Halaman

Minggu, 28 Februari 2010

Jarak

detik boleh lewat,
lompatan jauh ke depan dan revolusi budaya di cina
reformasi di Indonesia
Kudeta di niger

akan ada peristiwa yang tidak sempat kita saksikan
akan ada derita yang mesti kita taklukan

aku mau didekapan mu saja
menyerah pada kemesraan yang manja
menantang pada jarak yang mencoba memisahkan kita

Sabtu, 27 Februari 2010

Sir, Insting,chokei atau apapun sebutannya

Dari awal SMP hingga kelas 2 SMA, saya boleh dibilang seorang penggemar beladiri, walaupun di kemudian hari saya tahu kalau saya tidak berbakat, hahahaha.... namun bukan masalah bakat yang sekarang mengusik saya... ini adalah apa yang tersisa atau tertinggal dari yang pernah saya pelajari dulu, yang saya ingat kembali saat membuka komik kenji karangan Ryuchi Matsuda.

Dalam beladiri apapun sepanjang yang saya tau, ada satu bagian atau taraf latihan yang akan mengutamakan naluri... entah untuk menghindari serangan, membaca gerak lawan, atau mengetahui titik lemah musuh yang terbuka.

Awalnya, saya menekuni karate... saya suka pukulan lurus atau tendangan lurus ke ulu hati. teriakan dengan sentakan napas di akhir setiap seri seperti dentuman meriam mampu membuat saya menekuni olahraga ini hingga 3 tahun lama nya. Suatu saat senpai yang biasa melatih kami memisahkan beberapa orang sebelum ujian kenaikan tingkat, dan saya salah satu dari sekian banyak didikannya diberi wejangan khusus...kira-kira begini... : ".. aku pikir kalian tau perguruan kita yang sekarang tidak resmi dan mungkin harus tutup jika belum juga bisa terdaftar di bawah organisasi resmi. nah, mungkin aku akan berhenti mengajar di sini, dan kalian jg tidak tau ke mana akan pergi setelah lulus SMP, sekarang aku ajarkan beberapa hal penting yang aku tahu ingat lah baik-baik"

beliau diam sejenak, lalu melakukan kata (rangkaian juru dalam karate).

"kalian ingat kata ini baik-baik, kalian ingat nama master kalian adalah ...--dia lalu menyebut namanya-- dan senpai kalian adalah saya"

kemudian ia mengajarkan rangkaian napas dalam setiap gerak. setelah selesai... aku dan seorang kawan yang tadi ikut menyaksikan kata tersebut membahas gerakan menarik yang baru kami pelajari, dia berkata ini jurus terindah yang pernah dia terima, dan mungkin akan sangat berguna dalam pertarungan, sementara aku dalam diam menyangsikannya. kata yang barusan kami pelajari terlalu indah untuk dapat digunakan dalam perkelahian, walaupun dengan membuang semua kembangan gerakannya dan langsung masuk ke inti gerakan, sama sekali tidak terasa seperti sebuah gerakan bertahan atau menyerang.

dengan rasa penasaran anak kelas 3 smp,... saya ulangi kata tersebut setiap ada waktu, di jemuran rumah, di kamar sebelum tidur, di belakang musola sekolah saat menunggu les tambahan, dan saya tetap merasa kata tersebut bukan lah alat untuk bertarung, dan senpai kami dengan keras tidak mau bicara apapun lagi tentang kata yang diajarkannya. harus ditemukan sendiri katanya, tapi aku tau... sinar matanya terlihat bahagia saat saya bertanya hahahaha....

saat SMA aku mulai tidak tertarik dengan banyak gerakan, selain tidak lagi bertemu dengan pengajar karate yang aku pandang hebat. aku berhenti berlatih karate, dan secara resmi berlatih olah napas, sebenarnya diam-diam saya mendalami pencak silat yang sedari SMP selain karate.

dalam olah napas, selalu diawali dan diakhiri dengan meditasi ringan, dan setiap sesi meditasi ini, ada sensasi ketenangan luar biasa yang saya alami. ada pertanyaan yang tidak tuntas, bahkan oleh pelatih tingkat provinsi yang hanya memberikan penjelasan tentang getaran dan energi saat saya tanya tentang sensasi yang saya rasakan.

daerah saya adalah basis gerilyawan saat pendudukan belanda atau jepang, pencak silat di ajarkan secara sembunyi-sembunyi sebagai alat untuk menghadapi penjajah waktu itu. bahkan hingga di masa tenang pun budaya itu terus terjaga, latihan selalu tertutup, di malam hari,... di kebun-kebun di kaki gunung.

dengan sedikit bujuk rayu seorang guru bersedia juga mengajari saya, setelah secara khusus anaknya menjadi sangat dekat dengan saya ^^b, setelah serangkaian latihan,... pada suatu ketika sang guru yang dalam kondisi trance merenggut tangan saya dalam suatu kuncian jari... lalu berbisik sebaris kalimat..."sir selisir, urip tiada mati hak kato allah" dengan keras dia menggigit tangan saya dan saya dengan keras berusaha menghapal dan membenamkan kata-katanya menjadi semacam mantra yang diukir lewat gigitannya.

kemudian semua mulai terang, saya berulangkali melakukan eksperimen dengan membalik-balik urutan ke tiga taraf latihan dari kata di karate, meditasi, dan langkah 3 hingga lima seraya mengalun mantra dari pencak silat itu untuk membangkitkan gerak hati.

kemudian pada suatu taraf,... saya harus berkelahi, tidak sendiri ber empat dengan teman-teman saya kesemua nya penganut beladiri (tidak cukup aneh, di tempat saya, beladiri masih merupakan kewajiban bagi para lelakinya) satu orang dilatih oleh ayahnya, saya tidak tau apa yang dipelajarinya yang jelas jurus tendangan terbangnya memang luar biasa untuk ukuran anak SMA, satu orang lagi penganut al hikmah, sebuah aliran beladiri tenaga dalam dan kawan yang terakhir bertugas memegangi tas kami (ini juga tugas penting bagi seorang teman ^^v). lawannya sekitar 30 orang, berandalan dari sekolah teknik tetangga sekolah kami yang bersenjatakan penggaris besi, rantai motor, double stick, obeng dan apa saja yang bisa mereka jadikan senjata.

pertarungan di buka dengan cepat lewat tendangan terbang sahabat saya... hahaha tendangan yang luar biasa sampai saya sempat berpikir dia akan jadi atlit beladiri ternyata beliau malah menjadi ahli rekayasa genetika sekarang ^^b

teman saya yang berpostur gendut dan besar tidak terlalu lincah bergerak dan dia hanya diam menyambut semua serangan dan memagari dirinya dengan tenaga dalam yang dia pelajari. ini pertama kali saya melihat tenaga dalam digunakan dalam pertarungan sebenarnya : tidak seorang lawanpun yang bisa menyentuh tubuhnya! saya dan dia berdiri berpunggungan dan tugas saya memukuli lawan-lawan yang terpental setelah mencoba memukul dia.

teman saya si tendangan terbang terjatuh di tengah jalan dan menjadi bulan-bulanan berandalan2 itu, dia ditarik seorang kawan lain dan meninggalkan arena itu dengan menumpang ojek.

tinggal kami berdua, si gendut tidak terkena satu pukulanpun berkat pelindungnya yang luar biasa dan saya yang berlindung di belakangnya mendapatkan satu pukulan di bibir yang membekas hingga 3 hari kemudian. kami berkelahi hingga ada guru dan polisi yang keluar hingga semua berandalan itu kabur.

selama perkelahian itu ada sensasi yang tidak pernah saya sadari sebelumnya.... setiap melihat lawan yang menuju kami... saya tau atau mungkin saya dapat meng-estimasi gerakan mereka selanjutnya, saya dapat membaca tangan mana yang akan digunakan untuk memukul, atau di mana berat tubuh mereka akan ditumpukan.dan bahkan... saya dapat merasakan lawan yang sedang di hadapi si gendut walau saya membelakangi dia.

guru silat saya kemudian menyebut hal itu sebagai sir, teman saya si ahli tendangan terbang yang lalu menjadi ahli rekayasa genetika menyebutnya insting, dan kemaren... ketika saya membaca kenji....... sebutannya adalah chokei!

kemudian saya mulai berpikir, sehebat apapun beladiri seseorang, di jaman sekarang... sebuah pistol bisa mengalahkan pendekar manapun... lalu saya berhenti berlatih beladiri, selain karena memang perjalanan hidup membuat saya hijrah ke bandung mempelajari seismologi dan bahkan seakan-akan tidak diberi waktu mempelajari hal-hal lain lewat ancaman DO dari institut.

mungkin pukulan saya tidak keras dan tendangan saya tidak berdentum sehingga selalu kalah bila tidak di bantu teman-teman saya, dan saya tidak pernah menjadi yang terbaik dalam memperagakan jurus, saya tau saya tidak berbakat. namun, Sir, Insting,chokei atau apapun sebutannya seperti tidak mau menghilang.... kadang-kadang malah menjadi momok yang menakutkan! apa yang lebih mengerikan dari pada kamu mengetahui sesuatu yang tidak mau kamu ketahui....???

apakah menyenangkan bila kadang-kadang kamu tau pikiran teman semeja mu tiba-tiba melintas di depan matamu... dan kamu jauh lebih baik tidak mengetahui apa yang dia pikirkan... lagi pula tidak ada buktinya dia benar2 memikirkan hal2 picik seperti yang terlintas di benakmu? apa menyenangkan ketika perasaanmu memaksa untuk tidak mempercayai seseorang, padahal dia belum melakukan apa-apa? apakah menyenangkan membenci seseorang saat melihat pancaran pedar sinar di mukanya, meski kamu belum kenal sama sekali dengan dia??

pelan-pelan saya menyadari... gerakan kata dalam karate dengan rangkaian pernapasannya, meditasi, dan langkah-langkah dalam pencak silat, hanya sebagian yang digunakan untuk menyerang atau bertahan... selebihnya adalah melatih rasa... melatih gerak hati ketika kita menghayatinya.

pertanyaan saya sepuluh tahun yang lalu terjawab!

pertanyaan selanjutnya..... lalu untuk apa semua ini??

Selasa, 23 Februari 2010

The magician

Di luar masih badai,.....

aku hitung sampai 3 semuanya gak pernah terjadiiiiiiiiiiiiiiii
1
2
3
triiiiiiiingggggggggggggggggggg
hilangggggggggggggggggggg

|-----------------------------------------------------------------|

terimakasih tuhan,...

Senin, 22 Februari 2010

Kamis, 11 Februari 2010

Lelaki itu

aku ingat saat terakhir berbicara banyak dengan dia adalah saat berbagi rokok di parkiran belakang. lalu dia dengan kotak nafkahnya, sebuah kotak bermesin dengan roda empat mengantarkan kami menuju jantung jakarta demi sebuah diskusi yang belum menghasilkan apa-apa. Aku masih ingat dia mengeluh ketus saat sebuah motor dengan teledornya menyenggol kami di tengah macetnya jakarta. tapi kami tidak begitu peduli, jujur saja, aku rasa tidak satupun di antara kami cukup peduli, diskusi ala intelektual yang hangat di mobil itu tentu saja tidak pernah melibatkan dia... aku lebih senang jika hanya pergi berdua dengannya, seperti ketika menuju kantor BNPB beberapa waktu sebelumnya, aku tidak perlu repot dengan segala ramah tamah kesopanan, kami bisa tertawa lepas menikmati kekonyolan para pejalan yang terburu-buru sembari di hadang macet atau lampu merah yang sulit ku ingat ada berapa banyak,... ah.

iya pak, akhirnya semua akan tiba pada suatu ketika... sekarang saatmu. aku tidak mau tamat di sini, aku mau pergi jauh, aku mau terbang bebas, dan untuk itu aku harus bersabar, begitu pesanmu yang kuingat.... bersabarlah, sampai datang kesempatanmu untuk terbang, iya, terimakasih pak.... ah.... sudahlah.... yang jelas aku akan bersabar seperti kamu bapak, belajar untuk tidak lagi mengeluh, lakukan saja yang terbaik yang kamu bisa, begitu kata-katamu selanjutnya. tapi aku juga tetap akan di pendirianku pak, "aku tidak akan berakhir di sini seperti Bapak! Aku tidak akan melepas mimpiku dengan begitu mudah seperti Bapak!"

Pak, mungkin aku anak muda yang keras kepala seperti katamu! maaf, tidak berlaku lebih sopan, anda layaknya kawan akrab saat bersama menikmati kopi atau tembakau di parkiran belakang,.... maaf untuk tidak hadir melayat jenazahmu... aku sudah berusaha keras tidak memasukkan orang-orang baru ke dalam ruang hatiku... tapi kau tiba-tiba saja menyerebot satu sisi di sana, dan sisi itu lalu menjadi kosong dengan kepergianmu... ah iya, jangan mengeluh lagi.... bukankah semua akan tiba pada suatu ketika. Aku akan bergegas pak,... mohon diri berkemas dan meninggalkan semua kenangan ini... aku tutup buku pelataran parkir belakang kita yang tidak pernah tertulis... dozo yorishiku, ja mata ne...

BERITA DUKA CITA

Telah meninggal dunia rekan kita tercinta

pada hari Kamis, 11 Februari 2010

Dengan ini Management dan seluruh karyawan PT. A******* MA***** Indonesia menyatakan
turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.

Semoga Almarhum mendapat tempat yang layak disisi Tuhan Yang Maha Esa.

Kepada keluarga yang ditinggalkan, kami doakan semoga diberi kekuatan
iman dan ketabahan dalam menghadapinya.

Amin.

shift+del... email itu aku hapus, aku kembali berjalan,... sedikit bergegas, mengingat waktu semakin sempit untukku...