Halaman

Selasa, 24 November 2009

Senang....

melihat kembali wajah mu....
ah... bahagia,...
berpisah sepuluh tahun di masa lalu, tentu ini sebuah keajaiban... dan aku mensyukurinya sepenuh hati

berterimakasih kepada dunia dan teknologinya,...
ini dari aku, terimakasih!

Rabu, 18 November 2009

Senin, 16 November 2009

terawang

atas bayang-bayang terang yang secuil rasa di tengah padang
pikuk pedagang hilang seiring jalan hari menuju malam
oase itu sepi
kepak burung-burung malam saja yang pulang
kami tidak berdaya di gurun Mu seperti kami sesat di hutanMu
tetirah aku di pangkuanMu...
agar selalu kami yang berdosa dalam peluk dan maafMu
tentu engkau mampu melipat setengah bumi agar selalu hati kami bertemu,
itu saja... Sudah!

Minggu, 15 November 2009

hari ke dua....

ini hari kedua,
ah... sungguh kosong di sini, semoga dia di sana tidak merasa sesepi ini.
sendiri, menghabiskan waktu seharian menulis paper, selalu menyalakan status available... siapa tau dia di sana tiba-tiba bisa menghubungiku entah dengan cara yang bagaimana. bingung harus bicara dengan siapa dikosan yang sepi seperti rumah hantu, sedang pedagang-pedagang sekitar kosan adalah pedagang jakarta yang tidak seramah pedagang bandung.

bayang2 kecurigan mendekat, yakinkah kamu dia tidak melakukan hal yang tidak kamu suka di sana? yakin kah kamu dia tidak akan menyembunyikan satu kisahpun dari mu,... bisikan yang sampai

aku ingat seorang sahabat menanyakan keyakinan, dia yang bertanya sangat bangga akan ketidak yakinan nya, aku hanya menjawab sungguh itu bukan urusannya, dan dia mengerti tidak mungkin lagi mempertanyakan seberapa besar keyakinanku, sejujurnya... detik ini aku tidak tau hingga di mana keyakinanku sampai.

yang aku tau aku gila, aku mabuk, aku di ectasy yang belum pernah aku reguk,... ini cinta ku terserah bagaimana kau mengartikannya,ini cintaku, terserah bagaimana kau membalasnya,...

LDR is a hard thing... kata cinta laura di salah satu program infotaiment tadi sore....

untuk pertama kali, aku sepakat dengan dia!

Senin, 02 November 2009

Puisi Negeri Para Bedebah

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

By Adhie Massardi



aku tersenyum saat berita sore kemaren menampilkan pembacaan puisi ini dalam sebuah demonstrasi di bundaran HI, aih... kasus ini sungguh aneh, dua lembaga bertempur habis-habisan, salah dan benar begitu absurd menurut saya yang tidak tahu apa-apa, Anyway, pihak manapun yang membacakan puisi ini, ini karya yang mengagumkan buat saya, gambaran sempurna tentang negeri para bedebah,


Indonesiakah????

Sastra

Kamis, 29 Oktober 2009 | 13:00 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com--Pemerintah perlu segera membangun badan yang khusus untuk menerjemahkan karya-karya sastra ke bahasa asing.

Hal ini penting agar karya sastra Indonesia menjadi lebih kaya dan populer di negara lain. Demikian sastrawan Sapardi Djoko Damono ketika menjadi pembicara di dalam seminar nasional bahasa, sastra dan budaya di Hotel Grand Candi Semarang, Kamis (29/10).

"Badan penerjemah ini sudah sangat mendesak," kata Sapardi. Menurut Sapardi, selain belum bisa mendunia, karya sastra Indonesia masih memiliki banyak kekurangan.

"Banyak sastrawan Indonesia tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahkan, banyak yang tidak mau tulisannya diubah dalam proses editing. Ini harus dibenahi," kata Sapardi. (DEN)

mungkin saya tidak sepakat dengan begawan Sapardi djoko pramono di paragraph terakhir, masalah sastrawan indonesia tidak bisa berbahasa indonesia yang baik dan mereka tidak ingin mengubah karyanya itu adalah hak sastrawan tersebut, yang perlu difasilitasi adalah para sastrawan yang ingin karyanya diterjemahkan dan punya harapan agar karyanya mendunia.

untuk itu, saya bersepakat tentang perlunya badan ini, sesepakat-sepakatnya! tapi apa yang bisa saya bantu untuk itu? jika ada, beritahulah saya, jika tidak saya berdoa saja, sebagai penikmat sastra yang ingin karya sastra bangsanya mendunia ^^

Minggu, 01 November 2009

Baiklah...

Sepi sekali di sini,
semua orang sudah mulai menyembunyikan diri ^^
hanya mau memantau, tidak suka dipantau hehehehe
hmm... dalam psikologi itu disebut apa ya??
sejenis syndrom hahahaha

well, forget it...
this is about some one from pretoria, software enginer whom I worked with last week.

setidaknya kedatangannya memberikan feel kembali setelah hampir mati boring bekerja di perusahaan ini, bertemu dia mengingatkan aku lagi tentang hei, you have done some big job for your industry, you must learn so much things, don't you know that you, guyz doing a 3000 USD for each job... if you were as smart as me hehehehehe.....

yah.... menjadi satelit adalah hal yang paling tidak aku suka, betapapun cerdasnya gagasan saya, betapapun jauh lebih logis dan dapat diterima alasan saya,selalu terbentur dan betapa saya benci ketidakberdayaan saya saat saya tahu ini lebih baik, dan ini metode yang benar namun satelit tidak pernah seindah ciptaan yang di kelilinganya, mengertikah kamu? Betapapun kerasnya saya bersuara tentang ketidakmengertian saya, saya tidak memperoleh jawaban yang memuaskan, seperti membentur dinding-dinding kosong, dan dia seperti membuka sebuah pintu untuk semua pertanyaan dan keraguan yang saya rasakan agar dapat mengalir dengan luar biasa deras ke muara kelegaan.

Lalu saya tahu, Belum saatnya saya pergi, masih ada janji yang harus ditunaikan, masih ada pelajaran di bangku kuliah yang belum di selesaikan, dan ternyata, masih ada hal menarik yang tidak pernah saya bayangkan (seperti harga sebuah software misalnya :p)

Dulu, saya berjanji memberikan loyalitas selama saya masih bisa berkembang, dan hampir saya merasa tidak bisa bergerak lagi di bawah wadah pemikiran yang terlalu sempit untuk menampung saya, ah, company ini masih punya ruang kosong di pojoknya ternyata, saya ke sana dulu, siapa tahu ada cukup tempat, sampai kewajiban saya terpenuhi semuanya :)

OK then buddy, Thanks for knowledges sharing, thank for the ciggaret :)