Halaman

Senin, 19 November 2012

Hujan di kampus ganesa

Titik-titik seperti anugerah dari surga
Mampir di sore hari
Menghambat langkah pulang ke pelukan kekasih
Memberikan sedikit waktu untuk terasing sendiri
Mentafakuri hidup
Mensyukuri mimpi dan semua yang telah dijalani
Hati berkelana entah kemana
Merasa kecil dilingkung oleh gunung di sekeliling bekas danau purba
Ini juga perasaaan yang purba
Bahagia pada angan ecto, meso, dan endo
Lalu nikmat mana yang kamu dustai wahai palupi?
Lalu belum jugakah pencerahan itu merasuki jiwamu yang lelah mencari?
Di sinilah kamu, terasing dalam sepi yang sendiri, bahagia dalam damai yang sepi.
Ditemani hujan, double helix kampus ganesa menjadi romantis lagi. Kenangan tentang pertemuan-pertemuan dan janji menunggu dia selesai untuk kau hantarkan pulang.
Dia yang sekarang menunggu bersama kombinasi 23 pasang kromosom baru.
Lalu nikmat tuhan yang manakah yang kamu dustai wahai palupi?

Fa biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdziban??

Tidak ada komentar: