Halaman

Minggu, 21 Juni 2009

2 februari 2009

Dalam perjalanan yang entah ke berapa, bandung-jakarta, sepulangnya aku ke pelukanmu. malam yang berbicara lewat hujan, travel itu berhenti di salah satu sudut kotamu, aku ikut turun bersama sopir yang punya perlu dan aku yang butuh candu.

kuambil racun keparat itu sebatang, aku nyalakan, memenuhi rongga dada dengan asap menthol.... aku lihat kalian,kakek - nenek, sepasang adanya. trotoar buah batu itu tempat tidur kalian malam ini, mungkin ranjang pengantin kalian, sesosok tubuh membisikkan tentang kalian yang bertemu di jalan, jatuh cinta, tumbuh dan tua dengan keadaan yang kian buruk setiap harinya. bahkan hubungan kalian tidak di ikat oleh apa-apa.... tak mampu kalian bayar seseorang untuk menikahkan kalian, pun biaya penghulu terlalu besar dibanding perlu kalian yang selalu minta makan.

aku menyalakan kamera ingin mengabadikan moment itu,... moment saat sang pria renta memetik setangkai bunga untuk perempuannya yang terbalut kain lusuh, basah, namun setia. shutter sudah ditekan setengah... lensa sudah fokus .... sebelum aku memutuskan untuk tidak se-egois itu .....

aku minta maaf kepada kalian berdua, lebur dan matilah kalian dalam cinta, semoga berbahagia, mematikan rokok, kembali ke bangku, mereka-reka sang pria berkata apa...
mungkin begini :
Ini setangkai kembang, satu-satunya yang bisa aku berikan padamu....

Tuhan, nistakah aku berpaling dari rahmatmu??

Tidak ada komentar: