Halaman

Minggu, 03 Juli 2011

Dan manakah yang menjadi tujuanmu??

Ada satu ketika ketika aku ingin menjadi sedemikian sempurna, atau setidaknya, aku tidak ingin ada orang yang memaki karena aku. Jangan salahkan aku, begitu namanya lumrah, diajarkan budaya disesaki dogma.

kemudian aku lalui jalan setapak di pematang gunung, menyusuri lembah-lembah dingin dan menghitung kerlip bintang malam di pesisir-pesisir laut mana saja yang bisa aku jumpai. desau angin dan riak sungai adalah teman, harmoni mereka tak pernah berubah kendati kau marah atau kecewa. Dia yang selalu bernyanyi dengan melodinya sendiri... tak pernah berubah kendati kau diam atau banyak bicara.

Desau angin dan riak sungai adalah guru, yang mengajari aku untuk berpegang teguh pada keyakinanku. Biarkan manusia menggugatmu, dan kebenaran hanyalah tuhan yang tahu.

Berbaik-baiklah dengan hati, bermain dengan pikiran kadangkala menjadi berbahaya saat kita terlalu peduli pada pandangan mereka-mereka, sedang kebaikan hanya tuhan sajalah yang menghitung segala.

Desau angin dan riak sungai juga mengajariku satu hal lagi... yaitu agar aku membagi rahasia ini denganmu... bahwasanya kita tidak akan pernah menjadi sempurna.

Kemarilah,... rapatkan bahumu ke dadaku... peluk aku erat-erat dengan seluruh jiwamu dan cukupkan hatimu dengan cintaku... lalu kita akan bersama-sama menikmati desau angin dan riak sungai ini.

-Singapore river, 04 07 2011

Tidak ada komentar: