Halaman

Minggu, 29 Juni 2014

Mama

Perempuan ini seingatku hanya pernah memarahiku sekali. Saat aku masih kecil, di usia 10 tahunan. Marah yang begitu diam, marah yang sepi. Hingga kemudian beliau tidak pernah memarahiku lagi hingga detik ini. Aku, sekuat tenaga berusaha mematuhi dan membahagiakan dia. Sungguh bukan hal yang sulit, karena kebahagiannya adalah bila kami putra-putrinya berbahagia. Tapi tetap saja ada kalanya aku membuatnya sedih meski tidak kemudian menjadi marah. Dia akan menangis dalam diam saat aku berbuat salah, menatapku dengan sunyinya yang selalu, lalu mengelus kepalaku tanpa meninggalkan kata-kata. Dari sunyi-nya aku belajar, bahwa kata-kata tidak selalu diperlukan, sunyi kadangkala mengajarkan kita dengan lebih baik.

Tidak ada komentar: