Halaman

Rabu, 04 September 2019

TERIKAT

Perempuan itu salah satu kesayangan saya. Petualang keras kepala, niat nya batu. Sedikit bicara, banyak kelana-nya.

Biasanya dia bebas naik ke gunung mana saja, menapaki pantai mana saja, turun ke gurun, menikmati negeri Sakura. Dibanding saya, dia petualang terbesar di keluarga.

Virus itu diam-diam naik ke kepala, menurunkan kesadarannya tanpa kami curiga. Adik kesayangan kami diuji lagi. Malam ini, hati saya berkeping-keping melihat tangan nya yang dulu terkepal meninju langit biru harus kami ikat ditepi ranjang agar tidak mencopoti kateter dan jarum infus.

Saya tidak tahu bagaimana mencari penghiburan selain menulis blog yang tidak dibaca siapa-siapa ini. Kalaulah bukan lelaki tertua yang harus menjadi paling kuat di antara semua, mungkin saya sudah menangis meraung-raung. Tapi untuk dia, tidak boleh begitu, kami harus kuat, agar bisa membawanya kuat.

Ayolah bangun petualang Merah, kita masih harus menekuk lutut dunia dan meninju langit biru sekali lagi, bersama ya!

Abang-mu ini juga bisa resah lho dek :( Cepat Bangun!!

Tidak ada komentar: