aku tulis pemahaman, dan pemikiran ku, agar bisa kukenang sedikit lebih lama pada loncatan waktu tak hingga!
Kamis, 01 Desember 2011
Next
I'm getting merried! Wow... Can you imagine that :D
And I will not be lone ranger anymore but two hehehe
Sometime, rasa takut itu datang. Apa perempuan ini akan bersama geloramu yang membara, atau dia akan menjadi air yang memadamkan apimu?
Aku masih semerah dulu meski tak menggelegak seganas neraka, akankah fase ini membunuh mimpi-mimpi dan menggantikannya dengan mimpi-mimpi baru, atau bahkan membuat kita tidak akan mampu lagi bermimpi karena diteror realita dan segala keterbatasan yang ada?
Aku mencintaimu perempuanku, untuk itu telah kuserahkan separuh hatiku dan kini segenap hidupku untuk bersamamu.
Akankah kemudian kita menjadi lebih sibuk memikirkan mobil, rumah, uang ketimbang belajar, bercinta, mencintai, memberi dan berbakti?
Kita tidak pernah tahu seperti apa jalanan di depan sana, perkuat genggaman mu sayang, peluk aku.
Aku percaya kau akan bersamaku menghadapi badai apapun setelah ini. Dan aku hanya mampu berjanji mencintaimu segenap hati dengan seluruh jiwa raga hingga dipisahkan maut. (Dan tidak akan berpoligami dengan alasan apapun tentu saja hehehehe)
Ingatkan aku saat memandang sinis pengemis yang lewat atau tidak berempati pada bapak penjual sapu di simpang jalan itu. Hal-hal sederhana yang begitu aku kagumi darimu :)
Peluk cium untukmu, bismillah mari melangkah :)
regards
-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com
Kamis, 17 November 2011
Cincin
di hatiku kau talikan jangkar, hingga terikat sudah segala rasa berpulang padamu.
Ini kupilihkan sebuah lambang untukmu, percayalah; kesederhanaan membuat kita lebih mensyukuri cinta.
kupasangkan di jari manismu, di sebelah kelingking yang diam-diam bergetar
di hadapan aku yang diam-diam luruh :)
Rabu, 09 November 2011
Renungan tentang kematian sebelum ulang tahun
Kamis, 29 September 2011
Doa
Kamis, 25 Agustus 2011
Between Jobs and Apple
Ada masanya ketika kehadiran Jobs bak dewa yang membawa agama baru di atas kendaraan ajaibnya yang bernama Apple, dia dikritik, dihina, dijegal, namun semua orang menyadari.... Dunia sekarang akan berbeda tanpa hadirnya jobs.
sejatinya Jobs tetap manusia yang pernah mengalami kegagalan, Lisa anak pertama Jobs (seorang putri cantik dari pacarnya dan nama komputer produksi massal terbesar pertama yang lahir dari idenya) merupakan kemanusiawian seorang jobs :)
Beberapa pengamat mengatakan Apple tanpa jobs akan seperti microsoft tanpa gates atau seperti masakan tanpa garam agar lebih mudah kita pahami :p
Jobs mengalami gangguan kesehatan yang serius di setengah abad umurnya yang berharga. Bagi saya, job adalah visioner, pengusaha andal, pengatur siasat ulung, jenderal besar dalam perang kompetisi global. Saya sadar banyak orang hebat di silicon valley selain Jobs, namun bagi saya dia tetap yang terbaik di antara mereka.
kasihan tim Cook yang harus memikul beban yang ditinggalkan Jobs.tidak mudah menggantikan seorang legenda seperti Jobs saya ingat bagaimana sulitnya ke tiga pengganti mahapatih gajahmada memikul beban yang biasanya disandang oleh sang legenda yang memutuskan untuk pensiun dan menjalani tapa brata, bukan bermaksud membandingkan gajah mada dengan jobs, tapi saya membandingkan penggantinya hehehehe :)
Mungkin masa-masa Jobs sudah selesai, hingga saat ini belum muncul bintang utara yang baru yang mungkin bisa menyamai Jobs, tapi dunia pasti merindukan lahirnya orang-orang seperti Jobs.
Jobs belum benar-benar pergi, dia masih bersama kita dan duduk manis sebagai chairman of board Apple, mendampingi Apple di masa sulitnya. Bagi Jobs saat ini mungkin seperti saat seorang ibu menyapih bayinya. Hal yang sulit, bagi ibu maupun bagi bayi, tapi mereka tahu bahwa they should do this!
I dont even know you personally Jobs, tapi semoga kamu sehat-sehat selalu. Seperti Gie, Copernicus, Guevara, Heisenberg, Fourier saya mengagumi anda dan mereka.
Jumat, 19 Agustus 2011
Menghargai Wanita
Bandung dingin malam itu, aku baru selesai mengantarkan pacarku pulang. Menumpang taksi abu-abu aku pulang menuju hotel di dekat sebuah kampus di mana besok aku harus kembali mengikuti kuliah umum tentang gerakan beberapa cm kerak bumi setiap tahun dan hubungannya dengan kegempaan. Taksi melaju pelan, meski argonya tetap kencang, 50.000 rupiah tertera di argo itu saat aku sampai di tujuan dan melirik argometer sebelum melihat isi dompet hadiah ulang tahun yang setia setahun ini menempel di pantatku serupa bisul ku bawa kemana-mana.
Seorang perempuan muda berlari sambil menangis, lelaki muda dengan muka tidak kalah jelek dengan kelakuannya mengejar, menarik tangannya dengan kasar, menyentakkan tubuhnya, menghempaskan perempuan itu kepelukannya, menarik pakaiannya, mendorongnya kembali ke tempat semula. Perempuan itu melawan, apa daya tenaganya kalah jauh tentu saja. Kasihan dia... Air matanya penuh, dia dipaksa masuk kembali ke sebuah restoran. Rambutnya sudah kusut, pakaiannya kusut, lelaki sampah itu tidak peduli, terus setengah menyeret membawanya kembali. Aku marah, ingin rasanya berteriak memaki monyet berkelamin laki-laki yang menyaru manusia itu... Niat kubatalkan demi melihat perempuan muda itu luruh dan akhirnya sesegukan di bahu manusia kera yang ternyata sudah terlanjur mencuri hatinya itu. Dia di kalahkan cinta! Seperti hampir semua kita juga.
Tidak bisakah lelaki monyet itu bertindak sedikit lebih lembut dan bersahabat pada perempuannya?
Tuhanku... Mulai sekarang aku akan menghitung permintaanku kepadamu. Permintaan pertama yang kuhitung ini adalah agar kau lindungi aku dari sikap kasar terhadap makhluk mulia yang kau berikan perintahkan untuk menjadi insan yang harus dihormati tiga kali lebih utama dari kaum ku dan permintaanku yang kedua adalah agar aku tetap manusia, tidak menjadi monyet!
Regard
Haikal Sedayo
Jumat, 22 Juli 2011
Merienplatzt, saat hati mengembara sendiri....
Lensa kamera masih terbuka, dengan perlahan terus mengabadikan kemerlap cahaya yang muncul menemani hadirnya gelap. Sedang hati sedari tadi berkelana entah kemana. Dia mau menemui orang-orang terkasih, dia mau pergi ke dunia para peri.
Aku mencium wajah kaku mu yang dingin, aku mengusap seluruh tubuhmu sebelum membalutnya dengan kain kaku yang menjadi pakaian terakhirmu, dan aku; dengan tanganku sendiri membaringkan mu di tempat itu.
Dua puluh dua tahun yang lalu kau membawaku dengan sepeda motor melintasi kota kecil kita, membawaku ke pasar sederhana agar bisa kau pilihkan pakaian terbaik menyambut ramadhan. Setelah kita sepakat dengan setelan mana yang akan dibeli, kau akan membayarnya dan menyerahkannya kepadaku untuk di bawa, dan aku ingat betapa erat bungkusan pakaian itu aku dekap seolah takut kehilangan. Kau mengusap kepalaku ketika itu, kelak terbanglah, semoga sayapmu terentang ke angkasa; kau berdoa, dan aku benar2 tidak mengerti.
Aku meninggalkanmu saat zaman seolah membuat jurang di antara kita, dan sebelum sempat aku kembali serta berterimakasih untuk harapanmu dua puluh dua tahun yang lalu, kau sudah harus melanjutkan perjalananmu.
Pada akhirnya kami tidak akan pernah lagi menjumpai wajahmu selain dalam kenangan seperti saat ini, membawa harapan mu dua puluh dua tahun yang lalu, kami berjalan dan aku melintasi samudera itu. Dentang lonceng dari katedral menyadarkanku dan di bawah patung bayi yesus di buaian perawan mariam aku berdoa kepada tangan yang menuliskan nasib dalam lauhul mahfuz, semoga damai yang kau cari kau temukan di sana, dan semoga kelak aku bisa kembali dengan jutaan terimakasih kepadamu.
Ramadhan segera datang lagi pa, meski tidak akan pernah sama dengan yang dulu, saat aku begitu menyukai pakaian baru dan kamu.
Aku benci pemakaman!
Senin, 18 Juli 2011
Come from nothing
Minggu, 03 Juli 2011
Dan manakah yang menjadi tujuanmu??
Jumat, 24 Juni 2011
Totalitas
kali ini perjalanan hidup mengharuskan saya berurusan dengan seorang etnis cina warga negara Singapura. di mengurusi perjalanan bisnis yang harus saya jalani beberapa minggu lagi. saya dan dia hanya bertemu sekali waktu di ruang rapat dalam suasana formal, cukup tau wajah dan namanya itu saja.
kontak selanjutnya lewat email dengan embel-embel nama perusahaan masing-masing di belakangnya. dia yang mengurusi segala urusan kami di negaranya, dan kali ini selayaknya klien, saya dan kolega pasif saja menunggu apa yang diberikan, hari ini... rasanya saya harus malu.
dia seorang client portfolio manager perusahaan ternama di industri ini yang menjadi tuan rumah kami. aku tidak tau pasti berapa umurnya, yang jelas masih cukup muda. kesibukannya tentu tidak main-main di sana, dengan cakupan bisnis asia. tapi bukan sekedar undangan formal yang dikirimkan ke kami, bukan sekedar pemberitahuan mengenai training yang harus kami jalani. bahkan dia menyadari ini pertama kali kami mengunjungi kantor pusatnya, dia memberikan informasi dari jalan hingga rekomendasi makanan bahkan tanpa diminta sama sekali. begitu seriusnya dan telitinya dia mempersiapkan keperluan kami.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
aku menghitung waktuku yang habis untuk membuka facebook, bermain game, dan menulis blog di kantor....
aku menghitung ketidakseriusan kami mengerjakan amanah yang sudah diberikan....
aku menghitung betapa besar mulutnya kami dengan kapasitas yang tidak seberapa....
lalu aku paham kenapa thesisku salah dan modeling resiko ini tidak pernah mencapai kata stabil...
totalitas tidak diberikan...
"kerjakan dengan effort terbaik yang kamu mampu"... lebih mudah diucapkan dari pada dilaksanakan.
aku belajar satu hal dari orang yang nyaris tidak aku kenal, tapi belajar dan menerapkan adalah dua sisi yang berbeda, kebanyakan kita hanya belajar dan mengerti, namun tidak pernah benar-benar mampu melaksanakan.
totalitas adalah satu rangkaian kata dengan cinta, dan cinta adalah satu rangaian bersama pengabdian.
kamu pun hanya bisa membaca dan tidak bisa benar-benar mengerti apalagi menerapkan maksud saya kali ini. kamu pun seperti saya, terlalu merasa pintar dan memahami dunia yang rumit seisinya... karena kalau kamu mengerti sekarang juga kamu akan menutup blog ini bila menyadari ini masih jam kerja... dan kamu dibayar bukan untuk membaca tulisan sampah di sini :)
"tapi hidup harus santai.... dinikmati...." begitu katamu?? ya terserahlah :)
Minggu, 01 Mei 2011
Penjara
Sungguh.... Dalam penjaramulah kami telah terperangkap kian dalam di pasrah yang diam.
-28/04/2011
Minggu, 24 April 2011
Tentang Cinta (lagi....)
Sepasang kekasih harus berdiri, tempat duduk telah penuh. Peluh, lelah, hangat cinta mengalir jadi satu. Berpelukan dalam selimut gaib milik mereka sendiri.
Teriakan pedagang, bising mesin kereta, dan riuh rendah suasana bukan apa-apa. Mereka larut dalam pelukan yang seakan abadi... Menampar kita yang merasa berada, meski miskin waktu bertemu, meski terkungkung mimpi-mimpi duniawi...
Memerdekakan diri ternyata bukanlah hal yang mudah. Aku mencatat dalam diam, seorang pecinta harus merdeka dan memiliki pasangan yang juga merdeka.
Berbahagialah kalian, pasangan pecinta di kereta :)
regard
-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com
Selasa, 19 April 2011
Sukabumi di ujung malam.
Kita tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa, dan dalam keluarga beragama apa, sama seperti kita tidak bisa memilih di mana kita akan di lahirkan. Tuhan, dengan berbagai perhitungannya memutuskan bahwa jabang bayi ini harus lahir di sini, jauh dari keluarga ku dari keluarga ayahnya, dari teman-teman kami, dari semua yg menunggu kehadirannya selain ayah-ibu nya
Aku membaca kehendak alam dalam peristiwa, kelak... Tumbuhlah dengan gagah keponakanku sayang, hiduplah dalam kontemplasi mu yang dalam... Semakin tinggi kau akan semakin sendiri, temanmu keyakinan, jalanmu kebenaran. Hiduplah penuh kasih sayang, seperti sepertiga malam yang didatangi pencari maha terkasih. Aku tutup malam,... Aku sambut fajar... Doaku menemani kehadiranmu....
Selamat datang... Panggil saya om icoy saja :)
regard
-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com
Minggu, 17 April 2011
Sabtu, 16 April 2011
tembang asmaradana...
Anjasmara ari mami
mas mirah kulaka warta
dasihmu tan wurung layon
aneng kutha Prabalingga
prang tandhing Wurubhisma
karia mukti wong ayu
pun kakang pamit palastra.
Aku telah coba agar kau temukan diri mu dalam mataku, buat kau temukan jalanmu di langkah ku, tapi tentu kau setara pandawa yang perkasa... jalan menuju hatimu harus kau temukan sendiri, dan aku harus belajar menjadi sekuat anjasmara melepas mu yang "mungkin" tidak akan kembali memeluk malam bersamaku di selimut kusam ini....
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun,
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah
pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti,
yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata.
Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta,
nasib, perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya
disebutkan.
Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok
pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara,
ia tak akan mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba,
karena ia tak berani lagi.
Anjasmara, adikku, tinggallah seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku,
kulupakan wajahmu.
(Goenawan Mohamad, 1992: 44)
Aku buka genggaman ku yang memaksa kau berada dalam lingkup gaib selimut ini, kau hanya perlu melangkah, maka akan kau masuki hingar bingar stasiun kereta ini, mungkin kau akan menaiki kereta terakhir malam ini, aku di sini menunggu semoga kau kembali atau setidaknya mengingat di mana kita lewati keramain dalam kesepian dibalik dunia ajaib ini, yang hanya ada aku, yang hanya ada kamu.
itu paggilan naik untuk kereta terakhir,... bergegas lah. aku akan segera menyusul, dan akan kumenangkan hatimu kembali.... sebelum itu, biar ku musnahkan dulu selimut gaib ini.
Jumat, 18 Maret 2011
Tentang kami, bakti kami yang setitik
Perempuan yang duduk bersamaku menghabiskan malam di pantai pangandaran.
Saat itu, benih cinta mulai tumbuh.
Aku sangat yakin akan mampu menyatakan isi hati, mengajaknya berbagi kisah dan saling mendampingi malam itu juga.
Percakapan yang lahir dari saling diam itu diawali dengan debat singkat tentang arah australia dari tempat kami berada. Memandang samudera terhampar, mencium bau angin dan kami mulai saling me-reka di mana kiranya letak benua kangguru. Dia sebenarnya tidak tahu, aku pun sama... Tapi kami berdebat panjang, mengemukakan bermacam-macam argumen dan saling tertawa, karena kami tahu... Bahwa kami tidak "benar-benar" tahu :) tapi itu tidaklah penting, menghabiskan waktu itu dengan nya adalah kebahagiaan bagiku.
Sampai pada suatu jeda, saat aku begitu yakin akan mampu menyampaikan isi hati... Dia berbicara tentang laut. Dia menatap ombak yang mencium bibir pantai, matanya lurus... Jiwanya lurus, dan dia mulai menjelaskan tentang gelombang pecah... Tentang bentuk pantai yang mempengaruhi arus... Tentang jiwa dan napas laut yang dipelajarinya.
Aku terdiam, tiba-tiba semua benteng keberanian yang kubangun perlahan dan ku kokohkan dengan niat yang sngguh-sungguh hancur sudah... Dia sempurna di mataku saat itu, di matanya kilat kecerdasan terpancar, dalam suaranya... Aku luruh, aku sadar, kelak... Nasib akan membawanya terbang, mungkin ke tempat yang terlalu tinggi untuk aku capai.
Namun jalan hidup mengizin kan kami kemudian bersama, kadang aku dengan ke egoisan ku mencoba menahan kepak sayap nya agar tidak terlalu tinggi hingga bisa terus kugapai, kadang aku terlalu keras memaksanya menjadi "aku"!
Garis langit memisahkan kami ribuan kilometer, untuk kemudian berbaik hati kembali menyatukan kami. Dia datang dari tempat yang tinggi, kembali... Mengejawantahkan apa yang dulu pernah aku pikirkan tentang dia.
Tiba-tiba aku tidak rela melihat dia hampir terpenjara di belakang meja kerja, aku tidak rela dia hanya melakukan hal-hal biasa... Aku pernah menyaksikan mata itu berbicara di bawah langit pangandaran, aku pernah mendengar napas dan jiwa laut dari suaranya.
------------------------------------------------------
Ini baktimu sayang, kau akan menghadapi rintangan, kau akan dituduh melakukan hal tercela yang aku tahu pasti tidak kau lakukan. Dan aku tahu, setitik bakti ku adalah memastikan kau, mampu terbang, melesat melintasinya untuk kemudian kembali bersamaku menyelam di dalamnya samudera.
Dan aku.... Akan terus mencintaimu meski tanpa itu semua :)
regard
-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com
Selasa, 15 Maret 2011
....
Kali ini aku kembali duduk di sini, dalam diam panjang... Sesekali berdiri, melihat melintasi kaca pintu ruangan itu, kau berdiri di situ, memperjuangkan apa yang telah kau kerjakan lebih dari setahun ini. Kau berdiri anggun disitu dengan sejuta ekspresi, dari senyum, bingung, bahagia, dan banyak lagi :) memperjuangkan gelar yang akan diputuskan setelah mereka2 yang jauh lebih pintar dari kau dan aku itu setuju, dan mau menganggap dirimu layak menyandangnya.
Meski kita berdua tahu, gelar dan penghargaan serta baju kebesaran, dan upacara2 itu bukanlah apa2... Apa yang telah kau lewati selama melakukan prosesnya adalah apa yang patut kita hargai lebih jauh
Aku menyalakan Ipod, gitar joe satriani memenuhi gendang telinga. Dunia kita seakan sedang terpisah sangat jauh... Di balik pintu itu ada dunia yang lain, dunia yang semoga menjadikan kamu lebih baik, menjadikan kamu lebih bijak,
Mungkin tidak akan membantu apa-apa, aku hanya mau hadir... Menemanimu, melawati satu ujian terakhir sebelum memasuki fase berikutnya dari ceritamu, cerita kita... yang aku yakin masih sangat panjang sayang... :)
A New Master of Science born today
regard
-M Haikal Sedayo
http://rescogitan.com
Rabu, 02 Maret 2011
ditantang seratus dewa
membaca syair Rendra... hiburan saat picking seismik jadi tidak lagi menyenangkan :
..........
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.
WS. Rendra, Sajak-sajak sepatu tua, 1972
Selasa, 15 Februari 2011
Belum bisa tidur
Selasa, 01 Februari 2011
Perempuan itu...
Dia datang, usianya sama dengan adik perempuanku yang paling bungsu, sekilas aku lihat tubuh nya ringkih, hanya tersisa kulit membungkus tulang-belulang, sungguh berbeda dengan adik kesayangan ku yang gempal itu. Nasi dengan lauk nya lebih menarik, aku makan, ayam bakar terasa nikmat.
Senjatanya kotak semir, menawari kami jasa untuk membersihkan sepatu, menggosoknya agar kembali bersih- mengkilat. Kami tak bergeming, hanya menghadapkan telapak tangan tanda penolakan. Makanan ini masih terasa nikmat.
Dia duduk di pojok dekat pintu, terkantuk-kantuk, mukanya lapar. Kami usai makan, membayar, lalu melewatinya pulang kembali ke kantor mengerjakan pekerjaan yang entah dengan perut kenyang dan hati senang. Makanan tadi masih terasa nikmatnya.
Hati ini dari apa?? Resistensi itu akhirnya hadir... Membuat mata yang melihat menjadi tak berguna... Memenuhi rongga-rongga hati dengan baja-baja keras yang anti peluru.
Kami ini apa?? Makhluk sosial yang bagaimana?? Mengapa hati tidak mau berempati??
Lalu aku sadar... Sudah lama... Sampai aku lupa... Kapan terakhir kali nurani datang, mengetuk pintu, lalu berbagi secangkir kopi hangat dan selautan cerita.
Terkutuklah!
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.
Nyanyian camar
Lalu kutemukan sepotong sajak dr lailatul kiptiyah, puisi yang menelajangi aku, kamu, dan ke egoisan kita...
_______________________________________
NYANYIAN CAMAR
Petang bagiku adalah sarang
dimana angananganku riang menerawang
membawa lelah dan risauku pulang
di hening dada karang
kubawa serentetan lagu sendu
lewat paruh dan sayapku
setelah kuterdekap gemerlap pagi
tempat kubaringkan penggalan mimpi
kelak tak perlu kutakut pada sepi
di taman surga Illahi
Februari 2011 (1432 H)
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.
Rabu, 26 Januari 2011
Pencapain
Hari ini dihabiskan setelah malam panjang yang memaksa saya akhirnya mampu memahami apa yang 3 tahun tidak pernah mampu saya pahami.
Hari ini adalah hari di mana saya merasa tercerahkan, ketika melihat di atas langit masih ada langit, di dimensi yang berbeda langit bisa berubah menjadi bumi.
Hari ini saya menikmati penderitaan menahan kantuk yang sangat, hari ini saya menikmati kebahagian setelah duduk semeja dengan mereka2 yang sempat membuat lidah saya tidak mampu berkata2 ketika sidang akademis pertama.
Terimakasih guru2 ku, ini terimakasih dari dalam hati... Ini terimakasih yang sederhana dari kami.
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.
Senin, 10 Januari 2011
Pitutur padi
-----Original Message-----
From: haikal842001@gmail.com
Date: Mon, 10 Jan 2011 16:46:15
To: Bunga Matahari<bungamatahari@yahoogroups.com>
Reply-To: haikal842001@gmail.com
Subject: Pitutur padi
Dari milis bunga matahari, karya lailatul kiptiyah, puisi yang luar biasa :
Semula
aku adalah benih
yang kau semai dengan doa-doa lirih
lalu hujan jatuh berderak
mengajak cangkulmu menyalami sawah sepetak
tak kutemu musim melangkah mundur
namun tidak denganmu kala tandur
hingga kau pun rela bergelung dalam saung-sinung menjagaku
dari sergapan hama wereng hingga belitan benalu
agar tubuhku mumpuni tumbuh merunduk meninggi
merunduk meninggi menaungi isi
mangajar ilmu hidup yang hakiki
yang sabar kau hirup lewat harum jerami
lalu musim berganti
Tuhan me-rahmati
mengisi celung lesungmu
dengan biji-bijiku yang serupa bentuk
benih-benih yang kau semai
dengan serbuk-serbuk doa yang tawadu'
Jakarta, 05 Januari 2010 (29 Muharram 1432 H)
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.
Sabtu, 01 Januari 2011
... Saya adalah perwujudan keinginan saya, seperti kami adalah cerminan keinginan kami
Ada pria gendut berkacamata bersama istrinya, mengaku uwak saya, memaksa-maksa saya menikah, apa mereka tahu macam mana hidup saya? Apa mereka pikir hidup saya baik-baik saja setelah papa meninggalkan kami dengan egoisnya menuju ketenangan yang kekal?
Saya, sungguh tidak merasa nyaman dengan diminta dan dipaksa-paksa. Apapun yang saya lakukan adalah keputusan saya, dan apapun yang kami lakukan adalah keputusan kami, saya tidak menolak seandainya itu hanya saran atau dorongan sebagaimana yang selama ini sudah sering saya dengar, sayang nya mereka mulai seperti ingin mengatur langkah saya.
Baiklah paman gendut dan bibi yang baik hati. Pertama aku ingin kalian dengarkan ini baik-baik : saya adalah pemberontak, dan akan saya yakinkan kalian bahwa kalian semua dan penjara kata-kata itu tidak akan mampu mendikte langkah dan keputusan saya!
Termasuk kenapa saya tidak mengenakan pakaian resmi hari ini, terimakasih :)
Sent from my BlackBerry® via Smart 1x / EVDO Network. Smart.Hebat.Hemat.