Halaman

Jumat, 04 April 2014

Pompeii by: robert harris



Harris benar-benar mengagumkan, itulah kesan saya ketika menyelesaikan karyanya yang terbit tahun 2003 ini. 

Sejatinya pompeii berjalan lambat di chapter-chapter awal dan menjadi perlahan menjadi cepat kemudian mendebarkan ketika menginjak saat meletusnya vesuvius. Seperti karya harris yang lain, buku ini syarat dengan hasil riset yang hati-hati. Harris benar-benar menghidupkan kembali pompeii, aqua augusta, berdasarkan hasil riset arkeologi sehingga secara deskriptif novel ini benar-benar berbicara!

Dari kutipan vulkanologi yang ada di setiap pembukaan chapter, secara pribadi saya merasa paham betapa kerasnya usaha harris menyajikan novel ini ke tangan pembaca.

Kararter tentu salah satu kelebihan setiap novel harris. Semangat, kepedihan, dan rindu Attilius dikabarkan kepada pembaca lewat bebagai tikungan pada cerita, di sela-sela deskripsi tempat dan kejadian sejarah. Dahaga sang laksamana Pliny akan pengetahuan dan ketegasan, wibawa, karisma, serta keras kepalanya dikisahkan dengan cara yang cantik, perlahan, seolah kita diajak menyelami samudera pemikiran oleh pliny itu sendiri.

Meskipun sulit membayangkan seorang perawan muda, kaya, yang berjiwa pemberontak dengan tekad seperti corelia pada masa itu, harris memberikan porsi yang tepat bagi corelia dalam kisahnya.

Tokoh favorit saya? Pliny sang laksamana, ilmuwan yang kelak namanya diabadikan sebagai salah satu tipe letusan gunung api yang berkarakter sama dengan letusan vesuvius yang diamatinya. :)

Tidak ada komentar: