Halaman

Selasa, 04 Juni 2013

imperium by: Robert Harris

Ini sebuah novel, bagaimanapun dia melibatkan banyak peristiwa sejarah penting romawi yang dikenal dunia pada masa hidup cicero sang orator ulung, dari masa dia seorang pelajar hingga meraih ambisinya menjadi seorang konsul (jabatan tertinggi di republik romawi ketika itu) sesaat sebelum masa kekuasaan Caesar yang melegenda.

Yang lebih menarik lagi, Novel ini ditulis dengan sudut pandang Tiro, budak yang mejadi sekretaris Cicero yang menciptakan sistem stenografi untuk menangkap kata-kata majikannya yang keluar secepat deru samudera mengguncang peradilan maupun senat.

Tiro diketahui memang pernah menulis tentang cicero meskipun naskah itu kemudian lenyap, dan sebagian besar kejadian dalam novel ini merupakan kejadian yang sungguh-sungguh tercatat dalam sejarah. Hal-hal ini menambah nilai novel ini disamping cara penyampaian dan pilihan frasa yang cerdas.

Pembaca dibawa mengikuti degup jantung Tiro yang menguping rapat konspirasi kelompok Crassus dan Caesar, seakan kita ikut terjepit dalam pilihan sulit Cicero yang disaksikan oleh Tiro, atau ikut merasa jijik melihat Perzinahan Caesar yang tidak sengaja dipergoki oleh Tiro.

Meski Cicero adalah pusat novel ini, tapi Hortensius, quintus, Tiro sendiri, atau therentia istri Cicero, dimainkan dengan begitu cantik sehingga membuat kita dapat merasakan persaingan antara cicero dengan Hortensius, atau cinta yang tegang antara sang tokoh utama dengan istrinya. Tokoh favorit saya adalah Lucius sang adik, yang mati bunuh diri dalam putus asa.

Setelah menyelesaikan Sejarah Dunia Kuno dari Susan W Baeur, novel ini menjadi penghibur yang baik menemani liburan saya sambil mengingat-ingat apa yang ditulis Mrs. Baeur pada masa-masa hidup cicero yang lebih berfokus pada nama-nama yang lebih besar pada masa itu seperti Pompei agung, Spartacus, dan tentu saja Julius Caesar.

Stenografi Tiro mungkin sudah mati sekarang digantikan recorder, tapi sistem peradilan dengan mengajukan saksi dan berganti giliran antara pengacara dan penuntut ala Cicero saat mendakwa Verres masih hidup hingga sekarang. Dua hal lagi yang menjadikan saya merasa harus merekomendasikan novel ini :)

Tidak ada komentar: