Halaman

Senin, 20 Mei 2019

taking the next steps

Well, mysterious power of life did it’s magic again. Hidup sebagai full enterpreneur khusus nya di dunia network jelas menempatkan saya sebagai newbie yang harus belajar banyak. Tentang busuknya persaingan yang ratusan kali lebih kejam dari pada politik kantor hahaha tentang uncertainty yang selama ini selesai lewat model di komputer tapi kali ini harus ditantang dan diselesaikan lewat berkali-kali lobi dan pertemuan, tawar-menawar alot, pertemuan-pertemuan dari gelap hingga pagi menjelang di dunia nyata. Dunia yang kejam, tapi menarik dan menjanjikan. Tapi keajaiban demi keajaiban tidak habis-habis menghampiri saya, dan jelas saya bersyukur untuk segala hal.

Beberapa saat lalu, jaringan yang kami bangun berada di titik nadir saat satu-dua anggota mulai bertingkah. Tapi sesaat kemudian, kembali kejujuran menyelamatkan kami. Teman-teman yang baik turun tangan membantu, apa yang saya pikir harus kami hancurkan dan tinggalkan ternyata bisa ditata dengan lebih baik, dengan dukungan dana yang semakin kuat dan keterikatan antar sel yang lebih baik juga, komunitas baru lahir dari debu! Ajaib kata saya!

Kali ini saya mengambil langkah, mengunci semua properti intelektualitas yang jadi nilai jual kami dan menjadi lebih cerdas memilah-milah pada siapa kami membuka diri. 

Permainan menjadi jauh makin meningkat, makin besar, dan makin rawan konflik -hal yang selalu saya hindari selama ini. Tapi rasanya saya tidak bisa terus-terusan bersembunyi, jika ingin melangkah jauh, langkah-langkah besar justru krusial diambil di awal perjalanan untuk melepaskan diri dari belenggu kenyamanan, memperluas zona baru dengan area bermain yang baru.

Sekalipun berkata siap, saya tidak bisa memungkiri bahwa saya cukup gagu dan terkejut mengetahui magnitudo baru permainan kami, angka baru, target baru, dimensi baru yang lagi-lagi harus kami hadapi. Tidak bisakah sejenak bersantai menikmati anugerah yang ini? Tanya saya pada seorang senior. Berhenti bergerak maka kamu hilang, everything will vanish from your hand! Begitu katanya. Well... saya pikir dia ada benarnya, lagian... sejauh ini langkah kami belum benar-benar jauh, sementara cita-cita masih tergantung tinggi di awang-awang.

Escaping cubicle is one thing, tapi jelas dia bukan tujuan. Saya membuka lagi lembar-lembar catatan berisi target-target baru yang mau kami capai, saya baca ulang pelahan-lahan. Kemudian ketakutan kembali menyerang, ah... besar sekali, semua terdengar seperti omong kosong. Saya tutup semua dan tidur!

Saat terbangun, matahari sudah tinggi, saya diam sejenak berusaha mengingat ini hari apa, lalu teringat ketakutan besar saya sebelum tidur subuh tadi, tapi kali ini rasa takut itu sudah jauh berkurang, diganti sedikit kebahagian dan optimisme baru... bukankah kalau mimpimu tidak membuat mu bergetar ketakutan itu bearti dia tidak cukup layak untuk diperjuangkan? Bakal sulit memang, tapi sejauh ini pun kau sudah melampaui apa2 yang dulu kau pikir sulit dan mustahil bukan? Saya berbisik pada diri saya sendiri. Saya juga ingat pelatih saya sering menulis; kalau semua orang bisa, maka saya tidak lagi menginginkannya!

Sementara beberapa orang sibuk menduga saya mengerjakan apa. Beberapa bahkan perlu konfirmasi saat beberapa orang mengatakan sekarang saya bekerja untuk mantan bos saya dulu hahaha 🤣 yaaa kebiasaan mereka menebak-nebak kemudian langsung bicara menurut si ini menurut si itu tanpa pernah benar2 mencari tahu ahahaha saya masih mencoba berprasangka baik mereka tidak pernah tahu akibat kelakuan mereka! They are just too stupid 😝

I’m taking the next step.

Tidak ada komentar: