Halaman

Selasa, 01 Februari 2011

Perempuan itu...

Sepiring nasi dengan lauk yang menggoda tersaji, sendok dan garpu di tangan. Selamat makan...

Dia datang, usianya sama dengan adik perempuanku yang paling bungsu, sekilas aku lihat tubuh nya ringkih, hanya tersisa kulit membungkus tulang-belulang, sungguh berbeda dengan adik kesayangan ku yang gempal itu. Nasi dengan lauk nya lebih menarik, aku makan, ayam bakar terasa nikmat.

Senjatanya kotak semir, menawari kami jasa untuk membersihkan sepatu, menggosoknya agar kembali bersih- mengkilat. Kami tak bergeming, hanya menghadapkan telapak tangan tanda penolakan. Makanan ini masih terasa nikmat.

Dia duduk di pojok dekat pintu, terkantuk-kantuk, mukanya lapar. Kami usai makan, membayar, lalu melewatinya pulang kembali ke kantor mengerjakan pekerjaan yang entah dengan perut kenyang dan hati senang. Makanan tadi masih terasa nikmatnya.

Hati ini dari apa?? Resistensi itu akhirnya hadir... Membuat mata yang melihat menjadi tak berguna... Memenuhi rongga-rongga hati dengan baja-baja keras yang anti peluru.

Kami ini apa?? Makhluk sosial yang bagaimana?? Mengapa hati tidak mau berempati??

Lalu aku sadar... Sudah lama... Sampai aku lupa... Kapan terakhir kali nurani datang, mengetuk pintu, lalu berbagi secangkir kopi hangat dan selautan cerita.

Terkutuklah!
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.

Tidak ada komentar: