Halaman

Rabu, 28 Agustus 2013

Puisi orang kecil

Angin bertiup pelan-pelan, membisiki dedaunan kisa perjalanan nya. Mungkin di sana ada cerita tentang revolusi yang belum selesai atau reformasi birokrasi korupsi yang enggan usai. Mungkin di sana ada cerita-cerita yang lebih sederhana, tentang membangun kandang untuk beternak atau mulai memasuki dunia bisnis yang kabarnya tak berperi.

Cerita tentang hatta, sang cedikia yang sederhana atau militan nya Tan Malaka sekarang hanya dongeng penghantar tidur anak-anak kita.

Hari ini masih terjadi perang di suriah, mesir juga masih membara, dan kami hanya duduk diam di sini saja, berdoa diberi damai oleh Tuhan yang kuasa.

Egois sekali memang, tapi inilah ironi lazimnya kami.

Puisi untuk puisi

Meskipun tak sering
Kadang kutulis juga rangkaian kata
Curahan-curahan isi hati untuk dunia
Agar terpelihara kami punya rasa

Meskipun tak indah layaknya goresan para pujangga
Terkadang masih juga ku tuliskan kata-kata
Sekedar puisi untuk puisi

Rabu, 21 Agustus 2013

Sastra Bumi

Sudah lama tidak mendengar kata itu :)

Sambil menikmati semangkok sop kambing diikuti sebatang kretek, saya tersenyum membaca mention teman-teman seangkatan di geofisika reservoar UI, intinya mengucapkan selamat pada seorang kawan yang berulang tahun. Kemudian sang ultah-boy (man?? :p ) membalas, 'terimakasih banyak teman-teman satra bumi'. Begitulah angkatan kami menyebut program studi kami kala itu. 

Iya, bagi saya pribadi begitulah ungkapan yang paling tepat :)

Memahami bumi, belajar ilmu kebumian tidak ubah seperti menikmati sastra. Interpretasi gelombang suara yang direkam di permukaan adalah puisi ibu bumi yang kami nikmati, lalu kami coba mengerti semampu kami melalui hukum-hukum fisika yang diterjemahlan dengan bahasa matematika. Bagaimana lempeng bergerak karena arus konveksi dan pertemuan diantara nya melahirkan akumulasi energi yang terlepas sebagai gempa adalah roman yang kadang berakhir tragedi saat manusia tidak bersiap atas segalanya. Inversi sumber gempa dari pengamatan geodetik rasanya tidak ubah seperti membaca prosa rumi atau syair gibran yang jauh lebih dalam dari pada yang terlihat semestinya. Gores, patahan dan lipatan serta kandungan mineral batuan bercerita tentang perjalanan nya serupa kerutan pada wajah yang di tempa usia.

Ah, begitulah... Aku sendiri rasanya tidak layak menyandang sebutan scientist, tapi setidaknya kami sangat menikmati apa yang kami coba mengerti dan bagaimana cara kami mencoba memahami bumi. 

Sastra bumi, iya, di sanalah saya berdiri dengan penuh kecintaan, jika kau tidak percaya, lihat anak ku, aku namakan dia "Bumi" kan? Hehehehe

Selasa, 13 Agustus 2013

Mahasiswa-mahasiswi

Mahasiswa tua, gondrong, belum lulus-lulus. 
Duduk merokok di pojok kampus, tempat mewah yang tidak bisa di mana saja ada.

Mahasiswi muda, baju hitam, rambut panjang di kibas-kibas.
Menuju mobil mewah hadiah orang tua karena bisa masuk kampus yang keluarkan koruptor-koruptor ternama.

Ah ganesa 20, ada beragam-ragam cerita di dalam mu. Sebagian tentang kami sebagian entah tentang apa :D

Jumat, 09 Agustus 2013

When baby do not want to sleep

Hey buddy, it is not easy to understand what do you want. We definitely have different language, I'm sorry I can not always interpret your wish perfectly, but it is the art of new father and his son bonding for sure :)

I don't mind your thunder cry, it is music in my ear, but if you don't mind, please give my beloved wife- your mom a little break in between, we have to make her happy always, so she can produce right milk composition in the right amount of it for you :)

You know buddy, you really are miracle. The way you cry, din't let us sleep too well, and play fun with our feeling, ah you are the astonishing creature and we think that we are blessed with a thousand gift from the man above.

Buddy, when I look into your bottomless eyes, I only can say that; Thank you for come :)

Kamis, 01 Agustus 2013

Malala

Saat ini saya dan keluarga saya hidup di tempat yang tentu saja jauh lebih baik di banding tempat gadis yang namanya ingin saya abadikan sedikit lebih lama dengan menuliskan kembali tulisan tentang dia. agar saya ingat, bahwa di belahan bumi lain penindasan dan diskriminasi menjadi hal yang lazim, agar mata saya bisa terbuka tetap lebar untuk terus menyadari dan berhenti berpura-pura tidak tahu bahwa di lingkungan yang saya huni, meski dalam skala yang lebih kecil hal sejenis masih terjadi.

Selamat ulang tahun Malala, jangan pernah berhenti dan menyerah.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selamat Ulang Tahun Malala Yousafzai!
Oleh: Lilik Krismantoro | 12 July 2013 | 16:54 WIB

Hari ini ditetapkan oleh PBB sebagai hari Malala, sebuah perayaan khusus bagi seorang gadis yang kini berusia 16 tahun, dan bertahun-tahun dikenal sebagai pejuang hak-hak pendidikan bagi anak-anak perempuan, khususnya di Pakistan, melawan kaum Taliban.

Malala Yousafsai menulis sejak berusia 11 tahun, sebagai penulis anonim di  blog BBC, yang menuturkan pergulatan seorang anak perempuan di tengah deru peperangan dan secara khusus hak-hak anak perempuan untuk mendapat pendidikan di Pakistan.
Gadis ini lahir 12 Juli 1997 dan tumbuh di kota Mingoria, Distrik Swat, Provinsi Pakhtunkwa Pakistan, sebuah daerah yang bergunung-gunung, subur, dan hijau, namun menjelma menjadi kawasan penuh darah sejak dikuasai oleh Taliban.

Malala tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi intelektualitas. Ayahnya, Ziauddin Yousafzai adalah seorang sastrawan, aktivis pendidikan, sekaligus pemilik sekolah tempat Malala belajar ketika ia belum menghadapi ancaman kematian. Ia mengelola jaringan Sekolah Khushal, nama yang diambil dari seorang sastrawan Pashtun, Khushal Khan Khattak. Ayahnyalah yang memperkenalkan Malala pada wawasan hidup yang luas, dan mengajak Malala untuk berani tampil menyuarakan hak-haknya baik melalui tulisan maupun pidato.

Pada tahun 2009 Taliban menguasai lembah Swat tempat Malala tinggal, dan mulailah masa kelam bagi penduduk asli yang telah berabad-abad berdiam di situ. 15 Januari 2009 Taliban melarang anak-anak perempuan bersekolah. Mereka membakar ratusan sekolah dan tak segan-segan membunuh bila diperlukan.

Ketika BBC mencoba mencari suara lain, melalui reporter Abdul Hai Kakkar, sampailah mereka pada Malala dan ayahnya, sebuah suara dari anak perempuan di tengah gemuruh peperangan. Tiga Januari 2009, tulisan Malala pertama kali muncul di Blog BBC Urdu. Tak lama kemudian New York Times membuat film dokumenter tentang Malala. Tulisan-tulisan dan film dokumenter ini mengantar Malala dikenal secara nasional. Identitasnya pun kemudian diketahui, dan Malala sering berbicara di berbagai forum untuk memperjuangkan hak-hak anak perempuan akan pendidikan. Ia ingin menjadi politisi dan aktivis sosial membela mereka yang lemah dan tertindas. Ia aktif terlibat di beragai kampanye dan gerakan yang memperjuangkan anak-anak di Pakistan.

Pada bulan Oktober 2011, Desmond Tutu menominasikan Malala dalam the International Children’s Peace Prize. Ia menjadi pemenang Pakistan’s first National Youth Peace Prize pada Desember 2011. Pada 2 Januari 2012, namanya dipakai sebagai nama sekolah di Pakistan : Malala Yousafzai Government Girls Secondary School.

Keaktifan Malala mulai membuat pihak Taliban gerah. Malala berkali-kali mendapat ancaman dalam berbagai bentuk. Tanggal 9 Oktober 2012, sewaktu Malala dan dua sahabatnya, Kainat Riaz dan Shazia Ramzan, sedang menaiki bus sepulah ujian di lembah Swat, seorang laki-laki bertopeng menaiki bus, dan menembakkan senjatanya.

Malala dan dua rekannya selamat. Ia dirawat di rumah sakit militer di Peshawar untuk mengangkat peluru, dan mengoperasi kepala sebelah kirinya yang terluka. Taliban menyatakan diri bertanggung jawab atas penyerangan ini. Malala dibawa ke Rawalpindi. Seluruh dunia menawarkan diri kesediaan dan bantuan untuk merawat Malala. Malala kemudian dibawah ke Inggris untuk dirawat lebih jauh mengingat peluru menyerempet otak sebelah kirinya. 17 Oktober Malala sadar dari komanya. Malala membutuhkan beberapa bulan untuk pemulihan kondisinya.

Seluruh dunia bergerak karena Malala. Dari Madonna, Angelina Jolie, hingga Obama dan sekjen PBB. Pada 15 Oktober 2012, Gordon Brown, mantan Perdana menteri Inggris, yang saat ini menjabat sebagai Utusan Khusus PBB untuk pendidikan Global meluncurkan petisi dan kampanye untuk mendukung apa yang diperjuangkan Malala dengan slogan “I am Malala”.

Malala tanpa henti terus bergerak, bersama para sahabatnya, selepas dari RS Malala menyerukan Dana Pendidikan Malala untuk pendidikan anak perempuan di Swat. Ia mendapat sederet panjang penghargaan bagi perjuangan tanpanya. Malala bahkan menjadi kandidat Nobel perdamaian termuda di dunia.

Hari ini 12 Juli 2013, di hari ulang tahunnya ke-16, Malala Yousefzai berpidato di hadapan 500 anak muda di PBB. Malala berkata : “Mari mengangkat buku dan pena kita. Mereka adalah senjata yang paling hebat. Satu anak, satu guru, satu pena, satu buku dapaty mengubah dunia. Pendidikan adalah satu satunya. Pendidikan yang utama.”

Sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan 12 Juli sebagai Hari Malala.