Halaman

Selasa, 19 Mei 2009

sekarang, aku beranjak...

cukup dingin, masih ada penat yang tersisa setelah seharian bergumul dengan kode, face book, soal TPA, dan messenger yang selalu menyala meskipun aku tidak pernah membalas pesan apapun yang masuk.

agak kemalaman, hingga tidak ada satupun ojek lagi yang bisa kuminta membawa tubuh ringkih ku ke depan komplek itu. aku berjalan sambil menikmati gelap dan tembakau. aku berjalan, tenggelam dalam navigasi ku yang payah dan lintasan kenangan tentangmu.

pedang kenangan terasa lebih nyata daripada angin yang menusuk-nusuk. aku pasrah, terlarut dalam sesal akan cinta yang tak pernah sampai, tentang pertengkaran kita, tentang fase-fase dimana kita berubah dan bermetamorfosa.

aku ingat betapa bencinya aku padamu di satu fase itu, dan betapa kemudian aku mencintaimu saat aku melewati fase lain dan kau pun berpindah ke fase berikutnya. seperti itulah hidup mempermainkan kita yang lemah.

ini tentang " hasbunnallah wa ni'mal wakil nikmal maula wa nikman nasir" yang selalu kau sampaikan.

dan sekarang aku di sini, terus melangkah masih enggan berhenti. di kota berikutnya yang kusinggahi dan semoga untuk waktu yang sementara. belajar berkarya dengan yang kupunya, terus mencari ilmu sampai aku gila, persis seperti yang kau minta.

seperti yang kau mau, aku jelajahi semua ceruk yang tidak sempat kau lewati, dan aku belum berhenti, aku ingin menggantikan mu melintasi benua-benua yang belum tercatat di kenanganmu. aku tidak akan berhenti sampai mati, janji.

sekarang aku ingin belajar lagi, melintasi apa yang dulu selesai kau pelajari sampai habismu. aku mohon izin pa, aku pergi...

shelter busway! segera kututup, kusimpan baik-baik, membeli tiket, pulang, tenggelam di malam.