Halaman

Sabtu, 16 Maret 2013

Douwes Dekker : sang inspirator revolusi

Ah ternyata Douwes Dekker 3 serangkai bukan multatuli sang penulis max havelar. Guru sejarah smp saya telah salah mengajarkan saya dan saya baru menyadarinya 13 tahun kemudian ckk luar biasa. Call me stupid :)

Berawal dari kesadaran itu saya ambil buku ini dari rak buku di gramedia. Seri buku dari KPG dan tempo, biasanya bagus :)

Buku ini mencoba membedah pribadi sang ernest douwes dekker yang kemudian digelari danudirdja setiabudi oleh Kusno ; murid, teman, sekaligus presiden pertama negara yang sama-sama mereka perjuangkan.

Ernest yang dibesarkan dengan legenda max havelar dari Eduard yang tidak lain adalah saudara kakek nya bagi saya adalah pribadi yang menarik. Bukan hanya karena namanya diabadikan sebagai salah satu jalan di kota bandung tempat ia akhirnya menghembuskan napas terakhir di salah satu rumah di sisi jalan itu, melainkan karena rekam jejak nya. Dia salah satu dari tiga bersaudara yang terjun ke medan perang di negeri yang jauh, memimpin pasukan, dan tertawan di perang Boer demi memenuhi hasrat muda mereka. Dia yang mencintai pendidikan, mendirikan sekolah, mengajar, menulis. Dia yang dikejar-kejar, ditangkap, diasingkan. Dia yang diam-diam kembali ke Indonesia kabur dari kungkungan di Suriname sana. Dia yang mendirikan partai politik inlander pertama di hindia belanda: Indische partij. Dia yang kemudian menjadi pelatih anjing profesional :) Perjalanan yang luar biasa bukan? :)

Sebagian menganggap nya opportunist. Pada akhirnya dia masuk masyumi. Dia juga Menjabat beberapa jabatan penting dekat dengan pusat kekuasaan republik baru ketika itu.

Membaca buku ini, saya membayangkan Ernest sebagai pribadi yang pemberani, yang tidak berlebihan dijuluki si "bangsat" oleh musuh-musuhnya.

Menyelesaikan buku in bearti banyak untuk saya. Tidak hanya meluruskan kebodohan sejarah yang saya imani 13 tahun, lebih dari itu membaca kisah Ernest seperti memberikan tambahan keberanian untuk menjalani hidup :)

Tidak ada komentar: