Halaman

Jumat, 11 Oktober 2013

Optimis

Iya, kali ini tentang sifat yang ini. "Optimis", mudah dikatakan sulit dilakukan, seperti umumnya sifat-sifat baik lainnya :D

Kata ini mengaduk lagi kenangan, duhhh... Ya begitu itu, manusia itu memoris tulis seorang kawan, dia yang mengingat, memang begitu mungkin sehingga begini kenangan kembali lewat beragam cara :)

Ceriteranya tentang seorang bocah kelas lima SD yang mau ikut lomba menulis ka ga nga, itu tulisan kuno daerah bengkulu sana. Sial, dia tidak terpilih mewakili sekolahnya, memang tidak cukup bagus tulisannya :p dia pulang dengan muram, bertemu ayahnya di muka pintu rumah mereka. Sang ayah yang baik menangkap durja di mata buah hatinya yang itu. Dia tahu, pasti sang anak tidak terpilih dalam seleksi, ditariknya bocah yang sedih itu, didekapnya erat.

Esok kedua ayah-anak itu pergi ke sbuah gedung, tempat pendaftaran lomba menulis yang ingin diikuti si bocah. Sang ayah mendaftarkan anaknya, tidak mewakili sekolah, bayar sendiri sebagai peserta umum saja katanya. Anak tadi kaget, bukankah ditingkat sekolah saja saya kalah, begitu bisiknya lesu pada sang ayah dalam perjalan pulang mereka. Ayahnya diam tak langsung menjawab ketika itu.

Sesampai di rumah mereka, sang ayah membuat dua gelas teh manis hangat. Satu untuk dirinya sendiri, segelas buat buah hatinya yang ini. Mereka duduk diteras rumah mereka yang kecil, rumah bedeng tiga pintu, dua pintu lagi milik tetangga, cuma satu milik mereka. Berdua mereka menikmati senja dan teh manis hangat.

Sang ayah memandang lurus ke atas, ke semburat jingga di langit sana pelan berbisik seperti pada dirinya sendiri. "Optimis" katanya. Anak kecil di sebelahnya membalas dengan tatapan bingung. Sang ayah mengalihkan tatap nya ke wajah putra nya, lalu berkata. Kata itu singkat tapi sulit dilakukan, optimis artinya kau selalu merasa yakin bahwa kau bisa, tidak peduli sesulit apapun itu. Dengan optimis maka kau bisa melangkah, masalah gagal dan kalah itu tak mengapa, setelah maju dan mencoba baru kau boleh berserah, kemudian hadirkan syukur bila kau berhasil dan jangan letih untuk terus bangkit bila kau jauh.

Ceramah sang ayah berhenti di situ, ia masuk ke dalam meninggalkan sang anak dalam bingung yang diam.

Esok nya sang anak ikut berlomba dengan semangat, lalu kalah dan pulang juga dengan semangat yang sama karena menggenggam hadiah dari sang ayah untuk telah optimis mencoba.

Hari ini anak yang sama ingin berterimakasih untuk pelajaran yang itu, meski dengan cara yang paling sederhana, sekedar mengingatnya lagi saja, terimakasih :)


Tidak ada komentar: