digunakan.

psbasemap -R -JM15 -B2g1  -K -O -Lf107/-4.25/0/100k+u  >> map2.ps
ini saya gunakan untuk menampilkan skala yang terlihat di pojok kanan atas. Atribut -Lf bearti tampilkan skala. 107/-4.25 tentu saja koordinat 0/100 adalah rentang skala jarak yang ingin ditampilkan.

psxy tes.d -R102/108/-8/-4 -JM15 -B -W4 -K -P -m -O>>map2.ps
nah ini adalah perintah untuk membuat garis hitam yang ada pada peta, yang ini adalah garis sesar-sesar yang ada di sumatera dan jawa. datanya tersedia pada file tes.d isinya kira-kira seperti ini :

>
94.17282685390613 7.036983077965203
94.533202833978336 6.522160249290608
....
>
94.184620948317587 7.909029461210433
94.264374484810986 7.612802039949257
.....

ini adalah data garis multi segmen dipisahkan oleh baris yang berisi lambang >
untuk multi segmen, maka perintah psxy harus diberikan atribut -m 

psxy trench.gmt -R102/108/-8/-4 -JM15 -W8 -Sf2.8i/0.08ilt -Gblack -K -O -m>>map2.ps
baris ini untuk plotting trench yang wujudnya terlihat sebagai garis dengan segitiga hitam itu, ini lambang untuk penunjaman.

psmeca focalsunda.gmt -R -JM15 -B -Sm0.5/-1 -Ztabel.cpt -T0 -K -O>>map2.ps
perintah psmeca adalah perintah untuk melakukan plotting beachball, bola-bola dengan orientasi mekanisme gempa. -Ztabel.cpt bearti beach ball nya akan diwarnai dengan data yang ada dalam file tabel.cpt -Sm merupakan informasi mengenai format data mekanisme fokus gempa yang digunakan. -Sm bearti format CMT Havard.

pstext line2.dat -JM -R -O -K >>map2.ps
yang ini untuk plotting tulisan A & B pada gambar. data koordinatnya ada di dalam file line2.dat seperti ini :
104.6 -7.8 14 0 1 TC A
105.2 -5.8 14 0 1 BC B

yaitu x y fontsize azimuth fonttype allignment text

psscale -Ctabel.cpt -D0.8/0.4/3/0.5 -B:"km":/:"Depth":  -K -X0.2 -Y1.85 -O >> map2.ps
baris ini untuk memunculkan skala warna yang terlihat di pojok kiri bawah. -B:"km":/:"Depth": adalah atribut untuk memberikan label sumbu x dan sumbu y.

sekarang, dengan scrip berikut kita dapat menampilkan cross section nya :

#!/bin/sh
pstext line3.dat -R-7.8/-5.8/-3/100 -JX12/-15 -K -N > raga.ps
pscoupe focalsunda.gmt -R-7.8/-5.8/-3/100 -JX12/-15 -Aa104.6/-7.8/105.2/-5.8/90/15/0/100f -Sm0.5 -Ztabel.cpt -K -Ba30:"Distance(Km)":/a10:"Depth(Km)":NEsw -O>>raga.ps
#pstext line3.dat -R -JX -K -N -O >> raga.ps
gawk '{print $2, $4*(-0.001)}' tracked | psxy -JX -R -N -W5.0 -K -O>> raga.ps
psscale -Ctabel.cpt -D0.8/0.4/3/0.5 -B:"km":/:"Depth":  -K -X0.2 -Y1.85 -O >>raga.ps


hasilnya akan seperti ini :

yup, segitu dulu. ternyata jadi terlalu panjang tulisannya :) hehehehe

Rabu, 22 Januari 2014

Suara-suara

Mereka datang lagi dari balik malam
Masih dengan rayuan yang sama
Mengajakmu larut dalam zikir hujan
Menelisik sembunyi bintang-bintang

Suara-suara lonceng berdentang dari surga
Suara-suara bara berderik dari neraka
Halusinasi itu kuciptakan sendiri
Berasal dari kekalutan pikir-ku yang kusut

Hai Azazil yang mulia, kini aku tahu kau di sana
Bertahta diraja dalam jiwa
Sembunyi takut kentara
Bersama anggun-mu itu
Kau kirim tentara-tentara!

Selasa, 21 Januari 2014

Antara sakit-nya Bumi dan perasaan saya

Sejak kemaren Bumi kecil kami sedikit rewel, badannya panas, demam ringan saja sebenarnya. Ini pengalaman pertama saya sebagai ayah menghadapi anak yang sakit.

Pagi tadi kami ke dokter, Bumi diberi obat, saya cek satu-satu, tidak ada obat keras. Setelah minum obat, panas nya turun, dan dia sudah bisa tertawa lagi, sekarang sudah tidur di bawah pengaruh obatnya. Saya lega :)

Kejadian hari ini membawa ingatan saya pada peristiwa belasan tahun silam. Saat itu saya masih smp, dan tangan saya harus dioperasi karena terkena senjata tajam. Malam sebelum operasi, papa di samping saya, saya terbangun lewat tengah malam, dan saya lihat matanya menerawang, tangannya menggenggam tangan kanan saya yang tidak terluka, dan ada air mata dari sudut matanya.

Setelah kuliah, saya banyak
Membaca hubungan antara anak dan orang tua. Bagaimana kasih sayang orang tua pada anak nya. Tapi malam ini saya sadar, tentu kau terlalu sombong untuk merasa mengerti tanpa merasakan. Perasaan, adalah sesuatu yang tidak akan kau temukan di buku-buku.

Ini kali pertama aku menyaksikan anak-ku sendiri yang sakit. Meskipun aku tahu itu sakit biasa, tidak lebih karena cuaca, tapi perasaan cemas yang datang, sedih melihat cerianya yang hilang, ah... Ada sejuta lagi dan kata-kata tidak cukup mewakilinya. Aku mahfum, kelak hari-hari kami akan dipenuhi perasaan seperti ini. Perasaan yang sudah ku baca dari gibran, dari dylan, dari Ibrahim.

Papa ketika itu tentu dengan perasaan sejenis ini di hatinya. Aku mulai mengerti sedikit tentang itu. Lalu dia harus melepas lelaki kecilnya bertualang ke bandung menuntut ilmu, kelak mungkin aku akan menghadapi kejadian serupa dan aku tidak yakin akan bisa sebijak dia saat melepas ku ketika itu.

Mengenali perasaan ini membuat ku merasa menjadi pendosa. Hubungan kami turun naik seperti gelombang, dan aku bersyukur di penghujung hidupnya kami sedang dalam frekuensi yang sama. Tapi mengingat kami pernah bertengkar, betapa bodoh dan keras kepalanya saya ketika itu, ah... Saya mulai membayangkan Bumi kelak bertingkah selaku saya ketika itu, dan hati saya sakit sekedar membayangkan nya saja. Bagaimana saya bisa mengerti sakitnya perasaan papa ketika saya pergi dari rumah, ketika saya membantah dengan sombong yang jumawa. Pasti sakitnya ribuan kali dari apa yang bisa saya bayangkan. saya kemudian sadar bahwasanya saya yang dulu sesungguhnya menyakiti diri saya sendiri!

Tapi  begitulah yang sudah digariskan, tidak ada yang perlu dan layak untuk disesali.

Saya mengangkat telpon, menelpon mama di seberang sana. Tuhan masih meninggalkan kekasih papa sebagai tempat berpulang bakti kami yang tertunda kepadanya.

Senin, 13 Januari 2014

Azazel by youssef ziedan



Entah apa yang ada dalam pikiran Ziedan, yang jelas selaku pembaca yang mengenal baik kredo ke-imanan kristen ortodok serta konsep trinitas-nya, saya merasa cukup terusik. Ya, saya akan mengakui dengan segala kegilaan-nya novel ini akan sangat mengganggu, dan dia berhasil dengan itu.

Ziedan seperti menertawakan konsep pengejawantahan tuhan menjadi tunggal dalam diri al-masih melalui si rahib Hypa yang malang beserta kawan nya Nestor. Tapi katakter yang terang-terangan tertawa tentu Oktavia, si pembantu penyembah berhala dari alexandria.

Ini hanya sebuah resensi atas karya ziedan, karena itu saya tidak akan membahas kebenaran konsep atau pendapat saya mengenai pemikiran Hypa sang tokoh utama.

Karakter Hypa sebagai narator nyaris tidak terasa selain penderitaan-nya, tapi tidak demikian karakter lain, oktavia yang binal, hypatia yang terpelajar, atau martha sang kekasih yang merindu tergambarkan dengan luar biasa. Kau seolah dapat merasakan betapa oktavia adalah perempuan yang kritis atas agama orang lain, atau betapa brilian dan tegas nya Nestor sang uskup konstatinopel lewat penggambaran serta dialog Hypa.

Azazil bagaimanapun dimunculkan dalam diri Hypa. Ziedan menurut saya dengan sangat halus berhasil menyatukan Azazil dan Hypa dengan baik.

Novel ini ditulis dengan pengetahuan sejarah yang baik. Semua peristiwa yang menjadi latar belakangnya tersusun dalam sekuen yang rapi.

Kalau saya kritikus, mungkin saya akan mengkritik bagian akhir buku ini. Ziedan menurut saya terjebak dalam jalinan kisah Hypa dan Martha. Kisah yang digadang-gadangkan menjadi beban berat Hypa ternyata tidaklah semegah jatuhnya Nestor, tewas nya Oktavia, penjagalan hypatia, atau kenangan suram masa kecil nya.

Ada banyak keberanian, kau akan sangat sedikit mendengar novel yang menuliskan injil barnabas, versi terlarang itu di dalam-nya.

Latar belakang yang sempurna, kisah sang rahib bisa menjadi teman perenungan yang baik, tapi jangan berharap anti klimaks sekelas Hemingway. Jonathan stroud saja akan menulis penutup yang jauh lebih bagus untuk kisah nya!

Minggu, 12 Januari 2014

Apakah

Apakah kau pecinta yang haus menyesap madu dari bibir kekasihmu?

Ataukah kau hanya penikmat hujan yang bingung dengan pertanyaan hendak jadi apa?

Apakah kau pejalan yang sesungguhnya tak tahu hendak menuju apa?

Apakah selayaknya bahtera di gelombang yang tak pernah bisa kau pahami?

Apakah kau golongan yang sama dengan kami? Generasi tanpa eksistensi?

Apakah kau telah sampai juga pada kegamangan jati diri, hingga membiarkan tubuh fana mu di permainkan arus hidup yang cantik molek memikat hati?

Kapadamu kawan-kawan ku seperjalanan, sesungguhnya kita telah tahu, kiranya tidak ada jawaban pasti dari seluruh pertanyaan itu. Hanya saja, jiwa dan rasio mu enggan mengakui... Dan kita terus membiarkan beragam entah yang tak terjawab ini bertahta di langit yang tinggi!

Rabu, 08 Januari 2014

Kesekian kali

Ini entah kali keberapa aku duduk diam di sini
Memandang gerbang parkir istana intelektualitas kami
Entah sudah berapa kali saya berdiam di bawah pohon tua yang menjulang ini, ditemani kopi dan rokok serta lalu lalang yang tak acuh
Pagar batu membentengi kami dari masyarakat sekitar
Keilmuan menjadikan kami berbangga diri
Lupa kewajiban untuk berbakti

Ini sudah entah berapa kali saya sampai pada pemikiran ini
Dan untuk keselian kalinya itu saya tambahkan sekali lupa setelah diingatkan lagi!

Goblok!

Selasa, 07 Januari 2014

KAPPA by Ryunosuke Akutagawa



Ya, ini karya sang maestro di dekat-dekat bunuh diri nya yang hampa. Saat ia diserang halusinasi dan mimpi-mimpi.

Kisah seorang manusia yang tersesat di dunia para kappa, makhluk mitos jepang yang bentuknya seperti manusia katak berparuh dengan lubang berisi air di kepalanya.

Kappa ditulis dengan satire yang sangat kentara. Dia mengusik dan menyentil banyak kejanggalan sosial yang lazim di Jepang pada masa itu. Seperti dikutip dari ryunosuke sendiri ; " kappa lahir dari kemuakan saya denga banyak hal- khususnya dengan diri saya sendiri".

Konsep kelahiran bayi kappa yang bisa memilih untuk lahir atau tidak, kanibalisme yang dilazimkan dalam dunia kappa, keagamaan, kematian, hubungan jantan-betina, konsep penciptaan ah... Kau akan menemukan begitu banyak keajaiban dalam dunia yang diciptakan oleh Ryunosuke.

Para feminis bisa jadi merah membaca hubungan jantan-betina yang menyindir mereka habis-habisan. Soe hok gie akan merubah puisinya bahwa yang paling berutung bukan mereka yang mati muda, tapi mereka yang bisa memilih untuk lahir atau tidak. Atau kau sendiri mungkin akan mengajukan kembali banyak pertanyaan pada apa-apa yang kau yakini.

Pilihan kalimat dalam novel pendek ini tidak berbunga-bunga, mendekati tidak indah malah, deskripsi yang detail dalam narasi yang sederhana. Karakter juga dikesankan sangat sederhana. Tapi kekuatan dari kisah ini ada dalam jalinan secara keseluruhan, konsep-konsep agung dijejalkan dalam kepadatan yang luar biasa tanpa harus menjadikan nya megah.

Sedikitnya referensi sastra jepang yg saya baca membuat saya agak sungkan menulis resensi ini. Saya tidak dapat menemukan perbandingan yang tepat. Ziedan atau Dan Brown di masa sekarang Yang hidup jauh dari kultur jepang juga menjejali konsep-konsep kemanusiaan luar biasa dalam karya-karya mereka, menjadikannya buku-buku tebal dengan kisah-kisah agung yang besar. Kappa tidak menjadi demikian, dia tetap bersahaja dalam keagungannya.

Ada banyak materi filosofis dalam karya ini. Ada Nietszche sang orang suci yang mencari keselamatan dalam superman yang ia ciptakan sendiri. Ada Wagner, bahkan Tolstoy yang juga tidak luput dikomentari dengan tajam oleh Ryunosuke.

Melalui Kappa saya pikir Ryunosuke bermain-main dengan alam pikirannya. Dia membolak-balik segala keyakinannya. Dia berada dalam kegamangan eksistensi-nya, dan dengan mudah karya ini mengguncang eksistensi pembacanya.

Kemudian dihalaman belakang buku terjemahan dalam bahasa indonesia ini penerbitnya mencantumkan kisah Ryunosuke sendiri yang tidak kalah menarik dengan fiksinya ini. Sebuah tambahan yang sangat berguna menurut saya.

Saya sudah mendekati akhir. Setelah menyelesaikan buku ini saya mencoba menanyakan pada diri saya sendiri pertanyaan yang kerap diajukan para kritikus tentang KAPPA ini; ... Apakah ini cerita anak-anak atau karya sosialis?

Sungguh, saya tidak tahu jawabannya, sama sekali saya tidak punya ide.

Yang jelas, saya mengagumi karya Ryunosuke ini dan layaklah Akutagawa prize yang bergengsi menggunakan nama-nya!

Rabu, 01 Januari 2014

Membaca

Rasanya akhir-akhir ini saya jarang sekali membaca. Ingat dulu ketika kecil saya menghabisi perpustakaan smp di mana ibu saya menjadi seorang guru di situ. Di perpustakaan kecil itu mungkin hanya ada sekitar 500 buku saja, dan untuk usia sekolah dasar di kampung kami, saya termasuk beruntung menyelesaikan hampir seluruh buku-buku di sana kecuali buku2 asing yang tidak lebih dari 10% saja -saat itu saya tidak bisa membaca dalam bahasa inggris-. Ketika mama mengajar, saya kadang menunggu-nya di kelas, tapi lebih seringnya di perpustakaan menyantap ramayana, tagore, gibran, chairil anwar, hingga Muchtar Loebis. Bahkan ibu saya tidak menyadari kalau anak nya sudah menghabisi hampir semua judul di perpustakaan itu.

Tapi minggu-minggu ini saya mulai bergairah, ah iya saya merasa produktif menyelesaikan satu karya akutagawa dan sekarang sedang membaca karya ziedan yang di bilang Dan Brown nya mesir. Dan saya berjanji akan meresensikan nya sesegera mungkin :)

Ah, ini post yang tidak penting sama sekali. Tapi saya lagi-lagi merasa ingin menuliskan nya. Itu saja :)