Halaman

Senin, 20 September 2010

Pengetahuan

Berjam-jam lama nya aku terpekur menatapi layar monitor setelah sang kekasih di seberang lautan sana pamit mundur memasuki mimpinya. seharian menyelesaikan coding dekomposisi gelombang dan malam ini melakukan uji coba pada data riil. aku termenung, mecoba lagi data yang berbeda, lagi, lagi, lagi,lagi,lagi,lagi...

Entah bagaimana dunia di luar sana, entah berapa banyak lagi orang yang tewas di afganistan hari ini, entah berapa banyak orang-orang kelaparan di luar sana, berapa orang yang hari ini tidur di jembatan penyebrangan antara setra mulia dan pasar festival... aku tidak tahu lagi,...

lalu sejenak aku berhenti... mengusap muka... apa yang sebenarnya aku cari??

aku hanya haus.... tidak tahu berapa banyak air yang sepantasnya aku reguk, tidak peduli apakah air itu akan berguna atau justru merusak tubuh manusia-ku yang rentan.

aku hanya puas... begitulah tepatnya... puas setelah memahami apa yang ditulis oleh para orang-orang pintar itu. berhari-hari, berminggu-minggu, akhirnya aku memahami sepenggal tulisan "...memberikan kemampuan generalisasi yang lebih baik." aku bahagia dengan caraku, aku bahagia dengan duniaku, aku bahagia menemukan hal-hal lain yang harus dicari jawabannya.

kawan, aku tidak secerdas mereka-mereka dengan ipk 4 semasa kuliah, aku cukup tertinggal dibandingkan kawan-kawanku, tapi inilah kebahagianku,.... ketika butir-butir pengetahuan itu merasukiku dengan cara-caranya yang unik. lalu aku bertanya, semua ini untuk apa??

tapi mereka hanya memandang bila aku pemegang rekening dengan saldo yang besar...
dengan terpaksa aku mengusahakannya.

tapi jiwa-ku di mana?
tapi guna-ku apa?

kutinggalkan masyarakatku, asyik dengan kitab-kitab dari negeri yang jauh.
hidup di awang-awang... terkadang rasa bersalah merebak kesekujur tubuh menjadikan lagi-lagi aku tidak bisa tidur malam ini, tapi aku bahagia. apa ini salah??

belajarlah nak, apa saja hal yang sekiranya baik dan bisa kau pelajari.

aku mengingat baik-baik nasehat lelaki itu. saat aku lelah, saat aku merasa sangat bodoh, saat mulai membuka buku asuransi yang tidak aku mengerti, saat aku mulai belajar meditasi, saat aku mencoba memahami pasar uang Indonesia, saat mencoba memahami dinamika ekonomi, saat membaca buku-buku politik yang luar bisa berbelit-belit, saat mencoba mengikuti sidang-sidang DPR yang penuh interupsi. saat mengamati tempat tidur kaum-kaum papah di jakarta, saat melihat angka laporan kriminalitas yang meninggi di ibukota.

Ini untuk apa? Ini buat apa? Ini cinta ku pada diriku sendiri??

subuh datang,... bintang-bintang hilang,... belum tidur.. bergegas ke kantor demi gajian di akhir bulan sekedar untuk makan. bahagiakah aku??

seharusnya iya,..
tapi mereka hanya meminta presentasi yang bagus saja...
maka itu lah yang akan aku persembahkan.

Betapa bahagia thomas alpha edison dengan bengkel kerja nya sendiri. dengan penemuannya yang berguna hingga detik ini. akhirnya aku iri.

11-15 oktober, hari-hari dijadwalkan bertemu dengan cat modeler kelas dunia, sekaliber charles scawthorn... aku berdebar-debar seperti jatuh cinta rasanya, semoga ekkspektasi ini tidak terlalu berlebihan. kesempatan untuk belajar dan mencari tahu... adalah hal-hal yang patut disyukuri, adalah moment-moment indah yang layak dikenang seperti pernikahan dan kematian. sampai sekarang aku tidak mengerti apa yang disyukuri orang-orang ketika mereka wisuda lalu bergegas memasuki dunia kerja yang untung rugi.

sinar matahari muda menyinari aku yang berjalan tersuruk-suruk menuju sepotong meja ajaib pemberi duit. matahari itu semuda aku, dengan rutinitas yang sama membosankan. aku bahagia dengan kesempatan-kesempatanku... sekaligus kecewa dengan terampas nya kebebasan ku.

bahkan untuk belajar sekalipun! kita telah dipaksa menyerahkan kebebasan!

begitulah sistem pendidikan dibuat! begitulah kebahagianku seperti malam tanpa tidur dan perenungan-perenungan semacam ini dirampas dengan deadline tugas dan pekerjaan! begitulah gairah ini dirampas lewat rutinitas!

di manakah tempat yang sedikit luang agar aku tidak dihimpit waktu dan menikmati proses demi proses kemajuan dalam belajar?? agar aku dengan keringkihan ku, beserta kaum-kaum muda yang penuh gairah tidak apa-apa memahami sedikit lebih panjang namun tetap berkesempatan melongok sudut-sudut kota, membaur dengan mereka yang lapar dan susah, lalu kembali dengan solusi dari sudut-sudut diskusi yang kecil-kecil saja.

aku ingat seorang sahabat mengambil gitar beberapa minggu yang lalu, setelah membisikkan hal-hal yang kira-kira sama, tentang betapa sulitnya beliau mencari sponsor untuk menuntut ilmu ke negeri hittler sana. betapa dia terikat dan hampir-hampir tidak bisa lepas, betapa belenggu secara tidak sadar telah kita ciptakan sendiri, betapa hari itu dia bahagia dengan kebebasannya...

Give me freedom
Give me fire
Give me reason
Take me higher

Dia berdendang senang :)

aku tidak takut hidup miskin, aku tidak pernah takut untuk menghadapi gelombang, hanya saja aku takut menjalani semuanya dengan tidak bahagia.

kecuplah bibirku "keikhlasan", merasuklah ke nadiku!

rasanya aku mendengar lagi celoteh tentang berkebun bunga, kembali menjadi orang desa, menekuni hal-hal yang bisa dengan bebas dipilih sendiri. setelah bekal-ku cukup... begitulah aku. katamu kala itu.

kecuplah bibir kami "keikhlasan", merasuklah ke nadi kami!

Tidak ada komentar: