Halaman

Rabu, 06 November 2013

Kenalilah orang-orang di sekitar mu

Hai Bumi, saat ini kau baru pergi sama Miu, ke dokter untuk divaksin. Kau kami vaksin segala rupa agar kuat, persiapan untuk segala perjalanan mu kelak :D

Obrolan piu dengan beberapa kawan tentang pandangan hidup akhir-akhir ini jadi cukup menarik, karena nya piu tuliskan di sini, agar kelak ingat supaya bisa piu sampaikan lagi kepadamu.

Adalah baik, sangat baik malah mengetahui pandangan hidup dan mengenali kisah-kisah orang besar di sekitar mu ataupun pada masa lalu. Tapi tentu tidak kalah penting untuk melakukan pengamatanmu sendiri dan hidup sesuai jalan yang kau pilih.

Musashi sang pendekar pedang pernah menulis sekali bahwa kau tidak akan mengenali dirimu sebelum kau mengenali musuh-musuh mu. Kalau piu sih sangat sepakat dengan ini. Terlalu sombong bila kita merasa cukup dengan kebesaran pemikiran kita sendiri, kelak tak ubah kita menjadi katak dalam tempurung, merasa pusat alam semesta satu-satunya berada dalam diri kita, lalu egosentris akan merajarela. 

Piu cuma mau berpesan, kelak saat kau besar bacalah marx, kenalilah buddha, bacalah weda dan al-quran, tertawalah bersama pagi dan senja di berbagai belahan dunia, lalu berkenalanlah dengan hatta, soekarno, JFK, stalin, ernesto guevara, castro, pelajarilah hidup kanjeng nabi yang mulia. Kunjungilah pantai, laut, gunung, padang pasir ataupun savanah. Singkatnya bukalah cakrawalamu, lalu kau berjalan dan melangkahlah sesuai keyakinan yang kau tumbuhkan sendiri dalam dadamu. 

Ah seperti lagu itu, piu terus berdoa agar kamu berguna bagi sesama, menjadi muara sukacita, makhluk yang menebarkan cinta dalam setiap langkah.

Ketika malam menurunkan jubah nya di hari-hari mu kelak, piu berharap kau menyempatkan waktu sejenak larut dalam perenunganmu sendiri, tapi ketika fajar menyingsing piu berdoa kau bangun lagi dan berbaur dengan masyarakatmu, masyarakat kita. Tidak peduli besar atau kecil, piu selalu dan akan Selalu berharap baktimu bagi masyarakatmu. Bakti pada society yang tidak dibatasi ras, agama, atau batas-batas absurd lain seperti negara.

Nah sekarang kau tumbuhlah dulu dengan gagah, minum yang banyak, piu masih akan terus mendongengkanmu kisah-kisah dari berbagai belahan dunia dan menyenandungkan utara senja dan bumi kelana atau dylan atau joan baez atau MLTR untuk menghantar tidurmu, lain waktu kita akan bersenandung lagu the panas dalam buatan pidi baiq atau naik-naik ke puncak gunung.

Kami mencantumkan kata kelana bukan tanpa sebab di ujung nama-mu. Itu sebentuk harapan, doa yang akan kau bawa selalu diperjalananmu, agar raga dan jiwamu terus bergerak, menyesap pengetahuan dan kebijaksanaan dalam setiap gerak itu, tak perlu tujuan pasti, karena yang pasti harus dituju cuma mati. 

Namun tentu kami hanya mampu menempatkan begitu rupa banyak harapan padamu, tapi hidup itu sepenuhnya milikmu. Percayalah, piu mencoba menerima hal itu sepenuhnya, dari sekarang, bahkan dari sebelum kau hadir di sini bersama kami :D

Duh gusti, jaga selalu ini buah hati kami, Amiin... Amiin... Amiin.

Tidak ada komentar: