Halaman

Jumat, 15 Januari 2010

Dalam Kabut

masih pagi, kami dan ibu-ibu pencari kayu menembus kabut
dengan jarak pandang satu-dua meter, tertatih melintasi curam pananjakan.

tidak apa hari ini tidak terlihat matahari pagi, selimut putih kabut ini pun memberi kita banyak pelajaran bearti.

kita yang muda berjalan dengan tawa, berani, beelari, menderapkan kaki, menembus kabut menjejak pasir, menuju kaldera

mereka yang merasa bijaksana dengan umurnya bersembunyi di dalam kabut dalam sunyi, intropeksi, meditasi, tapa brata, atau justru lari, karena jaman sudah berganti.

ini hari milik kami... orang muda yang masih berani, yang sanggup menghadang panser dengan benteng semangat, yang akan berbahagia bila mati muda... begitu teriak kalian kawan... aku diam saja, entahlah,... masihkah aku seperti kalian??

puisi ini dari jiwa yang gamang, dari sejuta tanya di balik kabut pada lautan pasir sebuah kaldera, bromo masihkah kau menyimpan tanya ku? aku masih mencari.... jawaban tidak kutemukan di puncak mu, seperti tuhan yang tidak dia temukan di jayawijaya!

Tidak ada komentar: