Halaman

Selasa, 19 November 2013

Padang Bulan - cinta di dalam gelas by andrea hirata

Dua cerita ini di muat bersisi-sisian. Ditulis saling berkebalikan dalam satu buku. Pengemasan yang unik, saya suka.

Kau tidak harus membaca quartet andrea hirata yang legendaris itu untuk menikmati buku ini. 

Mengambil setting kampung halaman nya secara penuh mengingatkan kita pada laskar pelangi.

Meskipun tokoh utama telah dewasa di sini, kecerian anak-anak seperti yang kau jumpai di laskar pelangi tetap kental dengan romansa yang hanya sedikit bertambah.

Dalam kisah yang ini bercerita tentang hal-hal yang saya sukai. Kopi, catur, detektif, cemburu ya hal-hal manis sedemikian yg disusun dengan penyampaian khas melayu andrea. Sederhana, menggelitik.

Selain tekad enong, tidak banyak bumbu pembakar semangat di sini. Pesan-pesan tersembunyi rapi dalam kisah yang mengalir halus. Nyaris tidak terdeteksi, sarkas yang sangat cantik menurut saya.

Kalau saya boleh menilai, dua kisah ini lebih baik dari edensor, namun belum memasuki level laskar pelangi, dan tidak seserius sang pemimpi.

Karakter dibangun dengan sangat kuat. Bahkan tokoh paling sedikit muncul seperti mapanga pun terasa memiliki karakter yang kuat, ini jelas kelebihan andrea sehingga kita boleh mengabaikan gaya bahasa nya yang sebenarnya begitu-begitu saja.

Sebagai penikmat, saya justru sangat ingin tahu apakah kelak andrea bisa hidup tanpa cerita dari belitong ini? Mungkin dia akan tertatih seperti Rowling saat mengakhiri harry potter dan menulis romansa?? Atau seperti ketika pidi berkolaborasi dengan happy salma menghasilkan karya yg buruk? (menurut saya setidaknya) Entahlah! Mari kita tunggu  :)

Tentang buku ini?? Indah, itu saja :D


Tidak ada komentar: