Halaman

Selasa, 14 Desember 2010

Sepi

Sepi, mari kesini... kita bercinta lagi. hampa... kukira kau sudah jauh, ternyata masih di depan pintu. Gelap, datanglah... peluk aku yang erat ya... topang kaki yang rapuh, kali ini aku mengadu, padamu... iya, padamu

Senin, 13 Desember 2010

Ruang

Ada sisi yang kosong saat kau pergi
Dan tidak terisi lagi saat kau kembali.

Bisakah kau buang semua, dan kembali seperti saat kau pergi?

Saperti hujan... Selalu hadir kembali sebagaimana dia pernah pergi. Tiap tetesnya cerita, tentang rindu bertemu bumi.
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Minggu, 28 November 2010

Mencari Jarum Dalam Jerami

Mencari wajah penegak hukum yang jujur di Indonesia seperti pepatah lama pada judul postingan ini. seperti mencari jarum dalam jerami, mungkin sekali ada, namun susah ditemukan apalagi diangkat kepermukaan.

adalah seorang tokoh pemimpin mahkamah konstitusi saat ini, Mahfud MD yang nama nya berkibar sejak menyiarkan rekaman pembicaraan rahasia tentang kriminalisasi KPK saat kasus penyuapan kepada kedua pimpinan KPK mecuat beberapa saat lalu.

sekarang, lembaga yang dipimpinnya diduga telah dirasuki oleh perilaku korup, suap menyuap dalam berperkara di MK disinyalir mencapai milyaran rupiah. begitu yang ditulis seorang kritikus.

dan tindakan bung mahfud MD menyikapi kritik itu adalah sesuatu yang ingin saya kenang kali ini, ingin saya ingat baik-baik, dan bila tiba masanya saya menghadapi masalah yang sama, hal seperti lagkah beliau inilah yang menjadi harapan saya di masa sekarang, akan dilakukan oleh saya di masa yang akan datang.

saya tidak menganggap orang ini dewa, saya tahu dia manusia yang tidak lepas dari segala kekurangan, bila dia salah di suatu sisi nanti di fase hidupnya, semoga saya punya kesempatan kembali ke blog ini untuk menghujat dan mendoakan kebaikan mengiringi langkahnya.

di tengah keputusasaan mencari tokoh hoegeng yang hidup di masa ini, tindakan beliau kali ini memberi sedikit harapan. kepada saya saja??? tidak! kepada Indonesia!

berani bertindak! menerima dikritik! tidak takut di investigasi secara terbuka bila benar! sesuai antara kata-kata dan tindakan nyata!

berikut apa yang beliau tulis, dan sekarang tengah berjalan persis seperti apa yang ditulis:

http://nasional.kompas.com/read/2010/11/10/0330258/MK.Minta.Tolong.pada.Refly

MK Minta Tolong pada Refly
Rabu, 10 November 2010 | 03:30 WIB

Moh Mahfud MD

Di pesawat Garuda rute Yogyakarta- Jakarta, 25 Oktober 2010 pagi, saya kaget dan lemas setelah membaca satu artikel di harian Kompas. Refly Harun, ahli hukum konstitusi yang cemerlang, menulis dengan gagah bahwa dirinya pernah mendengar dan melihat sendiri praktik suap dalam berperkara di Mahkamah Konstitusi.

Dia menulis bahwa dia mendengar pernyataan orang Papua yang pernah berperkara di MK yang harus menghabiskan uang Rp 10 miliar hingga Rp 12 miliar. Dia bertemu orang yang ditelepon oleh hakim MK agar menyerahkan uang Rp 1 miliar untuk keperluan perkaranya sehingga dia terpaksa menarik perkara itu karena tidak punya uang seperti diminta oleh hakim MK.

Dia juga mengaku melihat sendiri tumpukan uang senilai Rp 1 miliar dalam bentuk dollar AS yang katanya akan diserahkan kepada hakim MK. Membaca artikel itu jantung saya berdegup kencang, keringat dingin mengucur, kepala jadi pening. Saya minta secangkir teh panas kepada pramugari untuk menenangkan diri, kemudian saya tercenung karena sedih dan malu.

Refly Harun adalah aktivis penegakan hukum dan demokrasi yang dikenal cerdas dan kredibel. Tentu dia tak sembarangan menulis, pasti bisa dipertanggungjawabkan. Saya sedih dan malu karena ”permainan perkara” yang dilihat dan didengar Refly itu telah terjadi di MK.

Saya sedih dan malu karena selama dua tahun lebih memimpin MK saya selalu melakukan pengawasan. Banyak isu berseliweran bahwa ada suap di MK, tetapi setelah diselidiki dengan berbagai cara tak pernah ada buktinya. Jangankan bukti, indikasi saja tak ditemukan. Semua hanya bersumber dari pesan singkat (SMS) gelap, surat kaleng, dan isu dari mulut ke mulut yang tak bisa dirunut dan diruntut ujung dan pangkalnya.

Sudah berkali-kali saya umumkan di depan sidang resmi terbuka untuk umum bahwa siapa pun yang diminta uang oleh siapa pun dalam berperkara di MK supaya melapor kepada saya atau kepada polisi. Sudah puluhan kali saya melakukan jumpa pers, menjelaskan adanya penipuan dari orang yang mengaku pejabat dan hakim MK yang pelakunya menggunakan nomor telepon seluler (handphone) tertentu, tetapi setelah dilacak hilang. Nomor telepon seluler dan nama korbannya sudah saya umumkan di koran-koran dan dilaporkan kepada polisi.

Pola penipuan

Selama dua tahun lebih saya selalu mengendus pola penipuan seperti itu, orang yang mengaku pejabat MK memeras orang yang berperkara di MK. Saya terus bekerja untuk mengintai dan memburu info tentang hal ini, tetapi tak pernah menemukan, jangankan bukti, indikasi saja tidak ada kalau di dalam MK. Seperti dikatakan Jimly Asshiddiqie, MK itu bekerja dengan sistem dan mekanisme saling kontrol yang mantap sehingga sangat sulit ada mafia perkara.

Itulah sebabnya, tiga minggu yang lalu, secara terbuka saya menantang siapa pun yang punya bukti awal saja untuk melapor kepada saya kalau ada permainan suap dalam penanganan perkara di MK. Orang itu akan saya belikan tiket pesawat untuk datang melapor kepada saya plus menginap di hotel berbintang, asal ada nama jelas yang bisa dipertanggungjawabkan dan bukan hanya katanya, katanya, dan kabarnya.

Kemudian muncullah Refly yang menulis dengan gagah bahwa dirinya melihat dan mendengar sendiri orang yang mengeluarkan belasan miliar rupiah untuk berperkara di MK, pencari keadilan yang diminta menyetor uang atau diperas oleh hakim MK, dan orang yang akan menyuap hakim dengan uang dollar AS. Refly juga mengusulkan agar MK melakukan investigasi internal. Bukankah bukti awal seperti ini yang selalu saya cari?

MK melakukan langkah dengan sadar, meminta tolong kepada Refly untuk mengungkap kasus ini dengan mengangkatnya menjadi ketua tim investigasi. MK tak mau membentuk tim investigasi internal karena investigasi internal sudah berjalan rutin dan mantap serta tak berhasil menemukan mafia dalam bentuk apa pun.

MK malah melakukan lebih dari sekadar investigasi internal, yakni membentuk tim investigasi dari orang-orang eksternal yang kredibel di bawah pimpinan orang yang mengaku melihat dan mendengar sendiri. Lagi pula kalau hanya investigasi internal, MK bisa dituduh tidak fair dan menyembunyikan sesuatu. Refly diminta mengusulkan dua anggota lainnya, siapa pun yang dia mau, sedangkan MK juga akan menunjuk dua orang lainnya. Apa ada yang lebih fair dari cara ini?

Kini tim sudah terbentuk. Refly sudah mengusulkan nama Adnan Buyung Nasution dan Bambang Harimurti, dua nama yang sangat kredibel. MK pun tak mau memasukkan orang MK di dalam tim itu agar investigasi berjalan obyektif. MK menunjuk Bambang Widjojanto dan Saldi Isra, dua nama yang juga dikenal sangat bersih dan patriotik dalam penegakan hukum.

MK tidak memusuhi Refly karena dia adalah mitra kerja yang baik dan idealis. MK hanya meminta tolong untuk bekerja sama guna membersihkan MK yang menurut tulisannya digerogoti oleh suap-menyuap. Sebagai intelektual-pejuang, Refly pasti tak akan berkelit dengan hanya akan membahas soal-soal semantik dari tulisannya itu.

Kalau di MK memang ada suap-menyuap, mari kita bawa hakim pelakunya ke penjara, tetapi kalau tim Refly tidak menemukannya, marwah MK harus dikembalikan dengan cara yang terhormat. Masyarakat tak boleh dibuat putus asa. Masyarakat harus diberi harapan bahwa di negeri ini masih ada lembaga peradilan yang mau bekerja dengan patriotik, bermartabat, dan penuh kehormatan, seperti ditulis oleh Satjipto Rahardjo dalam Kompas tanggal 14 Juli 2009.

Moh Mahfud MD Ketua Mahkamah Konstitusi

Jumat, 05 November 2010

Selasa, 02 November 2010

Langit Biru

seorang sahabat sangat mengagumi biru...
"biru itu kedalaman", katanya kala itu, "iya" aku menimpali sambil memandang laut di bawah ferry yang kami tumpangi, "Biru itu keluasan" lirih katanya, "iya" aku menyahut kemudian ikut memandangi langit di atas selat sunda itu.

merapi boleh saja meletus, busur depan sumatera boleh saja berguncang berkali-kali, banjir boleh saja tiba-tiba menerjang.

semua akan baik-baik saja, saya berdoa "kedalaman" dan "keluasan" memenuhi hati penghuni negeri ini, memenuhi denyut nadi pemimpin-pemimpinnya, mengaliri darah para ilmuwannya.

semua akan baik-baik saja, semua akan baik-baik saja, semua akan baik-baik saja!

pengalaman harus mengajarkan kita menjadi lebih baik! iya, harus!

Kamis, 28 Oktober 2010

kramat raya, 0ktober 1928

para pengajar dan mahasiswa stovia pada mula-nya, boedi oetomo sang pelopor, lalu PPI lahir sebagai anak dari perjuangan, lantas M Yamin dan kawan-kawan memujudkan mimpinya di gedung 106 kramat raya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ingin rasanya menjadi hatta yang punya 2 istri ; rahmi rachim...... dan Indonesia!

mampukah saya??

Senin, 11 Oktober 2010

Di titik ini!

di titik ini, di mana aku mengingat betapa jarak tidak selalu membuat orang menjadi lebih dekat. masing-masing dunia kita sudah menjadi begitu asing. aku bukan lagi bagian penting dari petualangan kalian, pun kalian juga begitu buatku. teruntuk kalian berdua yang menuliskan semangat dan dasar-dasar aku meletakkan mimpi, aku tulis lintasan ini, agar bisa kuingat sedikit lebih lama, agar tidak segera hilang bersenyawa dengan udara. malam dingin...

iya, tidak mudah... harus aku akui tidak mudah bagiku mewujudkannya. tapi entah kalian ingat atau tidak aku rasanya harus berterimakasih, aku rasanya harus menantang kalian lagi, mengingatkan tentang cita-cita yang sama, yang entah kalian ingat atau tidak lagi sekarang menjadi landasan pacu, lintasan mimpi, jalan panjang yang ingin aku tempuh.

kisah itu di bawah pohon rindang, di samping lapangan basket, saat kita saling berhadapan di batasi meja catur dari semen. "kita tidak pintar!" begitu kesimpulan percakapan dalam permainan koma-koma tanpa titik itu. iya, itu titik saat kita mengakui kebodohan, saat kita insyaf bahwa kita harus meninggalkan kota kaki gunung yang damai itu sementara. saat kita memutuskan, seberat apapun jalan yang terlihat di luar sana, kita akan bertahan.

mungkin kau tidak menyadarinya saat itu, tapi biarlah kukatakan kepadamu kawan, itu titik balik saat aku memutuskan tidak akan berhenti. aku ingin mengerti tentang hidup, aku ingin mengenali maut, aku mau tahu matematika, aku ingin bisa memetik gitar, aku ingin mendaki puncak gunung, aku mau menikmati sepi, aku ingin tenggelam dalam ramai, aku dan kamu juga saat itu... ingin memahami dunia! dari mu aku belajar untuk tidak pernah merasa cukup, untuk menikmati hidup dalam pencarian, dan pencapaian bukan apa-apa dibanding pemahaman menuju-Nya.

telpon ku berdering, sebuah pesan singkat dari mu."aku ke jakarta selasa atau rabu, berkas-berkas harus diserahkan!" iya kawan, aku bahagia tidak hanya untuk mimpi-mimpi mu yang terbentang di depan mata untuk belajar di kelas dan kampus yang sama dengan einstein si biang "relativitas", tapi juga untuk mimpi-mimpi ku untuk terus bergerak tanpa berhenti karena semangat darimu kala itu, ketika kita hijau, muda, dan penuh gairah di meja catur samping lapangan basket!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
kisah itu dari sebuah atap kos-kosan. aku, kamu juga kawan, masih merah, muda, dan marah. entahlah dengan kamu, tapi aku mengingat jelas, saat malam itu dihabiskan dengan menatap bintang hingga pajar merekah, bandung di banjiri cahaya pagi, baru masing-masing kita memasuki kamar dan tidur hingga hari menjadi tinggi.

kita bicara tentang apa saja, tentang cinta dengan segala tetek bengeknya, tentang hidup, tentang mati, tentang Dia yang penyebutannya selalu diawali huruf kapital, tentang puisi, tentang mimpi dan tentang perjalanan.

sampai saat itu kamu menyimpulkan aku seorang ekstrovet saking banyaknya aku bicara.

iya. ini tentang perjalanan. di sana... di atas atap kos-kosan yang ramah kau pernah berkata untuk mengelilingi Indonesia. aku juga. ketika kemudian hari aku tahu mengelilingi Indonesia yang sama-sama kita cintai ini memiliki arti yang sama sekali jauh berbeda meski malam itu kau dan aku mengucapkan nya dengan wording yang sama.

perjalanan hidup mengantarkanku untuk mengunjungi tempat-tempat yang dulu inginku kunjungi, dan aku telah menyelesaikan perjalanan " keliling nusantara" dalam perpekstif ku malam itu! setelah ini, jika kau ingat... maka langkah harus dilanjutkan. apa artinya perjalanan? tanyamu malam itu. dan kau menyimpulkan perjalanan itu selalu perlu, agar lelaki tahu indahnya pulang dan tujuan adalah menjadi orang yang berguna sebanyak-banyak untuk orang lain. aku sudah berjalan kawan, pun kau, hingga sampai tikungan membawa kita ke jalan masing-masing. kau di arah yang benar menurutku meski sayangnya aku mungkin tidak :(

aku sampai di sebuah tubir yang harus aku jelajahi ruang tak tentunya, jangan kan nanti... sekarang saja sebelum masuk ke sana bahkan sekedar ulang tahun mu aku tak ingat. biarlah ku katakan kepadamu dan kepadaku sendiri: jika kau lihat aku memaksamu, jika kau merasa aku menyinggung mu, maka maafkanlah kawan, bukan maksudku memaksamu menghasilkan sesuatu yang tidak kau inginkan, bukan pula sok pandai atau sok jago bila aku bilang ayo kita kerjakan, aku bantu!

ada rasa bersalah saat aku melihat kakimu terbelenggu! langsung ataupun tidak rasanya ada dosaku bila sampai kau teracuni knalpot beracun ibukota dan kemerdekaan melemah di dalam dirimu.

kaki ku sudah di pinggir tubir jurang ini kawan! kelak aku tidak akan bisa mereguk semangat mu lagi, kelak aku akan bergerak di duniaku sendiri, aku hanya ingin kemerdekaan buatmu kawan seperti aku ingin merdeka untuk diriku sendiri. kau adalah pejalan! maka kuat-kuatkan hati mu untuk melangkah. aku melihat masa depan di salah satu tangan mu. aku melihat kau mulai bertumbuh... dan wadah yang sekarang menjadi terlalu sempit buatmu...

dengan doa kepada tangan yang menulis semua cerita! selamat ulang tahun kawan...
aku tidak punya apa-apa, anggap saja cerita ini kado kecilku untuk membalas semangat yang dulu kau berikan.
--------------------

Lalu hanya dengan melihat kalian berdua bergerak... lalu hanya dengan memandang kiprah kalian dari jauh... aku menemukan keteguhan dalam diriku... sekali lagi, ini untuk kalian : terimakasih dari hati.

malam semakin dingin...

Senin, 27 September 2010

Padamu

Berserah aku di liku peluk panjang
Api kami menyala, muda, bodoh, dan marah.
Hidup, sudah seharusnya berwarna.

we are in never ending study
@}}--

Senin, 20 September 2010

Pengetahuan

Berjam-jam lama nya aku terpekur menatapi layar monitor setelah sang kekasih di seberang lautan sana pamit mundur memasuki mimpinya. seharian menyelesaikan coding dekomposisi gelombang dan malam ini melakukan uji coba pada data riil. aku termenung, mecoba lagi data yang berbeda, lagi, lagi, lagi,lagi,lagi,lagi...

Entah bagaimana dunia di luar sana, entah berapa banyak lagi orang yang tewas di afganistan hari ini, entah berapa banyak orang-orang kelaparan di luar sana, berapa orang yang hari ini tidur di jembatan penyebrangan antara setra mulia dan pasar festival... aku tidak tahu lagi,...

lalu sejenak aku berhenti... mengusap muka... apa yang sebenarnya aku cari??

aku hanya haus.... tidak tahu berapa banyak air yang sepantasnya aku reguk, tidak peduli apakah air itu akan berguna atau justru merusak tubuh manusia-ku yang rentan.

aku hanya puas... begitulah tepatnya... puas setelah memahami apa yang ditulis oleh para orang-orang pintar itu. berhari-hari, berminggu-minggu, akhirnya aku memahami sepenggal tulisan "...memberikan kemampuan generalisasi yang lebih baik." aku bahagia dengan caraku, aku bahagia dengan duniaku, aku bahagia menemukan hal-hal lain yang harus dicari jawabannya.

kawan, aku tidak secerdas mereka-mereka dengan ipk 4 semasa kuliah, aku cukup tertinggal dibandingkan kawan-kawanku, tapi inilah kebahagianku,.... ketika butir-butir pengetahuan itu merasukiku dengan cara-caranya yang unik. lalu aku bertanya, semua ini untuk apa??

tapi mereka hanya memandang bila aku pemegang rekening dengan saldo yang besar...
dengan terpaksa aku mengusahakannya.

tapi jiwa-ku di mana?
tapi guna-ku apa?

kutinggalkan masyarakatku, asyik dengan kitab-kitab dari negeri yang jauh.
hidup di awang-awang... terkadang rasa bersalah merebak kesekujur tubuh menjadikan lagi-lagi aku tidak bisa tidur malam ini, tapi aku bahagia. apa ini salah??

belajarlah nak, apa saja hal yang sekiranya baik dan bisa kau pelajari.

aku mengingat baik-baik nasehat lelaki itu. saat aku lelah, saat aku merasa sangat bodoh, saat mulai membuka buku asuransi yang tidak aku mengerti, saat aku mulai belajar meditasi, saat aku mencoba memahami pasar uang Indonesia, saat mencoba memahami dinamika ekonomi, saat membaca buku-buku politik yang luar bisa berbelit-belit, saat mencoba mengikuti sidang-sidang DPR yang penuh interupsi. saat mengamati tempat tidur kaum-kaum papah di jakarta, saat melihat angka laporan kriminalitas yang meninggi di ibukota.

Ini untuk apa? Ini buat apa? Ini cinta ku pada diriku sendiri??

subuh datang,... bintang-bintang hilang,... belum tidur.. bergegas ke kantor demi gajian di akhir bulan sekedar untuk makan. bahagiakah aku??

seharusnya iya,..
tapi mereka hanya meminta presentasi yang bagus saja...
maka itu lah yang akan aku persembahkan.

Betapa bahagia thomas alpha edison dengan bengkel kerja nya sendiri. dengan penemuannya yang berguna hingga detik ini. akhirnya aku iri.

11-15 oktober, hari-hari dijadwalkan bertemu dengan cat modeler kelas dunia, sekaliber charles scawthorn... aku berdebar-debar seperti jatuh cinta rasanya, semoga ekkspektasi ini tidak terlalu berlebihan. kesempatan untuk belajar dan mencari tahu... adalah hal-hal yang patut disyukuri, adalah moment-moment indah yang layak dikenang seperti pernikahan dan kematian. sampai sekarang aku tidak mengerti apa yang disyukuri orang-orang ketika mereka wisuda lalu bergegas memasuki dunia kerja yang untung rugi.

sinar matahari muda menyinari aku yang berjalan tersuruk-suruk menuju sepotong meja ajaib pemberi duit. matahari itu semuda aku, dengan rutinitas yang sama membosankan. aku bahagia dengan kesempatan-kesempatanku... sekaligus kecewa dengan terampas nya kebebasan ku.

bahkan untuk belajar sekalipun! kita telah dipaksa menyerahkan kebebasan!

begitulah sistem pendidikan dibuat! begitulah kebahagianku seperti malam tanpa tidur dan perenungan-perenungan semacam ini dirampas dengan deadline tugas dan pekerjaan! begitulah gairah ini dirampas lewat rutinitas!

di manakah tempat yang sedikit luang agar aku tidak dihimpit waktu dan menikmati proses demi proses kemajuan dalam belajar?? agar aku dengan keringkihan ku, beserta kaum-kaum muda yang penuh gairah tidak apa-apa memahami sedikit lebih panjang namun tetap berkesempatan melongok sudut-sudut kota, membaur dengan mereka yang lapar dan susah, lalu kembali dengan solusi dari sudut-sudut diskusi yang kecil-kecil saja.

aku ingat seorang sahabat mengambil gitar beberapa minggu yang lalu, setelah membisikkan hal-hal yang kira-kira sama, tentang betapa sulitnya beliau mencari sponsor untuk menuntut ilmu ke negeri hittler sana. betapa dia terikat dan hampir-hampir tidak bisa lepas, betapa belenggu secara tidak sadar telah kita ciptakan sendiri, betapa hari itu dia bahagia dengan kebebasannya...

Give me freedom
Give me fire
Give me reason
Take me higher

Dia berdendang senang :)

aku tidak takut hidup miskin, aku tidak pernah takut untuk menghadapi gelombang, hanya saja aku takut menjalani semuanya dengan tidak bahagia.

kecuplah bibirku "keikhlasan", merasuklah ke nadiku!

rasanya aku mendengar lagi celoteh tentang berkebun bunga, kembali menjadi orang desa, menekuni hal-hal yang bisa dengan bebas dipilih sendiri. setelah bekal-ku cukup... begitulah aku. katamu kala itu.

kecuplah bibir kami "keikhlasan", merasuklah ke nadi kami!

Rabu, 15 September 2010

tentang agama

Jalan Lurus Itu
by :Henry C. Widjaja

Agama itu jalan
Namun bukan Tuhan

Agama itu meluruskan
Namun bukan pemaksaan

Agama itu mulia
Namun lebih mulia manusia

~30 Agustus 2010

metafora rel kereta mendampingi

http://fotografer.net/lf/?id=1292212&kode=0d7314e5b1b9d60a477e
FNer: http://www.fotografer.net/isi/galeri/lihat.php?id=1292212
---------------------------------------------------------------------------------------------
pertama kali kenal dari milis buma,
kemudian membaca buku puisi-puisi yang mengiringi kumpulan gambar-gambar hitam putih nya (atau sebaliknya). Di antara sekian banyak puisi beliau, hari itu lebaran, hari itu penusukan terhadap tokoh agama masih hangat dibicarakan, puisi ini hadir dalam inbox ku dan aku jatuh cinta, pada kata-katanya, pada gambarnya.

Minggu, 12 September 2010

Kerukunan

HKBP adalah organisasi keagamaan yang lekat di mata saya sejak beberapa peristiwa perebutan lahan yang marak di media dan beberapa bentrokan yang menyusulnya.

Saya tahu, HKBP mempunyai banyak musuh, mulai dari golongan preman jalanan sampai preman bersorban, pendeta penjilat dan preman senayan.

Bertahanlah bila kalian benar, bila kalian memang menyebarkan cinta kasih seperti yang didengungkan.

"Kerukunan" adalah kata yang teramat mahal. Terlebih motif kekuasaan dan uang ada di setiap langkah kita.

Saya membenci kekerasan lawan-lawan kalian kawan!

--dari seorang muslim yg tidak berani mengaku taat kepada teman-teman HKBP yang terus menerus dikasari beberapa tahun ini--
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Jumat, 10 September 2010

Mereka-mareka

Mereka-mereka
Sudah bergerak jauh...
Aku tertinggal di belakang
Masih melangkah ragu-ragu

Mereka-mereka
Sudah menunaikan mimpi-mimpi
Aku terperangkap di sini...
Mau berlari, merangkai hasrat hati

Mereka-mereka
Ah... Jadilah kuat kaki-kaki ku,
Di sana ada angan, di sana ada bahagia, di sana tuhan!

---------------------------------------------------

Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Senin, 06 September 2010

happy anniversary

pada satu anak tangga kita pernah berhenti,
pada tiap percabangan kita pernah bingung menentukan langkah.
waktu memutuskan memberi kita ruang, takdir memastikan kita bertemu,
tapi kitalah yang menentukan hingga detik ini masih bersama.

apakah sakura-sakura masih meranggas? aku bertanya padamu
di ruangku aku terperangkap dalam gelap yang eksotis
dan di ruangmu aku menikmati segalanya.

apakah aku lebih dari ke-akuan mu? kau bertanya
di ruangmu kau terjebak impianmu
di ruangku, mereguk trance kau bunuh logika-logika itu

ada banyak waktu untuk pergi dan lupa
kau memilih di sini,
dan untuk itu terimakasih
sayang, aku hanya punya cinta
semoga selalu cukup untukmu,... selayaknya hari-hari lalu hingga detik ini :)

happy anniversary to us ...

Selasa, 31 Agustus 2010

Jalan... Ternyata bukan di jalanku

Jika kau menimbang untung rugi, baik buruk bagimu. Aku tahu, seperti itulah semua orang.seperti aku tidak menyalahkan mereka, tidak pula akan pernah mempersalahkan kamu.

Dan butuh cinta yang lebih hebat untuk meredakan badai di dadaku, bagaimanapun, mungkin kau mengangkasa tidak tenggelam bersamaku.

Aku memilih jalanku... Tentukanlah jalan mu. Tuhan ada di mana-mana, di jalan bersamaku atau di jalan mu sendiri. Amin.
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Jumat, 27 Agustus 2010

PUISI - PUISI CHAIRIL ANWAR

"Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !"

-chairil anwar in Prajurit jaga malam

---------------------------------------------------------------

pernah ada masa aku mengulang puisi ini berkali-kali di benak ku. biarlah aku tulis, agar terkekalkan sedikit lebih lama.

Sabtu, 21 Agustus 2010

akhir

Dan setiap perjalanan memiliki akhir.
Kadang seperti yang kita inginkan, kadang tidak berjalanan mulus hingga ke pelabuhan teduh yang mereka tuju.

Adalah hidup mengajari kita tentang segala. Tentang tuhan yang ada dalam setiap hela napas, tentang cinta yang ada dalam setiap badai.

Melangkahlah... Aku di sini saja, aku sudah berjanji tidak akan pergi.
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Kamis, 12 Agustus 2010

Bangkitlah lagi rajawali

Sore itu seorang sahabat melaporkan perbincangan telponnya. "Bro, dia bilang oke, mau mengisi acara, asalkan dia boleh menyuarakan tentang hutang negara yang bikin susah". Saya sepakat, baik dengan permintaan maupun dengan pendapatnya masalah hutang itu, tidak sepenuhnya tentu (buat saya hutang negara jelaslah perlu, dengan aturan main dan piutang negara juga pastinya :) ). Tapi begitulah... Dengan sederhana, tanpa banyak permintaan seperti pengisi acara lain yang pernah saya hadirkan, inilah dia dengan keyakinan yang ditempuhnya, terlepas benar atau salah.

________________________________________
Lagu-lagu barunya kian tak sepopuler yang lain, tp dia masih berdiri. Penjara dan jalanan masih dia lewati. TKI yang tak mau dibela sampai hutang negara yang dikritisinya masih saja menderita dan bertambah. Aku, masih ingin laki-laki itu berkarya. Aku, masih ingin mendengar lagu yang dibawakan dengan suara dan gitarnya dan diperjuangkan lewat hidup dan kerja nyatanya.

Kepada dia yang pernah tetap bernyanyi walau hujan mengguyur ganesha, yang tetap mengkritisi walau dibungkam dengan nyata sekali, cepat sembuh rajawali, cepatlah kembali.
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Rabu, 11 Agustus 2010

Polisi sekarang

"Sudah ada dong (ketemu bukti alirannya). Pasti ada," kata Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Rabu (11/8/2010).

Menurut Ito, semua bukti aliran rekening saat ini telah dikantongi penyidik. Sayangnya, Ito tidak menjelaskan berapa jumlah dana yang digelontorkan Ba'asyir.

-sumber-

Semoga beneran kalo sudah bilang gini.

inget rekaman pembicaraan Ade-Ari yang jadi bukti kuat jaksa&Polisi saat persidangan pemimpin KPK dan akhir-akhir ini ternyata rekaman tersebut diakui tidak ada hahahahahaha....

ck ck ckk..... apa dalam pendidikan polisi ada pelatihan berbohong ya?
setahu saya tidak ada!

kenapa level pimpinan nya bisa berbohong? kepada Tuhan, Kepada Publik?

Bener-bener :p

Rabu, 04 Agustus 2010

Pong

:)

Coretlah terus....

Jiwa kami, doa kami, sesungguhnya bersama orang2 sepertimu
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Minggu, 01 Agustus 2010

dan ingatan.tentang.masa.lalu.ada.di.setiap.sudutnya

Kaki nya sampai di pelataran sebuah kos2an di solo. Kota baru yang didatangi nya untuk menuntut ilmu. Dia, seorang pemuda dari sebuah kampung kecil bernama delima.

Banyak sudah liku hidup saat dia menghabiskan waktu mengejar selembar ijazah, demi bukti telah di khatamnya semua kitab yang diwajibkan gurunya, telah di selesaikannya semua ujian yang harus ditempuhnya. Dia lulus, bermodalkan nekad dan nyali sebesar gunung dan uang 5 rupiah sebagai ongkos kereta api, pemuda itu melaju ke ibukota negri, ke jalan gajahmada, jakarta, bertekad bertemu mentri untuk meminta kerja.

"Ini cerita datuk" berkata pemuda yang sekarang sudah renta dimakan usia itu di hadapanku. Bagaimana dia lolos dari pasukan keamanan kementrian perdagangan, bagaimana dia akhirnya sampai di depan pintu kamar kerja menteri, bagaimana hatinya dag dig dug ketika mengetuk pintu itu dengan hanya bermodalkan selembar tanda lulus dan bagaimana galaunya hati saat dari dalam ruangan terdengar perintah : "MASUK!".

Di hadapan menteri perindustrian dan perdagangan kala itu dia menghadap, dengan tekad yg tiada takut apapun jua kecuali tuhan yang maha esa, dengan basmalah, inilah dia dihadapan tuan menteri. Celana setengah tiang, muka yang menantang dunia.

Tuan menteri bingung, sang pemuda entah darimana tanpa janji tiba diruang kerjanya. Sang pemuda dengan hati bak genderang perang, menguat-nguatkan hati meletakkan surat perintah belajar dan tanda lulus di atas meja menteri.

"Inilah surat perintah saya untuk belajar di solo. Dan inilah tanda lulus saya, sudah saya tunaikan perintah tuan menteri di bengkulu sekian tahun silam, disinilah saya, menghadap. Beri saya pekerjaan tuan, tujukkan kemana saya harus membaktikan diri."

Bapak menteri tercenung. Dibacanya pelan2 itu surat perintah dengan tanda tangannya. Beliau diam, diambilnya sebuah nota, dimasukkannya ke dalam amplop.

"Anak muda, pergilah ke biro kepegawaian, bawahlah surat saya."

Selesai berkata tuan menteri segera kembali menekuni pekerjaannya, dia adalah menteri yang mengabdikan hidupnya untuk negara, dia bahkan tidak punya waktu untuk memarahi seorang pemuda yang dengan lancang berdiri di depan meja kerjanya, meja di mana dia menulis berupa-rupa surat dan makalah, konsep serta cetak biru perindustrian dan perdagangan untuk indonesia.

Pemuda itu diangkat, pada jabatan dan golongan sesuai pendidikannya, dikembalikan ke daerah asalnya, sesuai permohonan dan harapan bapak mentri, agar menjadi kader muda yang membangun daerahnya.

Inilah dia sekarang, yang renta dan duduk menerawang masa mudanya di hadapanku. Yang 60 tahun mendedikasikan hidupnya demi tugas yang telah diberikan bapak mentri.

"Ingatlah, jangan sekali-kali membeli jabatan, tapi jika dipercayakan sebuah jabatan peliharalah baik-baik, itulah amanah dari Allah, jagalah seperti kamu menjaga sholatmu"

dia berkata lirih, aku tertunduk... Aku tidak tahu harus bicara apa. Teologi yang pernah kukenal menjadi mahluk paling terkutuk saat ini, terlaknatlah aku.

Pemuda itu, yang dulu gagah menantang dunia, sekarang renta... Wajah nya teduh, pendengarannya telah terganggu, tatapannya masih tajam menghujamku.

"Ayahmu, adalah orang yang dulu paling bersemangat untuk sekolah" dia melanjutkan ceritanya, aku tertegun, hatiku terusik, ingatan tentang laki2 itu tiba2 seperti berlomba ingin keluar dan disebut. Ingatan yang hidup dalam diam di tiap sudut rumah yang dibangunnya selama enam tahun, yang setiap pojoknya pernah diperiksa dan disentuhnya dengan kasih sayang seolah berkata: berdirilah yang kokoh, tempat nanti istriku bernaung, tempat anak2ku kembali tetirah setelah letih berkelana.

Pemuda yang kemudian pegawai pemerintah setelah menghadap seorang menteri yang baik hati, yang lalu menjadi kepala kanwil deperindag rejang lebong, paman dari ayahku. Menyekolahkan ayahku ke PGA, sekolah pendidikan guru agama. Agar keponakannya menjadi orang yang taat, penyejuk hati keluarga, penerang bagi umat, penyambung semangatnya untuk terus belajar.

Hari berganti, tahun-tahun lewat, keponakannya lulus PGA. Dia bertanya, "kau masih mau sekolah?" Laki2 muda yang ditanya menganggukkan kepala. Maka dimasukkannya keponakannya itu ke sekolah teknik pertama dan hingga detik ini masih satu2 nya di kota kami.

Itu hari pertama katanya, kepala sekolah teknik yang tak lain temannya berkata "sudah sering kumasukkan orang dari smp, dari sekolah rakyat, tapi belum ada yang dari PGA yang cuma tau mengaji dan kitab hadist ke sekolah teknik ini". Dia tersenyum, aku membayangkan senyum yang sama seperti senyum yang kulihat sekarang tersungging di bibirnya.

Waktu kembali berlompatan, hingga tiba masanya kelulusan sekolah teknik angkatan ke sekian itu. Pemuda yang kelak kupanggil papa lulus, dia kembali ke sekolah teknik sebagai wali, dan kembali berjumpa temannya, dengan santai dia tertawa dan berkata : "bagaimana ayam titipan saya yang dari PGA??" Sang kepala sekolah tertawa sambil mengacungkan 2 jempolnya untuk prestasi anak wali temannya. Mereka tertawa dan berangkulan, sekarangpun dia yang sudah renta, yang tangannya telah gemetar bila mengangkat secangkir teh hangat kembali tertawa mengenang anak walinya, laki2 yang sama-sama kami cintai.

Laki2 ini, yang dulu sedemikian keras dan lelah mendorong ayahku untuk bersekolah, untuk mencintai ilmunya, untuk mengamalkan ilmunya, untuk membiayai segala keperluannya. Dan sekarang dengan tulang yang telah rapuh masih dengan keras membakar semangat yang menyala segan di dadaku.

Belum pernah aku begitu menghargai laki-laki ini seperti hari ini, belum pernah aku ingin memeluk dan mencium surbannya seperti hari ini.

Terimakasih, terimakasih, terimakasih dulu telah mendidik ayahku, sehingga aku pun dididik dengan cara yang sama luar biasanya.

Terimakasih, terimakasih, untuk semangat yang sekali lagi menyala lewat tatapan dan riwayat yang kau ceritakan.

"Aku ceritakan kisahku, aku ceritakan kisah ayahmu yang mungkin belum sempat diceritakannya kepadamu. Dan kelak, adalah kewajibanmu untuk meneruskan semangat kami, cerita kami, beserta sekalian jua semangat dan kisahmu sendiri."

Lelaki itu pulang membelakangi senja, cahaya kuning keemasan membanjiri punggungnya yang telah bungkuk melintasi gang rumah kami yang sempit.

Aku kembali ke dalam rumah setelah tubuhnya menghilang di tikungan. Dan tiba-tiba semua kembali berloncatan, ada kenangan masa lalu di tiap sudutnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 25 Juli 2010

take your time

ambil lah waktu mu sayang,

aku akan mengerti.....

aku akan mengerti....

aku akan mengerti....

ketiadaan pada ketiadaan, kesendirian pada kesendirian, mungkin aku masih rajawali dan kamu se ekor elang. harus ada yang melepas sayap nya.

Antara tanah lot, uluwatu, dan kuta

Lalu semua terjadi begitu saja
Dari putaran mekanis mesin kamera, dari lanskap yang tertangkap oleh retina
Dari warna langit dengan gradasi nya

Kemudian, pada budaya itu,...
Pada tarian kecak di hadapan matahari senja yang tua.



------------------------------------------------------

Lalu aku menelusuri jejak pemikiran, menelusuri tapak-tapak penolakan. Aku sudah enggan jatuh cinta, terutama pada sesuatu yang telah dicintai oleh banyak orang, namun akhirnya aku takluk... Pulau ini mempesona, dan iya... Aku jatuh cinta.

-------------------------------------------------------

Lalu rindu membuncah, bulan penuh, kuta penuh, menyebrangi laut jawa - laut cina selatan - hingga ke kotamu peluk ku meluruh... Berandai-andai meninggalkan seluruh beban, bergandengan tangan denganmu di debur ombak, dan semua dewa-dewa memandang iri pada cinta yang kita tebarkan di udara pure pemujaan untuk mereka. Ah cinta, selalu bisa mengasingkanmu di tempat paling ramai sekalipun. Aku, tenggelam dengan pulas di lamunanku, mematikan kamera. Menikmati cahaya matahari yang pelan-pelan terbenam di lautan sana......



we are in never ending study
@}}--

Kamis, 15 Juli 2010

Jamur bahagia

Tahukah kamu cerita tentang jamur rahasia? Jamur ajaib yang dengan memakannya maka kamu akan merasa bahagia. Karena efek nya inilah maka dia dinamakan "jamur bahagia".

Kami melewati legenda untuk mencari kawanan jamur bahagia yang hanya tumbuh di puncak-puncak gunung yang sepanjang tahun tertutup salju. Rumpun jamur ajaib akan tumbuh pada purnama pertama setiap tahun kabisat, jika kami terlambat, maka kami tidak akan menjumpai tumbuhan ajaib ini dan harus menunggu 4 tahun lagi untuk kembali mencoba mendapatkannya.

Dari legenda pula kami tahu, bahwa harus sepasang kekasihlah yang pergi memetik jamur ajaib, jika tidak... Begitu dipetik jamur ini akan kehilangan kesaktiannya untuk menciptakan bahagia. Terpujilah tuhan, beruntunglah kami, karena inilah kami, sepasang kekasih.

Singkat cerita, kami pulang dari perjalanan ajaib itu. Menaiki unicorn dan menyimpan jamur bahagia di ransel dan kantong-kantong kami seolah lebih berharga dari nyawa kami sendiri, kami jaga baik-baik agar selamat sepanjang perjalanan udara saat unicorn mengepakkan sayap membelah angkasa.

Sekarang kami tidak lagi sepasang kekasih. Jamur bahagia kami bagi dua. Hidup sendiri-sendiri, saat perih karena rindu yang tidak tertahan kan, kami akan meredakannya dengan memakan jamur bahagia. Derita itu hilang, kami bahagia, kami lupa telah terpisah.

Bagaimana bila nanti jamur bahagia habis? Bukankah kami tidak lagi sepasang kekasih, hingga mustahil mengambil lagi jamur ajaib dari puncak-puncak yang terselimuti salju sepajang tahunnya? Jamur bahagia, jamur ajaib itu, telah membuat kami lupa tentang nanti. Bahagia, selalu lebih dominan untuk dihabiskan pada frekuensi masa sekarang tak ubahnya manusia menguras energi fosil dari perut bumi, hingga untuk menghemat nya saja kerap kami lupa.

Kami masing-masing tahu, kelak kami akan kehabisan jamur ajaib, kelak kami akan kembali merindu, kelak kami akan saling bertemu, dan kembali bersatu, jika saja kami berani menentang dulu derita rindu dan belajar memaknai arti hadirnya seorang kekasih. Tentu kami akan bersatu kembali lebih cepat seandainya kami membuang muka dari jamur bahagia, seandainya kami berani menempuh sakit dan ketidakbahagian, seandainya, seandainya masa itu lebih cepat, dan aku menyadarinya sebelum ajalku sendiri tiba.

-terinspirasi dari sebuah percakapan menuju malam. Percakapan tentang cinta kerinduan, dan menu makan malam :)

we are in never ending study
@}}--

Sabtu, 10 Juli 2010

Refrain

10:35 pm,
setelah lelah mengitari rasuna said yang gemerlap, mata masih belum mau terpejam. Kota yang sibuk ini seperti gelap, mata tetap tidak mau terpejam.

Kau tanya apakah aku merindukanmu, iya, banyak, begitu jawabku entah kau mau percaya atau tidak.

Tadi aku duduk di jembatan penyeberangan itu, menyesap rokok dan kesendirian yang malam ini tiba-tiba begitu menyesakkan. Naluri membatin: "hei kamu, iya kamu yang di sana duduk menyesap tembakau dan kesepian, kamu telah menjadi begitu egois, kamu tenggelam dalam filsafatmu, kamu menyelam dalam lautan gibran, kamu telah larut dalam senyawa copernicus." Dia menyalahkanku atas derita rindu dan sepi yang ikut dirasakannya.

Aku diam, membatin untuk menyangkalpun aku sudah tidak mampu.

Jelas duniaku adalah ketidaknyamanan, aku tidak akan menutupi itu. Tiba-tiba aku merasa tidak pantas telah mengajakmu ke situ, maaf... Tidak aku tidak akan memaksamu lagi untuk tenggelam bersamaku.

Tanya dia! Bujuklah! Batin kembali memerintah, tapi aku malu, sungguh aku malu. Aku telah meminta apa yang dia tidak mampu, aku telah meminta hal-hal ganjil yang tidak seorang waraspun akan menyanggupinya. Aku hanya berucap terimakasih selalu mencoba hingga sampai titik ini... Aku sudah terlampau malu untuk meminta lebih, "tenanglah", aku berbisik mencoba menenangkan rindu yang meronta-ronta.

Tenanglah batinku, tenanglah... Kumohonnnn kali ini tenanglah... Menangis saja dalam diam mu...

10:58 pm,
kau bilang aku membenci banyak hal termasuk kamu, hal yang tidak ada hubungannya dengan hal yang kuminta tadi. Kau bilang banyak hal yang jujur menyakitiku. Ah, aku tau kau tidak bermaksud sebegitu, dan aku tidak menyalahkanmu. Inilah aku, diam-diam aku berpikir mungkin sakit yang kutebar lebih besar dari bahagia yang kau hirup.

Terlalu banyak... Berhentilah menulis, berhentilah bicara.... Berhentilahhhh jari-jariku aku mohon berhentilahhh berhentilahhhh

11.37 pm
Oh tuhan yang mahakasih... Kumohon cintailah aku, meski kurang sujudku, meski terlewat puasaku, meski setiap saat kuragukan kamu, kasihanilah aku malam ini, biarkan aku lelap... Dekap aku bersama sepimu, belai aku dalam ketelanjanganku, biarkan aku mabuk anggur dari cawan cintamu.

we are in never ending study
@}}--

Kamis, 24 Juni 2010

sedikit diantara banyak hal yang tidak saya suka

saya tidak suka pembohong
saya tidak suka perempuan genit
meski perokok sebenernya saya benci rokok
saya tidak suka lelaki perayu
saya, meskipun banyak sebenernya tidak suka berjanji
saya tidak suka plagiat
saya tidak suka D'massiv

Senin, 14 Juni 2010

Aku dengar

ada suara-suara hantu mengusik malam ku, tentang drama singkat para waria, terperangkap tanpa eksistensi.

Ada suara-suara hantu mengganggu malamku, tentang jerit kelaparan yang tak cukup hanya ditangkap dengan kamera.

Masyarakatku resah, dan aku generasi muda yang kehilangan daya. Terperangkap... Kehilangan kebebasan tanpa perlu penjara! Sial!

we are in never ending study
@}}--

Aku dengar

ada suara-suara hantu mengusik malam ku, tentang drama singkat para waria, terperangkap tanpa eksistensi.

Ada suara-suara hantu mengganggu malamku, tentang jerit kelaparan yang tak cukup hanya ditangkap dengan kamera.

Masyarakatku resah, dan aku generasi muda yang kehilangan daya. Terperangkap... Kehilangan kebebasan tanpa perlu penjara! Sial!

we are in never ending study
@}}--

Selasa, 08 Juni 2010

Perang media

Surya paloh bertempur dengan partai yg telah membesarkannya. Aku tertawa, malam td mendengar pembelaan atas usulan dana 15 milyar per dapil dr golkar di tv one yg notabene milik ketua umum partai golkar, aburizal bakrie, dan pagi ini mendengar hujatan mengenai hal tersebut di metro tv.

Terlepas mana yang benar, ada pertarungan hebat antara dua jutawan ini. Masing punya pistol (ide-ide) dan peluru (uang) entah siapa yang akan menang.

Aku jadi teringat perang media antara soekarno dan hatta sebelum mereka bergabung menjelang kemerdekaan RI. Tapi perang mereka, saat itu lebih kental ideologi nya, sehingga aku malas membandingkan surya paloh-bakrie dengan mereka.

Negri ini mau ke mana???

we are in never ending study
@}}--

Minggu, 06 Juni 2010

Jalan-jalan sepi

Hampir tengah malam,
Jalan-jalan hampir mati di gaza
Kemanusian meranggas di neraka
Kebijaksanaan tergerus perputaran pasar modal yang luar biasa.

Pada telaga mu aku menyepi, membasuh kekotoran diri, berteduh dari hati-hati yang mati.

Padamu aku menyerahkan separuh hati untuk kau jaga atau kau hempaskan lagi.

Padamu, janji dan doa serta puja-puji mengalir.

Semoga selalu rahmat tuhan menaungi mu selalu.

Selamat ulang tahun,...
Semoga,... Aku terus bertumbuh di sisimu. Hingga kematian merenggut kau atau aku lebih dulu.

--from jakarta, with love--

we are in never ending study
@}}--

Jumat, 04 Juni 2010

Stock

Another day another bucks yeah... And slowly, I become a real capitalist

we are in never ending study
@}}--

Sabtu, 29 Mei 2010

Ujian

Malam2 kurang tidur, mengerahkan kemampuan sampai batas, mengalahkan stress, mengatur prioritas.... Ah, selesai satu semester lagi. Terimakasih tuhan, untuk semua pengajaran ini. Aku berterimakasih... Kehidupan sosial, petualangan, dan debar nadi indonesia yang sejenak ku tinggalkan selama dalam pertapaan ini rasanya tidak sia-sia. Satu tahun lagi... Sabarlah... Sabarlah... No gain without pain, never be steady, move forward to be better, it's not just fell better!!

we are in never ending study
@}}--

Kamis, 27 Mei 2010

Puisi dan bahasa

Tulisan ini diawali dengan sedikit ide, saat seorang gadis -mungkin tidak harus saya katakan- yang saya cintai salah memahami puisi yang saya tulis. Dan kemudian saat tadi diskusi singkat dengan seorang kawan tentang puisi yang ditulis oleh seseorang, tersebar luas di berbagai jaring maya, tentang seorang lelaki dengan kesedihan dan kesiapan nya saat kekasihnya "harus" pergi. Puisi ini dikatakan karangan B J habibie, bapak teknologi -saya lebih suka menyebutnya begitu ketimbang mantan presiden ke 3, di mata saya dia bahkan belum pernah menjadi presiden, sekalipun saya tidak menapik, orang ini menyelamat kan indonesia di tengah krisis power yang sangat berbahaya.- atas kehilangan beliau terhadap istrinya.

Dari diskusi benar atau tidak puisi itu dikarang oleh sang baharudin Jusuf atau bukan, menurut sang kawan puisi itu sangat tidak indah. Dari logika disampaikanlah pemahamannya bahwa; "mungkinkah kamu mengatakan bahwa kamu cenderung mendua, saat istrimu meninggal??" Logika yang sama adalah saat keluarga BJ habibie menyampaikan bantahannya térhadap keaslian karya tersebut berasal dari tinta sang begawan teknologi indonesia, tidaklah mungkin seorang habibie punya kecenderungan mendua :)

Ini hanya sedikit humble opinion dari saya, jika puisi yang sempat diperbincangkan hangat itu bukan karya habibi, dugaan saya puisi tersebut adalah karya si anonim yang ditangkap publik sebagai karya sang habibie atas suasana hatinya saat ini. Apapun kronologisnya, dimata saya itu puisi yang indah dan 80 persen saya yakin rasanya tidak mungkin ditulis oleh seorang perempuan, bukan, jangan dulu menuduh saya dikriminatif, atau meremehkan kaum perempuan, biarlah saya jelaskan kepada tuan-tuan dan nona-nona tentang apa yang saya rasa.

Kata-kata 'cenderung mendua', adalah frase yang jika ditilik dengan baik merupakan frase penggambaran tentang sifat dasar lelaki. Seorang lelaki yang begitu terlukalah yang akan berkata : "mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau
ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga
aku mampu mencintaimu seperti ini".
Ini... Adalah gambar betapa cinta yang demikian hebat mampu mengubah, hanya cinta... Iya hanya cinta. "Kecenderunganku adalah mendua" bagi saya, -sekali lagi- bagi saya, semua lelaki memiliki kecenderungan seperti ini, bila tidak, maka dia menderita kelainan atau jatuh cinta... Dan paragraf ini memberikan gambaran cinta yang demikian besarnya sehingga mampu mengekang sang lelaki dengan kerelaan dan kepasrahan serta keindahan kata "setia" mengarti kan dua kata dari paragraph yang utuh, mengartikan sebuah paragraph dari sebuah surah yang utuh, bisa saja menimbulkan bias yang luar biasa, -kata sang mentor di kantor kemaren: "nazi telah salah mengartikan yang hanya sepotong saja dari pemahaman sang filsuf"-

Puisi.... Bagaimanapun kita menganalisanya, arti sesungguhnya tetap sang pengarang dan tuhan lah yang tau. Jika kau tanya aku... Maka siapapun penciptanya, sang begawan atau bocah ingusan yang baru kehilangan pacarnya... Ini puisi yang indah, saya, bergetar membaca tiap katanya :) rasa yang mungkin berbeda dengan setiap individu lain yang membacanya bukan, karena jejak historis yang berbeda, karakter psikologis, pemahaman, dan liku tempuh perjalanan yang berbeda dari masing-masing kita selaku penikmat seni.

Dan puisi, seperti hasil lain dari olah rasa dan cipta adalah hal yang sama dengan relativitas atau cinta.

Aku... Hanya berbeda sudut pandang dari keluarga sang begawan dan kawan yang tadi. Dan begini cara pandangku, terserah mereka mau tahu atau tidak, tidak jadi soal bapa :)

Mari kita simak kembali :

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam
diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa
setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong
melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau
ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga
aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....

By : ???????

we are in never ending study
@}}--

Selasa, 18 Mei 2010

Untuk seorang gadis yang berjalan di bawah sakura-sakura meranggas

Tahukah kamu debar yang tidak pernah henti. Seperti debar laut yang menggenggam hatimu, getar bumi yang memaku jantungku.

Debar ini, -sentuh dadaku sayang- irama denyut cinta yang tak pernah henti. Hasrat menundukkan dunia, agar kau tak perlu lagi jauh dari aku, sekedar menikmati teh atau menghabiskan waktu dengan mengurai tawa. Hingga lautan air mata seluas apapun menjadi tidak berarti sama sekali.

-maaf, untuk semua air mata yang pernah jatuh. Dari aku lelaki dengan senja yang mungkin masih sulit kau pahami.-

we are in never ending study
@}}--

Inilah mereka

Inilah mereka
Iya ini
Penyair-penyair dari masa lalu

Larut sendiri di sepi
Mendekap pena bersembunyi dalam puisi

Jadi buta dan berkarat
Memuja senja hingga langit jadi pekat

Deru mereka tak lagi bergemuruh


Best Regard

Penari

Iya... Kau merasa bebas dengan gerak mu
Kau merdeka mencumbu ritme
Ekstasi dalam trance yang aku tahu sungguh kau nikmati

Kemarilah... Bisik mu merayu agar aku mau mengulurkan tangan merengkuh kebebasan itu

Tapi aku tertidur... Terlalu lelap untuk bercinta dengan hasrat mu
Ah, aku... Tulang-tulang kaku yang tak akan mampu mengikutimu


Best Regard

Sabtu, 15 Mei 2010

Kerontang

Aku... Yang bukan siapa-siapa bagimu,
Sungguh tidak ingin kau terkurung dikerangka semu itu.

Bebaskanlah.... Kau adalah rajawali, yang aku lihat terbang di langit malam.

we are in never ending study
@}}--

Kamis, 06 Mei 2010

Freedom

Di warung makan... Bob sadino sang begawan ekonomi jalanan dan dua muridnya (aku kenal salah satunya sony tulung) ditanya,

Om bob, apa rahasianya hingga bisa setua ini dan tetap seksi?

Laki-laki dengan celana pendek itu benar2 menjadi terhormat di mataku saat tersenyum dan berkata :

Freedom!!!

Ah yeah... You are right sir... Its freedom, something that I missed!


-Best Regard-

@}-- we are in never ending study....

Senin, 03 Mei 2010

Mati

Iya, ini aksara yang mati di bisu huruf-huruf jingga. Kita, kamu dan saya berhenti bicara, masing-masing merasa hebat sendiri. Terserah kamu saja, aku tidak peduli. Duniamu itu tidak cukup untuk menampungku. Lihatlah... Aku terus tumbuh dan kau tidak ada apa-apanya bukan? Jadi budak dari suatu sistem ketenaga kerjaan... Tidak-tidak, harusnya kau dan aku, kita... Jauh lebih hebat melampaui mereka dan sistem sampah ini, aku dan kamu, harusnya melintasi bintang, menyeberang ke cakrawala pencapaian yang sesungguhnya. Kau bilang aku ambisius, terserah aku akan menuduhmu pengecut! Nyaman setelah merasa cukup banyak berbuat ah... Kamu, aku menuduhmu membiarkan naluri mu membusuk di situ.


-insomnia, genteng ijo
-Best Regard-

@}-- we are in never ending study....

Kamis, 29 April 2010

Selamat Pagi

Ah.... Apa yang lebih indah dari memulai hari dengan bercakap-cakap bersama kekasih??


-------------------------------------------------------
-Best Regard-

@}-- we are in never ending study....

Inilah aku inilah kamu

there are not equality
-Best Regard-

@}-- we are in never ending study....

Rabu, 21 April 2010

pertanyaan untuk presiden!

Di kompas hari ini efendi ghozali menulis " ... kita terus bertanya-tanya mengapa presiden SBY tidak pernah melaporkan anggodo ke Polisi?"

sebuah pertanyaan yang halus,... mengenai (katanya) pencatutan nama presiden lewat pembicaraan seorang perempuan dengan anggodo yang disadap oleh KPK dan diperdengarkan secara terbuka saat sidang di mahkamah konstitusi.

sayang nya, semua terdiam ketika berhadapan dengan tembok raksasa kepresidenan. SBY tiba-tiba bersih, semua dianggap pencatutan tanpa usaha pembuktian. tidak ada yang berani mengusik atau mempertanyakan lagi status pencatutan itu....

mengapa Anggodo menjadi begitu sakti bahkan selevel presiden pun tidak berani menuntutnya?

benarkah ini pencatutan nama saja, atau jangan-jangan.....

nah, jika boleh biarlah hamba yang hina ini bertanya pak presiden.... "apakah bapak benar-benar tidak terlibat?"

kalau bapak jawab bahwa bapak tidak terlibat benar-benar, maka izinkan lagi rakyatmu yang jelata ini bertanya..."mengapa kau tidak bereaksi apa-apa atas pencemaran nama baik mu ini?"

sebelum bapak jawab juga, biarkan hamba ajukan pertanyaan berikutnya tuan ..." takutkah tuan pada anggodo?? perihal apa yang tuan takutkan?"

mungkin tuan tidak akan menjawab... karena siapakah hamba hingga pantas bertanya pada tuan... tuan tentu hanya akan menjawab bila sudah ada suara dari ribuan orang seperti hamba...

salam hormat!

Rabu, 14 April 2010

Tanjung priok-- satpol PP-mbah priok--dan para santri

2 jumadil awal 1431 hijriyah atau 15 april 2010, jakarta utara... di tanjung priok situ lagi-lagi peristiwa terjadi. bentrok antara aparat dengan rakyat. dulu, di jaman si harto... ABRI melawan rakyat yang harusnya mereka lindungi,... sekarang di jaman SBY untunglah hanya polisi&satpol PP melawan rakyatnya sendiri,... kebanyakan para santri dari makam mbah priok,.. kabarnya ada juga dari ormas-ormas islam yang dikerahkan untuk membantu perlawanan tersebut.

seandainya mau menelaah rencana yang sudah lama akan dilakukan aparat negara untuk menggusur (katanya) bangunan-bangunan liar dan memperluas areal makam mbah priok sudah sedemikian lama berlangsung dengan segala dramanya. dan lagi-lagi dari kacamata saya, saya memandang aparat negara memaksakan keinginan bos nya, yang saya yakin dipengaruhi keputusan pemilik modal (seperti biasa) dengan cara luar biasa REFRESIF, OFFENSIVE.

SATPOL PP yang keberadaannya sendiri saya pertanyakan. untuk kepentingan apa mereka didirikan?? keamanan seharusnya cukup ditangani polisi, pengamanan para pejabat daerah juga cukup polisi saja harusnya yang diperbantukan, lalu apa tugas satpol PP ini? hmm... mengawal perda kah? iya... inilah mereka, sebuah kekuatan yang diciptakan untuk mengawal dan mewujudkan keinginan pemimpin-pemimpin lokal macam gubenur, walikota, bupati! yang dipaksakan lewat hukum positive dan di sah kan dengan menyogok wakil rakyat hmm... anggaplah saya salah... tapi beginilah yang ada di pemikiran hampir seluruh rakyat kecil di negara ini, inilah yang saya dengar dari sesumbar para wakil rakyat di DPRD daerah saya, inilah yang saya saksikan, inilah yang saya ungkapkan.

TNI, Polisi, pun hampir sama,... dengan mudah mereka dapat digunakan untuk merampas tanah rakyat di sekitar perkebunan besar. merampas tanah yang sudah puluhan tahun digunakan dan dimiliki sertifikatnya oleh rakyat kecil lantas tiba2 sertifikat itu tidak berlaku sertifikat milik perkebunan besar, taipan kaya, konglomerat murah hati yang bisa bayar tinggilah yang akan dianggap sah, mengalahkan kepemilikan yang sebelumnya diakui negara lewat sertifikat itu, NEGARA telah MENELAN LUDAHNYA SENDIRI.

kembali ke tanjung priok situ, pertentangan bukan hanya masalah penggusuran makan dan bangunan di sekitarnya, permasalahan yang muncul adalah periuk nasi orang-orang kecil di sekitar makam itu, bangunan liar, bagaimanapun dia diangap merusak tata kota; adalah sebuah masalah komplek yang bisa saja menyangkut urusan dapur sebuah keluarga, atau iman seorang pengamal agama, dan sayang nya mana mampu penguasa yang dibutakan dengan berbagai cara melihat sisi ini? apalagi jika penggusuran tadi untuk tujuan komersil, kepentingan pemilik modal (yang bisa jadi kerabat, teman, atau sang penguasa sendiri), ah.. semakin susah tentu saja bukan.

saya ingat tulisan cak nun tentang khalifah islam yang menangis karena seekor unta terjatuh di jalan yang masih berada dalam kekuasaannya. apakah penguasa kita menangis melihat ada jempol tangan yang putus di wilayah kekuasaannya sekaligus sebagai akibat langsung perintahnya??

apakah soeharto menangis saat 700-an orang tewas dan diangkut dengan truk sampah di tempat yang sama beberapa waktu yang lalu.... bagaimana panglima tentaranya? menangiskah dia? kejadian yang masih saya ingat jelas.... dan kembali terulang sekarang,... haruskah masih ada lagi tragedi seperti ini? entah untuk kepentingan apa, urusan politik seperti zaman orba, atau urusan uang seperti zaman bodoh sekarang, aku berdoa tidak ada lagi peristiwa seperti ini.

tidak cukupkah darah dan air mata yang sudah tumpah??? aku... pegawai rendahan, sebuah sekrup dari sistem global di mana kalianlah pemain besarnya, meminta dengan sangat agar kalian, iya kau yang di sana yang punya kuasa dan mampu menggerakkan tidak hanya satpol PP tapi juga tentara dan polisi dengan senapan, granat, pesawat tempur dan tank nya agar menghentikan semua ini... tolong, jangan hanya dia, tolong berhentilah berpidato, tolong... jika tidak mampu... berhenti saja! tidak ada gunanya kamu di situ!

bisakah kamu menjadi sedikit bijak... agar seperti mbah priok... kamu akan tetap dikenang dan orang menyebut namamu dengan takzim, mungkin tidak perlu dikultuskan tapi cukup diingat sebagai sebuah memori yang indah tentang seorang penguasa yang adil, bijaksana, dan mencintai rakyatnya bahkan hingga jasadmu menjadi lekang di putaran waktu.

Rabu, 31 Maret 2010

hantu-hantu

masa lalu seperti pisau yang tajam...
begitulah...
hantu-hantunya datang dengan menggemgam pisau kenangan, bisa lewat photo-photo yang di tag di facebook, atau kalimat kawan lama yang muncul di messenger....

gak ikutan komen photonya bro?

begitu sapa seorang kawan.

hahaha
I just skip my past
anyway thanks...

lain kali... tidaklah perlu repot-repot men-tag saya pak
saya sudah banyak berdamai dengan masa lalu saya, jangan pancing lagi ketegangan di antara kami :)

geologist manapun akan mengenal quote ternama ini : " the present is the key to the past!"

in my real life... the present is a step to the next.

hancurlah kalian hantu-hantu masa lalu... sungguh aku terbebas, dan kau bukan apa-apa sehingga bisa mengalahkanku.

welcome future :)

Selasa, 16 Maret 2010

Terpujilah orang-orang madura

dari suku ini saya tidak punya banyak kenalan, sejujurnya saya memang hanya punya sedikit kenalan dan tidak berniat menambah-nambahkan orang baru dalam hidup saya. walaupun banyak orang-orang yang saya kenal ingin saya kekalkan namanya... tapi mereka kadang pergi, seperti tidak mau peduli, entah mungkin ini masalah saya, saya selalu menganggap yang sedikit itu bearti meski kadng mereka berpikir cara saya tidak mencerminkan itu.

ah, ya sudah... malah ke mana-mana, orang ini juga sama... dia orang asing yang tidak saya kenal awalnya, sahabat karib dari seorang sahabat saya saat sekolah dulu, dan saya sejujurnya tidak mau menyimpan dia dalam salah satu sudut dihati saya, rasanya sudah penuh... sudah sesak di situ.

suatu ketika saat benar-benar resah saya memutuskan untuk naik gunung, saya ke jawa timur, meminta dua orang teman menemani perjalanan saya, dan teman saya mengajak dia yang memang tinggal di kaki gunung itu untuk memandu kami.

pemuda yang baik, cerdas, dan tidak mau terikat. sepanjang perjalanan aku mengamati dia, aku mulai tau dia individu yang bebas, programer yang lebih suka bekerja dengan rokok dan kopi di tengah malam dan tidur dengan bebas di siang hari ketimbang bekerja di kursi kantoran lalu membusuk dan menjadi kaku layaknya meja, bangku, dan komputer di ruang kerjaku. dia lebih memilih menikmati udara wangi kebunnya, dan CPU yang selalu ditentengnya untuk mencari nafkah (ini bukan kiasan, saya serius tentang dia menenteng CPU kemana-mana di ibukota). aku tidak tau dari mana dia punya keberanian untuk hidup sekeras itu.... apa ini karena darahnya darah madura??? darah suku yang terkenal lewat carog, lewat duel sampai mati dengan celurit, lewat karapan sapi, lewat dukun-dukun mereka yang memelihara murid sekaligus sebagai gundik, homoseksualitas yang agung lewat hubungan guru dengan murid??? saya tidak tau jawabannya. ini keberanian hidup yang selalu saya impikan dan tidak pernah benar-benar berani saya ambil. saya hanya bisa bercerita tentang merdeka, bebas dari segala-galanya, tidak diatur dan tidak harus mengatur.... dan ketahuilah.... dia hanya diam saja tanpa bercerita... dan dia melakukannya!!! dia lebih mulia dari kamu dan saya... yang mengeluh tentang belenggu... tapi tidak pernah benar-benar berani memutuskannya!!! jika ini karena darah yang mengalir di tubuhnya darah madura... maka terpujilah orang-orang madura!

hari sudah senja ketika kami turun gunung, dia akan ikut ke kota bersama kami... untuk itu rombongan kami singgah di rumahnya, dia harus pamit dan mengambil barang-brangnya. dari jalan utama, kami berbelok... menyusuri hutan, melintasi dua sungai dan itu dia rumahnya... tepat di kaki tanjakan... dinaungi pohon-pohon rambutan yang sedang ranum, dan dipagari pohon-pohon bonsai mini.

itu jam setengah sembilan malam kami tiba di rumahnya, ibunya dengan tangkas menyediakan kopi dan kerupuk selagi dia masuk dan mandi. bapaknya dengan cepat segera keluar menemani kami agar tidak merasa asing di rumahnya.... dan lalu itu jam 9 malam..... ketika dia berkata... ,"wah... kamu harus coba rambutan dari sini" dengan tangkas, masih memakai sarung dan peci yang dipakainya sholat isya si bapak setengah abad lewat itu memanjat pohon rambutan untuk kami yang diawal 20-an. Saya terkesima, hingga bahkan tidak sempat mencegah gerakannya yang lura biasa tangkas! sebegini rupa mereka menghormati tamu, sekalipun tamu anaknya yang datang dengan kurang ajar saat sudah seharusnya mereka beristirahat! apa ini karena darah yang mengalir di tubuhnya adalah darah yang terbentuk dari garam-garam pantai madura??? apapun jawabannya untuk sikapnya yang kedua ini, saya pantas menghormati adat istiadat orang-orang madura dari apa yang diwakili oleh mereka...

Bapak, sekarang saya sudah di Jakarta lagi.... ini salam hormat dan terimakasih saya, untuk pelajaran yang diberikan oleh kamu dan anakmu, pelajaran yang tulus tanpa kata-kata dan cerita megah.

terimakasih.... terpujilah orang-orang madura di mana kalian menjadi bagiannya!

Minggu, 28 Februari 2010

Jarak

detik boleh lewat,
lompatan jauh ke depan dan revolusi budaya di cina
reformasi di Indonesia
Kudeta di niger

akan ada peristiwa yang tidak sempat kita saksikan
akan ada derita yang mesti kita taklukan

aku mau didekapan mu saja
menyerah pada kemesraan yang manja
menantang pada jarak yang mencoba memisahkan kita

Sabtu, 27 Februari 2010

Sir, Insting,chokei atau apapun sebutannya

Dari awal SMP hingga kelas 2 SMA, saya boleh dibilang seorang penggemar beladiri, walaupun di kemudian hari saya tahu kalau saya tidak berbakat, hahahaha.... namun bukan masalah bakat yang sekarang mengusik saya... ini adalah apa yang tersisa atau tertinggal dari yang pernah saya pelajari dulu, yang saya ingat kembali saat membuka komik kenji karangan Ryuchi Matsuda.

Dalam beladiri apapun sepanjang yang saya tau, ada satu bagian atau taraf latihan yang akan mengutamakan naluri... entah untuk menghindari serangan, membaca gerak lawan, atau mengetahui titik lemah musuh yang terbuka.

Awalnya, saya menekuni karate... saya suka pukulan lurus atau tendangan lurus ke ulu hati. teriakan dengan sentakan napas di akhir setiap seri seperti dentuman meriam mampu membuat saya menekuni olahraga ini hingga 3 tahun lama nya. Suatu saat senpai yang biasa melatih kami memisahkan beberapa orang sebelum ujian kenaikan tingkat, dan saya salah satu dari sekian banyak didikannya diberi wejangan khusus...kira-kira begini... : ".. aku pikir kalian tau perguruan kita yang sekarang tidak resmi dan mungkin harus tutup jika belum juga bisa terdaftar di bawah organisasi resmi. nah, mungkin aku akan berhenti mengajar di sini, dan kalian jg tidak tau ke mana akan pergi setelah lulus SMP, sekarang aku ajarkan beberapa hal penting yang aku tahu ingat lah baik-baik"

beliau diam sejenak, lalu melakukan kata (rangkaian juru dalam karate).

"kalian ingat kata ini baik-baik, kalian ingat nama master kalian adalah ...--dia lalu menyebut namanya-- dan senpai kalian adalah saya"

kemudian ia mengajarkan rangkaian napas dalam setiap gerak. setelah selesai... aku dan seorang kawan yang tadi ikut menyaksikan kata tersebut membahas gerakan menarik yang baru kami pelajari, dia berkata ini jurus terindah yang pernah dia terima, dan mungkin akan sangat berguna dalam pertarungan, sementara aku dalam diam menyangsikannya. kata yang barusan kami pelajari terlalu indah untuk dapat digunakan dalam perkelahian, walaupun dengan membuang semua kembangan gerakannya dan langsung masuk ke inti gerakan, sama sekali tidak terasa seperti sebuah gerakan bertahan atau menyerang.

dengan rasa penasaran anak kelas 3 smp,... saya ulangi kata tersebut setiap ada waktu, di jemuran rumah, di kamar sebelum tidur, di belakang musola sekolah saat menunggu les tambahan, dan saya tetap merasa kata tersebut bukan lah alat untuk bertarung, dan senpai kami dengan keras tidak mau bicara apapun lagi tentang kata yang diajarkannya. harus ditemukan sendiri katanya, tapi aku tau... sinar matanya terlihat bahagia saat saya bertanya hahahaha....

saat SMA aku mulai tidak tertarik dengan banyak gerakan, selain tidak lagi bertemu dengan pengajar karate yang aku pandang hebat. aku berhenti berlatih karate, dan secara resmi berlatih olah napas, sebenarnya diam-diam saya mendalami pencak silat yang sedari SMP selain karate.

dalam olah napas, selalu diawali dan diakhiri dengan meditasi ringan, dan setiap sesi meditasi ini, ada sensasi ketenangan luar biasa yang saya alami. ada pertanyaan yang tidak tuntas, bahkan oleh pelatih tingkat provinsi yang hanya memberikan penjelasan tentang getaran dan energi saat saya tanya tentang sensasi yang saya rasakan.

daerah saya adalah basis gerilyawan saat pendudukan belanda atau jepang, pencak silat di ajarkan secara sembunyi-sembunyi sebagai alat untuk menghadapi penjajah waktu itu. bahkan hingga di masa tenang pun budaya itu terus terjaga, latihan selalu tertutup, di malam hari,... di kebun-kebun di kaki gunung.

dengan sedikit bujuk rayu seorang guru bersedia juga mengajari saya, setelah secara khusus anaknya menjadi sangat dekat dengan saya ^^b, setelah serangkaian latihan,... pada suatu ketika sang guru yang dalam kondisi trance merenggut tangan saya dalam suatu kuncian jari... lalu berbisik sebaris kalimat..."sir selisir, urip tiada mati hak kato allah" dengan keras dia menggigit tangan saya dan saya dengan keras berusaha menghapal dan membenamkan kata-katanya menjadi semacam mantra yang diukir lewat gigitannya.

kemudian semua mulai terang, saya berulangkali melakukan eksperimen dengan membalik-balik urutan ke tiga taraf latihan dari kata di karate, meditasi, dan langkah 3 hingga lima seraya mengalun mantra dari pencak silat itu untuk membangkitkan gerak hati.

kemudian pada suatu taraf,... saya harus berkelahi, tidak sendiri ber empat dengan teman-teman saya kesemua nya penganut beladiri (tidak cukup aneh, di tempat saya, beladiri masih merupakan kewajiban bagi para lelakinya) satu orang dilatih oleh ayahnya, saya tidak tau apa yang dipelajarinya yang jelas jurus tendangan terbangnya memang luar biasa untuk ukuran anak SMA, satu orang lagi penganut al hikmah, sebuah aliran beladiri tenaga dalam dan kawan yang terakhir bertugas memegangi tas kami (ini juga tugas penting bagi seorang teman ^^v). lawannya sekitar 30 orang, berandalan dari sekolah teknik tetangga sekolah kami yang bersenjatakan penggaris besi, rantai motor, double stick, obeng dan apa saja yang bisa mereka jadikan senjata.

pertarungan di buka dengan cepat lewat tendangan terbang sahabat saya... hahaha tendangan yang luar biasa sampai saya sempat berpikir dia akan jadi atlit beladiri ternyata beliau malah menjadi ahli rekayasa genetika sekarang ^^b

teman saya yang berpostur gendut dan besar tidak terlalu lincah bergerak dan dia hanya diam menyambut semua serangan dan memagari dirinya dengan tenaga dalam yang dia pelajari. ini pertama kali saya melihat tenaga dalam digunakan dalam pertarungan sebenarnya : tidak seorang lawanpun yang bisa menyentuh tubuhnya! saya dan dia berdiri berpunggungan dan tugas saya memukuli lawan-lawan yang terpental setelah mencoba memukul dia.

teman saya si tendangan terbang terjatuh di tengah jalan dan menjadi bulan-bulanan berandalan2 itu, dia ditarik seorang kawan lain dan meninggalkan arena itu dengan menumpang ojek.

tinggal kami berdua, si gendut tidak terkena satu pukulanpun berkat pelindungnya yang luar biasa dan saya yang berlindung di belakangnya mendapatkan satu pukulan di bibir yang membekas hingga 3 hari kemudian. kami berkelahi hingga ada guru dan polisi yang keluar hingga semua berandalan itu kabur.

selama perkelahian itu ada sensasi yang tidak pernah saya sadari sebelumnya.... setiap melihat lawan yang menuju kami... saya tau atau mungkin saya dapat meng-estimasi gerakan mereka selanjutnya, saya dapat membaca tangan mana yang akan digunakan untuk memukul, atau di mana berat tubuh mereka akan ditumpukan.dan bahkan... saya dapat merasakan lawan yang sedang di hadapi si gendut walau saya membelakangi dia.

guru silat saya kemudian menyebut hal itu sebagai sir, teman saya si ahli tendangan terbang yang lalu menjadi ahli rekayasa genetika menyebutnya insting, dan kemaren... ketika saya membaca kenji....... sebutannya adalah chokei!

kemudian saya mulai berpikir, sehebat apapun beladiri seseorang, di jaman sekarang... sebuah pistol bisa mengalahkan pendekar manapun... lalu saya berhenti berlatih beladiri, selain karena memang perjalanan hidup membuat saya hijrah ke bandung mempelajari seismologi dan bahkan seakan-akan tidak diberi waktu mempelajari hal-hal lain lewat ancaman DO dari institut.

mungkin pukulan saya tidak keras dan tendangan saya tidak berdentum sehingga selalu kalah bila tidak di bantu teman-teman saya, dan saya tidak pernah menjadi yang terbaik dalam memperagakan jurus, saya tau saya tidak berbakat. namun, Sir, Insting,chokei atau apapun sebutannya seperti tidak mau menghilang.... kadang-kadang malah menjadi momok yang menakutkan! apa yang lebih mengerikan dari pada kamu mengetahui sesuatu yang tidak mau kamu ketahui....???

apakah menyenangkan bila kadang-kadang kamu tau pikiran teman semeja mu tiba-tiba melintas di depan matamu... dan kamu jauh lebih baik tidak mengetahui apa yang dia pikirkan... lagi pula tidak ada buktinya dia benar2 memikirkan hal2 picik seperti yang terlintas di benakmu? apa menyenangkan ketika perasaanmu memaksa untuk tidak mempercayai seseorang, padahal dia belum melakukan apa-apa? apakah menyenangkan membenci seseorang saat melihat pancaran pedar sinar di mukanya, meski kamu belum kenal sama sekali dengan dia??

pelan-pelan saya menyadari... gerakan kata dalam karate dengan rangkaian pernapasannya, meditasi, dan langkah-langkah dalam pencak silat, hanya sebagian yang digunakan untuk menyerang atau bertahan... selebihnya adalah melatih rasa... melatih gerak hati ketika kita menghayatinya.

pertanyaan saya sepuluh tahun yang lalu terjawab!

pertanyaan selanjutnya..... lalu untuk apa semua ini??

Selasa, 23 Februari 2010

The magician

Di luar masih badai,.....

aku hitung sampai 3 semuanya gak pernah terjadiiiiiiiiiiiiiiii
1
2
3
triiiiiiiingggggggggggggggggggg
hilangggggggggggggggggggg

|-----------------------------------------------------------------|

terimakasih tuhan,...

Senin, 22 Februari 2010

Kamis, 11 Februari 2010

Lelaki itu

aku ingat saat terakhir berbicara banyak dengan dia adalah saat berbagi rokok di parkiran belakang. lalu dia dengan kotak nafkahnya, sebuah kotak bermesin dengan roda empat mengantarkan kami menuju jantung jakarta demi sebuah diskusi yang belum menghasilkan apa-apa. Aku masih ingat dia mengeluh ketus saat sebuah motor dengan teledornya menyenggol kami di tengah macetnya jakarta. tapi kami tidak begitu peduli, jujur saja, aku rasa tidak satupun di antara kami cukup peduli, diskusi ala intelektual yang hangat di mobil itu tentu saja tidak pernah melibatkan dia... aku lebih senang jika hanya pergi berdua dengannya, seperti ketika menuju kantor BNPB beberapa waktu sebelumnya, aku tidak perlu repot dengan segala ramah tamah kesopanan, kami bisa tertawa lepas menikmati kekonyolan para pejalan yang terburu-buru sembari di hadang macet atau lampu merah yang sulit ku ingat ada berapa banyak,... ah.

iya pak, akhirnya semua akan tiba pada suatu ketika... sekarang saatmu. aku tidak mau tamat di sini, aku mau pergi jauh, aku mau terbang bebas, dan untuk itu aku harus bersabar, begitu pesanmu yang kuingat.... bersabarlah, sampai datang kesempatanmu untuk terbang, iya, terimakasih pak.... ah.... sudahlah.... yang jelas aku akan bersabar seperti kamu bapak, belajar untuk tidak lagi mengeluh, lakukan saja yang terbaik yang kamu bisa, begitu kata-katamu selanjutnya. tapi aku juga tetap akan di pendirianku pak, "aku tidak akan berakhir di sini seperti Bapak! Aku tidak akan melepas mimpiku dengan begitu mudah seperti Bapak!"

Pak, mungkin aku anak muda yang keras kepala seperti katamu! maaf, tidak berlaku lebih sopan, anda layaknya kawan akrab saat bersama menikmati kopi atau tembakau di parkiran belakang,.... maaf untuk tidak hadir melayat jenazahmu... aku sudah berusaha keras tidak memasukkan orang-orang baru ke dalam ruang hatiku... tapi kau tiba-tiba saja menyerebot satu sisi di sana, dan sisi itu lalu menjadi kosong dengan kepergianmu... ah iya, jangan mengeluh lagi.... bukankah semua akan tiba pada suatu ketika. Aku akan bergegas pak,... mohon diri berkemas dan meninggalkan semua kenangan ini... aku tutup buku pelataran parkir belakang kita yang tidak pernah tertulis... dozo yorishiku, ja mata ne...

BERITA DUKA CITA

Telah meninggal dunia rekan kita tercinta

pada hari Kamis, 11 Februari 2010

Dengan ini Management dan seluruh karyawan PT. A******* MA***** Indonesia menyatakan
turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.

Semoga Almarhum mendapat tempat yang layak disisi Tuhan Yang Maha Esa.

Kepada keluarga yang ditinggalkan, kami doakan semoga diberi kekuatan
iman dan ketabahan dalam menghadapinya.

Amin.

shift+del... email itu aku hapus, aku kembali berjalan,... sedikit bergegas, mengingat waktu semakin sempit untukku...

Senin, 25 Januari 2010

Malam itu...

Malam itu aku mengikuti langkah seorang kawan,... iya, langkahmu yang lebar2 itu, mulai dari kuningan hingga blora, dari blora hingga kampus kita, dari kampus hingga tempat berteduh perempuanmu, dari sana hingga cihampelas, dari cihampelas hingga sebuah pasar.

malam itu dibunuh dengan bergelas-gelas kopi, berbatang-batang rokok kami, kau dan saya juga lebih banyak diam saja, mereka bercerita.... bercerita tentang apa saja.... tentang hidup, tentang kuliah, tentang eksperimen, tentang pemikiran, tentang malam, tentang penderitaan, tentang kebahagian, tentang orang-orang terkasih.

di sekitar bau pesing, busuk daging, bau busuk mulut yang penuh alkohol, bau pertengkaran, bau sperma, bau orgasme, bau hati yang gamang akan jati diri, bau tembakau, bau lem bersatupadu bersenyawa semuanya masuk ke paru-paru.

seperti halnya suara, ada tasbih yang diucapkan, umpatan yang terdengar, rayuan yang manis, atau pinta yang memelas sama saja... sulit di cari bedanya di sini.

dan segala sesuatu memiliki keindahan, hanya saja tidak semua orang bisa melihatnya, aku kutip kata2 itu dari seorang pemikir yang aku lupa namanya...

bersyukurlah kawan, hidupmu tidak segersang 8-17, dan kau terus bertumbuh bersama orang-orang hebat itu.

aku tidak bisa jatuh cinta lagi.... di sini tempat kalian yang luar bisa,... kelak pada satu dua masa aku akan kembali mengunjungimu tentu di situ, semoga kalian selalu menjadi semakin hebat bersama loncatan waktu yang hingga.

aku tidak tau apa yang sebenarnya bisa diberi, tp pendapat tentang setidaknya mereka pernah merasa bahagia sebelum mati tidak bisa hilang dari kepala, aku memikirkannya,.... dan seperti tuhan... lagi-lagi jawaban tidak pernah kutemukan, mungkin kebenaran memang tidak bisa ditemukan namun selalu menemukan ah... ini juga sebuah entah yang sama

thank fellas, to make me feel alive that night....

Jumat, 15 Januari 2010

Dalam Kabut

masih pagi, kami dan ibu-ibu pencari kayu menembus kabut
dengan jarak pandang satu-dua meter, tertatih melintasi curam pananjakan.

tidak apa hari ini tidak terlihat matahari pagi, selimut putih kabut ini pun memberi kita banyak pelajaran bearti.

kita yang muda berjalan dengan tawa, berani, beelari, menderapkan kaki, menembus kabut menjejak pasir, menuju kaldera

mereka yang merasa bijaksana dengan umurnya bersembunyi di dalam kabut dalam sunyi, intropeksi, meditasi, tapa brata, atau justru lari, karena jaman sudah berganti.

ini hari milik kami... orang muda yang masih berani, yang sanggup menghadang panser dengan benteng semangat, yang akan berbahagia bila mati muda... begitu teriak kalian kawan... aku diam saja, entahlah,... masihkah aku seperti kalian??

puisi ini dari jiwa yang gamang, dari sejuta tanya di balik kabut pada lautan pasir sebuah kaldera, bromo masihkah kau menyimpan tanya ku? aku masih mencari.... jawaban tidak kutemukan di puncak mu, seperti tuhan yang tidak dia temukan di jayawijaya!

Senin, 11 Januari 2010

artalitha, sel super mewah, dan sahabat-sahabat saya

beberapa tahun lalu mengunjungi sebuah lapas dimana teman2 saya dengan sialnya harus mendekam di situ. bisa masuk setelah membayar 15ribu rupiah, sebuah pungli, sebuah sogokan yang tidak semestinya diberikan. saya belajar banyak di sana, hanya lewat beberapa kunjungan saya tau tentang gap antara para napi, tentang kuasa dan jual beli yang dilakukan para sipir, tentang pejabat yang menerima jatah tiap bulannya. hal anehkah? tidak tentu saja, sudah sering saya dengar keadaan macam ini.

beberapa hari lalu, satgas pemberantasan makelar kasus yang saya (mungkin juga anda) harapkan memberantas jaksa2 pemeras, atau taipan2 brengsek macam (jika benar apa yang disangkakan padanya) anggodo. melakukan sidak ke sel artalitha, pengusaha wanita yang dihukum karena kasus suap. terperengah mereka melihat selnya yang mewah dengan spring bed, tv layar datar, lemari pendingin atau lebih ekstrim lagi kamar koleganya yang dilengkapi fasilitas karaoke wew....

pertanyaan saya kemudian, inikah domain tugas dari satgas pemberantasan makelar kasus itu? ecrek sekali! atau merek cari muka dulu? jika begitu, kampretlah orang2 itu, bukankah dulu ketika pertamakali sang pengusaha dibawa ketahanan sudah ada pemberitaan tentang barang2nya semacam springbed (sangat mewah untuk ukuran penjara) dibawa dengan alphard menuju tempatnya menjalani hukuman kurungan? lalu apanya yang luar biasa?? bukannya tanpa ada sidak itu kita pun tau dia hidup mewah di dalam sana semacam juga tomi soeharto, atau ada yang mau melihat selnya aulia pohan, besan orang no 1 RI sekarang?

saat itu kuserahkan sebungkus rokok, kami nyalakan bersama, mengenang saat-saat kebersamaan kami dan liku hidup yang sangat berbeda yang kami lewati antara aku dan sahabat2ku... sang sahabat bertanya, "kau baik2 saja masih bersahabat dengan orang seperti saya?" saya tersenyum, tak apa kawan... aku mencintaimu dan kau menyayangi aku seperti saudaramu bahkan lebih, tentu kau harus dihukum karena kesalahan (yang mungkin tidak sepenuhnya juga salahmu) yang kau lakukan, tapi apapun kamu, kau sahabatku yang tidak pernah meninggalkan tempat di hati saya hingga angin bahkan tidak punya waktu menghapus namamu di situ.

menerima pesan pendek bernada sindiran beberapa hari yang lalu "... saya ingat dulu seorang lelaki menuliskan bahwa jika harus memilih harta, tahta, wanita, dan sahabat, saya akan memilih sahabat." masihkah saya bisa menyebutnya sahabat yang meminta saya harus memilih meningalkan dunia saya (di mana cinta, kedamaain dan kekuatan untuk bangkit saya temukan di sana) buat dia? atau masihkah saya boleh menyebut yang lain sahabat saat saya tidak ke mana-mana tapi dia memutuskan bahwa saya hanya mantan sahabat? atau orang yang tidak menghargai pilihan saya saat berbeda dengan mereka dan merasa merekalah yang paling benar, bahwa saya tidak akan berbahagia saat memilih jalan lain yang tidak diharapkannya akan saya ambil? masihkah mereka "sahabat"?

saya ingat bau sel sahabat saya itu, saya ingat tentang hal baik dan hal buruk saat kami bersama, saya ingat dia tetap menghadiri undangan mama saat syukuran lebaran lengkap dengan anak dan istri yang ketika dulu akan dinikahinya saya orang pertama yang paling tidak setuju. saya ingat betapa dia menghargai pendapat saya sekalipun memilih jalan lain dan betapa saya legowo dan tetap mencintai dia saat kemudian kembali kami berjumpa.

saya ingat sahabat lain, saat kami sama-sama berangkat, hendak mencari ilmu di bumi siliwangi, mungkin tidak dengan bekal celengan kuda seperti masanya adreas harefa berangkat ke tanah jawa, tapi semangat yang sama terus kami jaga, betapa bahagianya saya saat langkahnya kembali berlari setelah hampir tersungkur dan meredupkan mimpi. bukankah persahabatan seharusnya begitu? bukan sekedar duduk bersama di selasar himpunan, berbagi keringat lewat permainan bola kaki (saya terkadang memaksakan diri ikut bermain agar tau indahnya bau peluh kebersamaan itu)? terus terang saya lebih bangga bila persahabatan itu dicatat dari sebuah cita2 yang sama membentuk sekelompok mahasiswa baru agar lebih siap untuk tumbuh dan hidup dibelantara kampus gajah dengan segala paham dan dinamikanya, lebih kekal tercatat di memori saya setidaknya.

terkutuklah pemimpin-pemimpin yang memenjarakan sahabat saya dengan tidak manusiawi sementara memberikan fasilitas berlebih pada segelintir lain karena uang suap yang mereka nikmati.

terkutuklah saya jika prasangka atas sahabat-sahabat, atau terserah bila mereka mau di sebut "mantan sahabat" adalah salah.

ada begitu banyak hal yang ingin saya kekalkan lewat tulisan ini, tulisan yang di ilhami dari berita tengah malam tadi tentang sel mewah saat sakit kepala masih begitu hebatnya (dan karenanya menjadi semakin hebat) menyerang saya yang mencoba belajar, dari tulisan dan cerita seorang sahabat tentang kerasnya hidup anak2 jalanan yang dibinanya, dari makian seorang "sahabat" tentang saya, dari sebuah pesan seorang sahabat yang merasa dia terzalimi oleh perlakuan saya....

suatu ketika bangsa ini akan kembali pada azas keadilannya, dimana yang terhukum harus dihukum... tanpa sel mewah atau hal-hal lainnya, agar penjara menjadi tempat instropeksi, pembinaan, dan pemanusiaan kembali mereka dari sikap2 bukan manusia (cuma tikus yang menyuap penjabat untuk mendapatkan proyek!) begitu harapan saya dalam hati dengan optimisnya.

suatu ketika sahabat-sahabat saya akan mengerti, kita melangkah di fase lain kehidupan, tentu sikap kita musti berubah, ada hal yang masih bisa kita lakukan bersama, ada hal yang harus kita hadapi sendiri, berdiri tegak dengan kaki sendiri, dan suatu saat mereka akan mengerti, bahwa saya mungkin bersalah dan mereka belum tentu selalu benar dengan arogansi dari semangat muda mereka yang memandang sudah saya hapus benar2 nama mereka dari gurun pasir hati ini.

sebuah pesan pendek datang, dari dia yang telah bebas du tahun yang lalu, " anak abang naik kelas kal, semoga dia bisa ikut kau nanti kuliah di sana." aku tersenyum iya bang, sahabatmu ini mendoakan kau, keluargamu, selalu... entah dalam sadarmu atau ketidaktahuanmu... berbahagialah...