Halaman

Rabu, 13 November 2013

Hujan dan syukur

Di dalam lagu si tardjo, hujan disebutnya anugerah. Iya, mengesampingkan banjir atau badai juga saya setuju sekali :D

Dalam perjalanan menuju ganesa dan dalam hujan yang ini saya panjatkan syukur yang dalam.

Syukur atas adanya ibu penjual lotek yang saya beli, syukur atas segelas kopi, syukur atas istri cantik di rumah, syukur atas anak yang tampan. Syukur atas segala yang diberi hingga detik ini.

Hidup tidak pernah membosankan, persimpangannya selalu mengejutkan.

Dalam hujan yang ini saya masih menghisap dalam tembakau rasa mentol, pikiran saya diliputi bahagia.

Saya bersyukur pada tuhan yang memberi ini semua. 

Semoga perang segera usai, luka-luka dihapuskan, dan teriakan revolusi yang dipekik kan tinta darah tidak perlu lagi ada.

Angin bertiup pelan, saya tahu harapan saya mulai melewati batas. Orang yg tidak berbuat apa-apa macam saya mungkin lebih baik diam saja.

Aduh hampura gusti, ini manusia meuni bersyukur sambil meminta lagi dan lagi dan lagi dan lagi.

Hujan adalah aa...aaaanugerah.

Tidak ada komentar: