Halaman

Sabtu, 29 Maret 2014

Tentang terlalu serius

Ini sedang tengah malam, saya masih bangun sendiri sambil merokok dan berpikir macam-macam. Hingga sampai pada pikiran saya harus menuliskan tulisan ini.

Jadi setelah kemaren dari pagi sampai siang kami main tanah sampai capek, jadilah saya dan teman yang itu pulang naik motor. Kami di atas motor maksudnya, soal nya susah kalau motornya yang di atas kami :p. Nah sambil di jalan pulang itu tentu kami sambil ngobrol biar gak sepi, maklum ini motor jadi gak bisa puter radio kayak di mobil, kamu tahu itulah pasti. Nah, sampai pada suatu ketika bahasan kami menyinggung tentang seorang kawan yang lain.

"Kok dia terlalu serius ya?". Kata saya. Teman saya sepakat. Dan sudahlah obrolan kami tentang dia ini tadi.

Dan sekarang, setelah tengah malam yang ini saya jadi merasa aneh mengingat penggalan obrolan yang tadi. 

Kok bisa-bisanya saya yang jarang ketemu berani bilang dia terlalu serius? Memangnya saya sudah kenal lama sama dia? Tidak. Atau saya adalah saudara sedarah nya? Saya juga bukan itu saudara dia. Lantas ya kok bisa saya melempar statement yang sebenarnya dengan penuh kesadaran saya akui saya tidak tahu apa-apa??

Lho, jangan-jangan ini saya yang sebenarnya sedang terlalu serius? :D

1 komentar:

gunturberlian mengatakan...

Kalo saya mah malam itu terpikir tentang seorang yang pernah berkata bahwa "seorang lelaki yang kuat harus suka tertawa!". Entah ada hubungannya atau tidak, saya kurang tahu.
Sempat juga terpikir buat nulisinnya ke dalam blog malam itu, tapi sampai di kos-kosan itu langsung disambut pemuda yang lagi pengen curhat percintaan. :))
Ah gapapa, ntar-ntar aja berarti. :D