Halaman

Selasa, 19 April 2011

Sukabumi di ujung malam.

Jalan langit, begitu selalu aku menyebut garis yang telah ditentukan, membawaku kembali ke kota ini. Ini kali ke empat aku mencium udara sukabumi, kali pertama saat berkunjung ke rumah seorang kawan sebelum menjelajah pelabuhan ratu, kali kedua saat survey dampak gempa, kali ke tiga bersama keluarga calon istri, dan kali ini saat adik ku yang asli bengkulu, menuntut ilmu di semarang, menikah dengan jejaka sumedang, dan lantas berdomisili serta mengais rezeki di bogor, secara dramatis harus melahirkan di kota ini, di sukabumi.

Kita tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa, dan dalam keluarga beragama apa, sama seperti kita tidak bisa memilih di mana kita akan di lahirkan. Tuhan, dengan berbagai perhitungannya memutuskan bahwa jabang bayi ini harus lahir di sini, jauh dari keluarga ku dari keluarga ayahnya, dari teman-teman kami, dari semua yg menunggu kehadirannya selain ayah-ibu nya

Aku membaca kehendak alam dalam peristiwa, kelak... Tumbuhlah dengan gagah keponakanku sayang, hiduplah dalam kontemplasi mu yang dalam... Semakin tinggi kau akan semakin sendiri, temanmu keyakinan, jalanmu kebenaran. Hiduplah penuh kasih sayang, seperti sepertiga malam yang didatangi pencari maha terkasih. Aku tutup malam,... Aku sambut fajar... Doaku menemani kehadiranmu....

Selamat datang... Panggil saya om icoy saja :)
regard

-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com

Tidak ada komentar: