Halaman

Sabtu, 10 Juli 2010

Refrain

10:35 pm,
setelah lelah mengitari rasuna said yang gemerlap, mata masih belum mau terpejam. Kota yang sibuk ini seperti gelap, mata tetap tidak mau terpejam.

Kau tanya apakah aku merindukanmu, iya, banyak, begitu jawabku entah kau mau percaya atau tidak.

Tadi aku duduk di jembatan penyeberangan itu, menyesap rokok dan kesendirian yang malam ini tiba-tiba begitu menyesakkan. Naluri membatin: "hei kamu, iya kamu yang di sana duduk menyesap tembakau dan kesepian, kamu telah menjadi begitu egois, kamu tenggelam dalam filsafatmu, kamu menyelam dalam lautan gibran, kamu telah larut dalam senyawa copernicus." Dia menyalahkanku atas derita rindu dan sepi yang ikut dirasakannya.

Aku diam, membatin untuk menyangkalpun aku sudah tidak mampu.

Jelas duniaku adalah ketidaknyamanan, aku tidak akan menutupi itu. Tiba-tiba aku merasa tidak pantas telah mengajakmu ke situ, maaf... Tidak aku tidak akan memaksamu lagi untuk tenggelam bersamaku.

Tanya dia! Bujuklah! Batin kembali memerintah, tapi aku malu, sungguh aku malu. Aku telah meminta apa yang dia tidak mampu, aku telah meminta hal-hal ganjil yang tidak seorang waraspun akan menyanggupinya. Aku hanya berucap terimakasih selalu mencoba hingga sampai titik ini... Aku sudah terlampau malu untuk meminta lebih, "tenanglah", aku berbisik mencoba menenangkan rindu yang meronta-ronta.

Tenanglah batinku, tenanglah... Kumohonnnn kali ini tenanglah... Menangis saja dalam diam mu...

10:58 pm,
kau bilang aku membenci banyak hal termasuk kamu, hal yang tidak ada hubungannya dengan hal yang kuminta tadi. Kau bilang banyak hal yang jujur menyakitiku. Ah, aku tau kau tidak bermaksud sebegitu, dan aku tidak menyalahkanmu. Inilah aku, diam-diam aku berpikir mungkin sakit yang kutebar lebih besar dari bahagia yang kau hirup.

Terlalu banyak... Berhentilah menulis, berhentilah bicara.... Berhentilahhhh jari-jariku aku mohon berhentilahhh berhentilahhhh

11.37 pm
Oh tuhan yang mahakasih... Kumohon cintailah aku, meski kurang sujudku, meski terlewat puasaku, meski setiap saat kuragukan kamu, kasihanilah aku malam ini, biarkan aku lelap... Dekap aku bersama sepimu, belai aku dalam ketelanjanganku, biarkan aku mabuk anggur dari cawan cintamu.

we are in never ending study
@}}--

Tidak ada komentar: