Akhirnya tangis sang bayi menggema, seketika kaki yang telah berkelana ke pelosok-pelosok negeri ini kehilangan tenaga. Aku terduduk mengucap syukur, menyeka bahagia yang tumpah di sudut mata, kulihat kekasihku terbaring di sana, senyumnya lemah namun wajahnya lega, kulihat anak kami di sana, tangisnya hebat menyambut atmosfer di luar tubuh ibunya, kulitnya merah, tangannya menggapai-gapai udara, aku berdoa agar kelak tangan itu bisa menyentuh langit biru di atas sana.
Bahagiaku?? Jangan kau tanya lagi, aku belum pernah selega dan sebahagia ini. Selamat datang Bumi Biru Kelana, tumbuhlah bersama kami, kelak berjalanlah ke segala penjuru, jatuh cintalah, belajarlah dari kesalahanmu, gali kebijaksanaanmu hingga sedalam samudera dan beranganlah setinggi langit yang biru, jangan lupa untuk memastikan agar hatimu selalu mengakar di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar