Halaman

Selasa, 22 Mei 2012

Perjalanan


Malam masih terlalu muda untuk mengantar kami tidur. Suara binatang malam, debur ombak, angin semilir, kekasih dan sahabat-sahabat dekat adalah penjuru pemikiran yang hadir diawali lewat kenangan-kenangan, kemudian diloncati harapan-harapan hingga mencapai pertanyaan-pertanyaan.


Aku tentu mengingat ceritamu kawan, tentang patah hati, tentang kunang-kunang di Purwakarta, tentang seorang diri melintasi hutan dan jalan panjang, tentang semalam di Cianjur, dan sekarang, di atas pasir-pasir kau memasrahkan diri pada pertanyaan ; "Sebenarnya, apa yang mereka cari dalam setiap perjalanan?" Pertanyaan kepada semua pejalan, pertanyaan pada gelisahmu sendiri, pertanyaan karena kau tidak menemukan jawaban yang kau cari dalam hutan dan kesendirian.

Bukankah seharusnya setiap perjalan men-dewasa-kan?

Ah, pada malam dalam jubah gelap-nya aku jatuhkan seluruh kesah. Resah menggelayuti bayangan nihilisme di paru-paru kiri. Apa yang sebenarnya mereka cari dalam setiap perjalanan-nya? apa yang sebenarnya aku cari dalam perjalananku? uang? kaya? nama? pengetahuan? pintar? jadi makhluk sosial? orang suci?…. atau hampa?

Kaum bergegas? siapakah engkau? hai! hendak kemanakah dikau?

-Di antara bintang, malam dan kerang. Ujung Kulon, 2012

Tidak ada komentar: